Tribun Bandar Lampung
3 Hari Pelaksanaan Rapid Test Massal di Bandar Lampung, 46 Pendatang Reaktif Covid-19
Sudah 46 orang menunjukan hasil reaktif Covid-19 seusai tes cepat atau rapid test di pintu masuk Kota Bandar Lampung.
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id V Soma Ferrer
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sudah 46 orang menunjukan hasil reaktif Covid-19 seusai tes cepat atau rapid test di pintu masuk Kota Bandar Lampung.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ahmad Nurizki Erwandi mengatakan, jumlah tersebut merupakan total dari 1.833 sampel uji cepat bagi pendatang yang masuk ke wilayah Kota Bandar Lampung.
Dengan rincian rapid test 26-27 Oktober 2020, terdapat 1.227 uji sampel dan 608 sampel pada 28 Oktober 2020.
Sementara untuk Kamis (29/10/2020) masih dalam pelaksanaan.
"Laporan terakhir yakni pelaksanaan rapid test yang digelar kemarin, sebanyak 30 dari 608 sampel dinyatakan reaktif (Covid-19), dan seluruhnya warga luar Bandar Lampung," ujar Ahmad Nurizki Erwandi, Kamis (29/10/2020).
Baca juga: Herman HN Perpanjang Pelaksanaan Rapid Test di Pintu Masuk Kota Bandar Lampung
Baca juga: Kaget Diberhentikan saat Masuki Kota Bandar Lampung, Warga Palembang: Gak Nyangka Harus Rapid Test
Sebelumnya, telah dilaksanakan rapid test di dua titik posko perbatasan dengan jumlah 1.227 alat rapid tes pada 26-27 Oktober 2020.
Di mana, 16 orang dinyatakan reaktif dan 1.211 orang dengan hasil nonreaktif.
Bahkan, beberapa orang reaktif diketahui merupakan warga Bandar Lampung.
Ia menerangkan, untuk hasil reaktif dari orang yang menuju Bandar Lampung pihaknya akan meminta yang bersangkutan untuk memutarbalikan kendaraan dan diminta untuk kembali ke kediaman aslinya.
"Untuk warga di luar Kota Bandar Lampung diminta untuk putar balik dan kembali ke daerah asalnya," terang Ahmad Nurizki Erwandi.
"Sementara untuk yang pulang ke Bandar Lampung, kami minta langsung menunju ke rumah," tambah Ahmad Nurizki Erwandi.
Ia menjelaskan, pihaknya akan memberikan data temuan hasil reaktif tersebut kepada Satgas Covid-19 kecamatan, untuk proses pemantauan isolasi.
"Selain itu, datanya juga kita berikan kepada Dinas Kesehatan untuk kemudian diambil langkah tindak lanjut," tandas Ahmad Nurizki Erwandi.
(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)