IDI Minta Pilkada Ditunda, Angka Kematian Covid-19 di Sumsel Lampaui Nasional

Tujuh wilayah yang melaksanakan Pilkada serentak di Sumatera Selatan menurut Rizal belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.

Editor: Romi Rinando
Grafis Tribunlampung.co.id/Dodi Kurniawan
Ilustrasi Pilkada : IDI Minta Pilkada Ditunda, Angka Kematian Covid-19 di Sumsel Lampaui Nasional 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Jumlah persentase kematian Covid-19 di Sumatera Selatan 5,7 persen. 

Angka tersebut melampau jumlah persentase kematian tingkat nasional.

Dilatarabelakangin hal tersebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumatera Selatan meminta agar pelaksanaan Pilkada serentak pada 9 Desember 2020 ditunda. 

Menurut Ketua IDI wilayah Sumatera Selatan dr Rizal Sanif, pelaksanaan Pilkada serentak dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada penyebaran Covid-19. 

 Sebab, konsentrasi massa ketika mengikuti Pilkada serentak, mulai dari kampanye hingga pencoblosan, pasti akan berkumpul tanpa menjaga jarak. Sehingga tingkat kerawanan penularan akan terus terjadi. 

"Kalau masih dipaksakan (Pilkada serentak) yang akan kewalahan adalah tenaga kesehatan. Dampak buruknya juga penularan akan kembai tinggi. Disarankan lebih baik ditunda dulu," kata Rizal, Senin (5/10/2020). 

UPDATE Corona di Lampung 30 September, Ada 19 Kasus Baru, Lampung Tengah Penyumbang Terbanyak
Ilustrasi 

Kasus Corona di Lampung: 3 Zona Oranye dan 698 Pasien Sembuh

Jalani Swab Tes Virus Corona, Artis Syahnaz Sadiqah Takut dengan Hasilnya

Ayu Ting Ting Menghilang dari Layar Kaca Disebut Kena Corona, Ayah Rozak: Naudzubillah

Tujuh wilayah yang melaksanakan Pilkada serentak di Sumatera Selatan menurut Rizal belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai. 

Adapun Kabupaten yang melaksanakan Pilkada serentak itu yakni, Ogan Ilir,Ogan Komering Ulu (OKU) , OKU Selatan, OKU Timur, Musirawas, Musirawas Utara (Muratara) dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) . 

"Bukan saja perawatan, tenaga medis di sana juga masih minim ini harus dipikirkan," ujarnya.

Tracing dan testing masih rendah

Sejak pandemi Covid-19 berlangsung awal Maret lau, tracing terhadap warga yang terpapar virus corona di Sumatera Selatan pun masih minim. Sebab, untuk tracing tersebut harus 1:1000 warga. 

"Kita harus akui testing sampai saat ini masih rendah,"tegas Rizal. 

Hal yang sama diungkapkan Pakar Epidemiologi dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Iche Andriany Liberty jika sejauh ini tracing di Sumsel masih minim. 

Bahkan, kabupaten OKU, OKU Selatan, OKU Timur dan Musirawas masih sangat sedikit mengirimkan sampel ke laboratorium. 

"Kalau tidak ada sampel yang dikirim, kita akan kesulitan untuk melakukan tracing," jelas Iche.

 

Pilkada tetap jalan, asal...

Penularan Covid-19 di Sumsel sampai saat ini masih di angka 27,15 persen. Sehingga, kondisi tersebut dikhawatirkan dapat kembali membuat lonjakan angka kasus positif. 

"Boleh saja untuk melaksanakan Pilkada, tapi syaratnya angka penularan harus di bawah lima persen. Untuk Sumsel sampai saat ini masih tinggi sekali, ini harus jadi perhatian bersama,"ujarnya.

Sebelumnya, ketua KPU Sumatera Selatan Kelly Mariana mengaku jika pada pelaksanaan pilkada nanti akan diikuti dengan standar protokol kesehatan. 

Bahkan, untuk seluruh petugas TPS dan masyarakat juga diwajibkan menggunakan masker.

"Waktu pencoblosan juga akan dibagi jamnya, sehingga warga bisa bergantian dan tidak terjadi kerumunan massa," kata Kelly beberpa waktu lalu.

Berdasarkan situs Satgas Covid-19 Sumsel, kasus positif pada Minggu (5/10/2020) bertambah sebanyak 46 orang sehingga totalnya menjadi 6.323. Sementara kasus sembuh 65 orang dan menjadi 4.691. Kemudian, untuk kasus meninggal bertambah satu orang dan totalnya menjadi 356 orang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Persentase Kematian Covid-19 di Sumsel Lampaui Nasional, IDI Minta Pilkada Ditunda"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved