Di Balik 'Harmonisnya' Keluarga, Ada Jeritan Jiwa yang Berujung Tragedi Pembunuhan
Lebih dari sekadar motif utang judi online, kasus pembunuhan ini memunculkan dugaan kuat akan kerapuhan kesehatan mental yang tak terdeteksi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Banten - Tragedi memilukan yang menggemparkan warga Kampung Sindangresmi, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Pandeglang, pada Kamis (11/9/2025) pagi, bukan hanya menyisakan duka mendalam, namun juga membuka tabir pertanyaan besar.
Bagaimana sebuah keluarga yang dikenal harmonis bisa berujung pada pembunuhan sang istri, IN (24), dan anaknya, AK (8 bulan), oleh sang suami, IQ (24)?
Lebih dari sekadar motif utang judi online atau masalah pekerjaan, kasus ini memunculkan dugaan kuat akan kerapuhan kesehatan mental yang tak terdeteksi, berujung pada tindakan ekstrem yang tragis.
Pembunuhan adalah tindakan menghilangkan nyawa orang lain secara sengaja dan melawan hukum. Ini merupakan salah satu kejahatan paling serius dalam sistem hukum pidana.
Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunBanten.com, mulanya, kasus ini terungkap saat Jajang Sudrajat, ayah korban, menemukan putri dan cucunya tak bernyawa. Namun, penyelidikan polisi mengungkap dimensi lain yang memilukan.
Kapolres Pandeglang, AKBP Dhyno Indra Setyadi, menjelaskan adanya petunjuk dari postingan terakhir di akun Instagram sang istri.
Namun, ternyata postingan itu dibuat oleh pelaku, IQ, pada pukul 01.00 WIB dini hari, setelah ia diduga menghabisi nyawa anak dan istrinya.
Dalam postingan tersebut, IQ menuliskan permintaan maaf yang menyayat hati, "Ayah minta maaf sayang," disertai foto istri dan anaknya.
Pesan ini bukan sekadar pengakuan dosa, melainkan sebuah seruan kegalauan yang terlambat, sebuah cerminan pergulatan batin yang ekstrem setelah melakukan aksi keji.
"IQ disinyalir sempat galau di tengah malam setelah membunuh anak dan istrinya," ujar AKBP Dhyno, mengindikasikan adanya gejolak psikologis berat yang dialami pelaku.
Jeda waktu antara postingan pukul 01.00 WIB dan penemuan jasad pukul 08.00 WIB pagi, yang diperkirakan oleh penyidik sebagai waktu kematian 6-12 jam, menggambarkan momen-momen kelam ketika IQ bergumul dengan perbuatannya, sebelum akhirnya ia pun mengakhiri hidupnya.
Para tetangga dan keluarga mengenal pasangan IQ dan IN sebagai pasangan yang harmonis, bahkan sejak pacaran di bangku SMA.
"Dari hasil keterangan keluarga korban dan tetangga, selama ini tidak ada percekcokan di antara keduanya," ungkap AKBP Dhyno.
Namun, citra ideal ini kontras dengan dugaan motif yang muncul, lilitan utang judi online dan masalah keuangan dari pekerjaannya sebagai kurir ekspedisi, di mana ada uang Rp12 juta yang tidak disetorkan.
Berita selanjutnya Alasan Sebenarnya Suami Bunuh Istri dan Anak di Banten, Postingan Jadi Petunjuk
pembunuhan
Sosok Nindia Nofrin, Korban Perampokan Disertai Pembunuhan di Jambi |
![]() |
---|
Pelaku Pembunuhan Nindia Novrin Bawa Kabur Mobil Pajero Sport Milik Korban, Nyaris Menabrak Ibu-ibu |
![]() |
---|
Nindia Novrin Tewas dengan Luka Tusuk di Leher, Mobil Pajero Sport Hilang |
![]() |
---|
Misri Diduga Ikut Merekayasa Kasus Pembunuhan Brigadir Nurhadi |
![]() |
---|
Briptu Rizka Kaget Suami Banyak Utang, Beredar Besaran Utang Brigadir Esco Capai Rp 390 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.