Tribun Tanggamus
BPBD Tanggamus Fokus Penanganan 4 Lokasi Dampak Banjir Semaka
BPBD Tanggamus masih lanjutkan penanganan dampak banjir di Kecamatan Semaka maksimal 10 hari ke depan.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - BPBD Tanggamus masih lanjutkan penanganan dampak banjir di Kecamatan Semaka maksimal 10 hari ke depan.
Menurut Budiman, Kasi Kedaruratan BPBD Tanggamus, penanganan dampak bencana dilakukan selama 14 hari sesuai standar masa tanggap darurat bencana.
Harapannya target penanganan tercapai selama masa tersebut.
"Masa penanganan sampai 14 hari, dan sekarang sudah berjalan empat hari masih ada waktu 10 hari lagi. Semoga penanganannya selesai," kata Budiman, Minggu 4 Oktober 2020.
Ia mengaku, saat ini masih fokus pada beberapa titik penanganan, mulai dari jalan lintas barat (jalinbar) pada ruas Pekon Sedayu.
Di titik ini ada pertigaan jalan sekaligus penumpukan material banjir paling banyak.
Titik ini penting karena terkait jalan lintas antar kabupaten dan provinsi, serta lintas antar kecamatan.
Kemudian juga lokasinya di bawah turunan yang tajam jika dari arah Sedayu Atas.
"Di lokasi ini kami singkirkan tanah dan lumpur karena ada di jalan dan menutupi drainase. Sehingga kalau ada ada hujan lagi air masuk ke drainase," terang Budiman.
Sedangkan untuk aliran beberapa sungai kecil yang melintasi jalinbar secara umum sebagian besar sudah ditangani.
Hanya tinggal di aliran sungai dekat Masjid Baiturrahman, Way Kerap.
"Kami lakukan bertahap, pastinya satu-satu dulu ditangani, selanjutnya bergiliran ke tempat lainnya," kata Budiman.
Kemudian fokus lainnya adalah di pembuatan tanggul anak sungai yang ada di Dusun Banding Agung, Pekon Way Kerap.
Di lokasi tanggul selalu jebol, yakni pada awal Agustus lalu dan akhir September kemarin.
Lokasinya juga dekat dengan kawasan perumahan warga yang padat. Maka saat tanggul jebol tentunya membanjiri pemukiman warga. Dan bentuk aliran sungainya juga berupa tikungan.
Selanjutnya fokus juga pembuatan tanggu Way Sedayu yang ada di Pekon Sukaraja.
Di lokasi ini sebelumnya tanggul habis terkikis dan menghanyutkan 20 makam.
"Tanggul di lokasi itu juga berat, karena setelah kami hitung tanggul yang harus dibangun sepanjang dua kilometer. Jadi sangat panjang," terang Budi.
Dengan pekerjaan yang berat tersebut, ia mengaku menunggu satu lagi tibanya alat berat.
Tujuannya dengan penambahan alat berat bisa merampungkan pembuatan tanggul selama masa tanggap darurat.
Penanganan lainnya di sekitar Pasar Sukaraja, berupa pembuatan tanggul aliran sungai kecil dan penyingkiran material lumpur pada jalanan.
Begitu juga untuk lingkungan pemukiman di Pekon Sukaraja.
Karena dampak banjir banyak material tanah dan lumpur nail ke jalan-jalan di Pekon tersebut.
Budiman mengaku untuk dapur umum sudah ditutup dan itu pun atas kesepakatan bersama antara pihak Kecamatan Semaka, Dinas Sosial, BPBD, TNI, kepolisian dan perwakilan pekon-pekon.
"Dapur umum sudah berakhir karena hasil assessment warga yang terkena banjir sudah bisa mencukupi kebutuhan dan pengolahan makanan di rumahnya. Jadi dapur umum ditutup," kata Budiman.
Ia mengaku, sebenarnya dapur umum kondisinya situasional tidak sama dengan masa untuk penanganan bencana.
Pertimbangan sampai korban bencana bisa memenuhi lagi kebutuhan makanan maka dapur umum bisa diakhiri.
(Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)