Tribun Lampung Utara

Cerita Pembuatan Tari Tibak Lampung Utara Tampil di PKN 2020, Lahir dari Tradisi Memakai Daun Pisang

Seperti apa cerita lahirnya tarian ini dan bagaimana proses pembuatannya? Nani Rahayu menjadi salah satu konseptor Tari Tibak.

Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
Tari Tibak Asal Lampung Utara. Cerita Pembuatan Tari Tibak Lampung Utara Tampil di PKN 2020, Lahir dari Tradisi Memakai Daun Pisang 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Anung Bayuardi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG UTARA - Tibak atau Tari Daun Pisang dari Kabupaten Lampung Utara akan tampil dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020.

Para penari tarian kreasi ini akan menjadi perwakilan Provinsi Lampung dalam kegiatan itu.

Seperti apa cerita lahirnya tarian ini dan bagaimana proses pembuatannya?

Nani Rahayu menjadi salah satu konseptor Tari Tibak.

Ia juga Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Utara.

Ia menuturkan, Tari Tibak lahir dari tradisi masyarakat mengenai penggunaan daun pisang.

Tradisi itu sudah berlangsung sejak dahulu sampai saat ini.

Ia bercerita, daun pisang sudah sejak lama digunakan para ibu saat bepergian ke kebun sebagai alat pelindung panas dan menutup kepala saat hujan.

Daun pisang juga menjadi pembungkus makanan tradisional masyarakat, seperti sekubal, pepes ikan, dan lainnya.

"Dari tradisi tersebutlah saya membuat konsep tarian ini, memadupadankannya dengan kebudayaan masyarakat Lampung. Jadi Tari Tibak mempunyai filosofi bahwasannya daun pisang sangatlah bermanfaat bagi masyarakat Lampung," cerita Nani kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (13/10/2020).

Nani tentu tidak sendirian membuat konsep tarian tersebut.

Ia melibatkan juga koreografer Nabilla Kurnia Adzan.

"Saya konseptornya, Mbak Nabilla koreografernya," kata dia.

Nabilla Kurnia Adzan menuturkan, tidak ada kesulitan dalam penggarapan Tari Tibak tersebut.

Para penari merupakan rekannya satu sanggar.

“Untuk chemistery-nya sudah terbentuk dari sanggar tari. Jadi tidak sulit dalam koreografinya,” ujar Nabilla.

Kesulitannya hanya dalam menentukan jadwal latihan bersama. Sebab, tarian tersebut diluar pelajaran menari di sanggar.

“Kadang ada yang bisa waktunya, yang lain enggak bisa. Jadi harus sepakat tentukan hari latihan. Itu yang sulit,” tuturnya.

Persiapannya sudah dilakukan sejak setahun yang lalu, mulai dari ide, koreografi, serta menentukan lokasi pengambilan syuting oleh Kemendikbud.

Untuk peragaan tari, dilakukan secara bersama-sama demi menghasilkan sebuah kreasi tari yang seirama dengan ide awal.

Baju para penari juga dibuat secara khusus.

Jadi tidak ada halangan.

Untuk proses pengambilan gambar dipilih di Kecamatan Abung Timur.

Hal itu sesuai permintaan dari Kemendikbud yang menginginkan suasananya asri seusai dengan kebudayaan masyarakat Lampung.

“Kalau kemarin itu di sana, kami lihat memang lokasinya pas. Karena masih ada rumah panggung. Kalau ada yang sudah bagus rumahnya, nanti kurang mencerminkan suasana di kampung khususnya masyarakat Lampung,” katanya.

Kalau properti pendukung lainnya tidak ada kesulitan, seperti daun pisang.

Menurutnya tidak sulit mencarinya.

Tari Tibak akan tampil bersama 9 karya perwakilan daerah di Indonesia hasil kurasi pergelaran Pekan Kebudayaan Nasional Tahun 2020.

Sejak Kamis (8/10/2020), tim kreatif Direktorat Kebudayaan pusat telah turun ke Lampura untuk memvideokan langsung tarian tersebut.

Video tersebut nantinya akan diputar serentak di laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada November 2020. (Tribunlampung.co.id/anung bayuardi)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved