Pilpres AS 2020

Putin Belum Beri Ucapkan Selamat pada Joe Biden, Beda Saat Donald Trump Menang Pilpres AS

Presiden Rusia itu rupanya punya alasan tersendiri belum memberikan ucapan selamat pada Joe Biden.

Editor: taryono
(REUTERS/Alexander Nemenov/POOL)
Putin Belum Beri Ucapkan Selamat pada Joe Biden, Beda Saat Donald Trump Menang Pilpres AS 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Joe Biden menangi Pilpres AS 2020 mengalahkan rivalnya, Donald Trump.

Sejumlah pemimpin dunia pun telah memberikan ucapan selamat pada Joe Biden.

Lalu bagaimana dengan Vladimir Putin.

Presiden Rusia itu rupanya punya alasan tersendiri belum memberikan ucapan selamat pada Joe Biden.

Vladimir Putin rupanya sedang menunggu pengumuman resmi hasil  pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), sebelum mengucapkan selamat kepada seorang pemenang.

"Kami menunggu hasil resmi difinalisasi.

Saya ingin mengingatkan Anda bahwa Presiden Putin berulang kali mengatakan dia akan menghormati pilihan rakyat Amerika," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Alarabiya dan Reuters, Seni (9/11/2020).

 Banyak pemimpin dunia telah mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS Joe Biden setelah ia memimpin perolehan suara  atas petahana Presiden Donald Trump.

Baca juga: Hotman Paris Sebut Maybank Siap Ganti Uang Atlet E-Sport Winda Earl tapi Ada Syaratnya

Baca juga: Mama Amy Sudah Punya Panggilan Sayang untuk Dimas Ramadhan, Tukang Bakso Mirip Raffi Ahmad

Ketika Trump memenangkan pemilihan presiden 2016 atas Hillary Clinton, Putin mengucapkan selamat kepadanya dalam waktu sekitar satu jam.

Peskov mengatakan bahwa pemilihan presiden AS kali ini berbeda, karena ada gugatan hukum yang Trump ajukan—yang telah menolak untuk mengakui kekalahan.

"Perbedaannya cukup jelas... kemudian tidak ada pengumuman tentang gugatan hukum," kata Peskov.

Dia menambahkan bahwa Moskow siap untuk bekerja dengan siapa pun yang dinyatakan sebagai pemenang suara dalam pemilihan presiden AS.

 "Kami berharap, dengan presiden Amerika Serikat berikutnya akan  membangun kembali dialog dan bersama-sama menyepakati cara-cara untuk menormalkan hubungan bilateral kita," katanya.

 Rusia dituduh ikut campur dalam pemilu 2016 untuk membantu Trump terpilih.(AFP, Reuters, Alarabiya)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved