Tribun Bandar Lampung
Atlet Kempo Asal Lampung Sabet Emas di Kejurnas NBKOKN, Latihan di Sela-sela Kesibukan sebagai ASN
Mulya Sitanggang berhasil menyabet medali emas pada kejuaran tersebut dan berhasil mengalahkan masing-masing perwakilan dari 22 Provinsi
Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Muhammad Hardiansyah Kusuma
TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Prestasi yang membanggakan kembali diraih oleh atlet Provinsi Lampung dalam kejuaraan nasional Norma Baru Kejuaraan Olahraga Kempo Nasional (NBKOKN) tahun 2020.
Cabang olahraga Kempo yang dilaksanakan pada 7-10 November 2020 lalu pemenangnya telah diumumkan pada Rabu, 11 November 2020 kemarin.
Mulya Sitanggang berhasil menyabet medali emas pada kejuaran tersebut dan berhasil mengalahkan masing-masing perwakilan dari 22 Provinsi yang mengirimkan perwakilannya pada cabang lomba.
Mulya Sitanggang saat ditemui Tribunlampung.co.id disela-sela kesibukannya sebagai ASN di Dinas Pariwisata Provinsi Lampung ini menceritakan karena adanya pandemi Covid-19, sistem perlombaan yang dilaksanakan berbeda.
"Maka diubahlah sistem pertandingan tersebut melalui online, jadi setiap pengurus Provinsi Lampung Supriyanti mengirimkan rekaman video masing-masing atletnya berdasarkan nomornya, paling lambat 31 Oktober lalu."
"Sesudah itu pihak panitia melaksanakan seleksi yang penilaiannya itu sejak 7-10 November 2020, baru lah keluar lah hasil dan ternyata dari Provinsi Lampung yang mewakili dua orang yang mendapatkan medali emas saya sendiri, puji tuhan Suprise sekali dengan usia yang sudah kepala empat, kalau bisa loncat saat tau dapat medali emas kemarin loncat saya," jelas Mulya kepada Tribunlampung.co.id, Kamis (12/11/2020).
Lebih lanjut Mulya persiapan yang ia lakukan untuk mengikuti lomba tersebut kurang lebih selama tiga bulan, namun sebelumnya juga sebagai atlet dirinya tetap berlatih secara rutin.
"Tapi untuk TC ini mulai Agustus lalu hingga Oktober ritme latihannya dinaikkan, dan memang hasilnya lumayan. Ternyata latihan yang selama ini yang rutin saya lakukan membuat kondisi terjaga dan mudah untuk menaikkan gradenya," kata Ayah dua anak ini.
Lanjutnya ia melakukan latihan sebanyak empat kali dalam seminggu mulai dari Agustus hingga Oktober, sementara sebelum itu tiga kali seminggu melakukan latihan.
Mulya mengatakan latihan yang ia lakukan setelah pulang bekerja pada malam hari selama dua jam mulai dari 19.00-21.00 WIB di Graha Urip Platinum.
"Namun semenjak Oktober latihan ditambah setiap hari Minggu mulai dari jam 08.00-12.00 WIB," tambahnya.
Mulya mengatakan jika kejuaran ini merupakan debut perdananya di bawah naungan Persatuan Olahraga Kempo Indonesia, karena sebelum bergabung di PORKEMI dirinya bergabung di PERKEMI (Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia).
PORKEMI sendiri baru dua kali melaksanakan kejuaraan pada tahun ini dan tahun lalu 2019, karena kejuaraan pertama ia selaku wasit.
Sementara untuk peserta yang mengikuti kegiatan kejuaraan ini dari 22 Provinsi, sedangkan pada kelas yang Mulya ikut KATA PERORANGAN PUTRA usia 37 tahun keatas sebanyak 10 peserta.
Mulya mengatakan suka duka selama mengikuti lomba ini adalah berbeda ketika dirinya masih menjadi atlet pada Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia yang juga tergabung di KONI dan ada anggaran.
"Kedua adalah memperoleh izin itu sangat mudah, sekarang kondisi saat ini saya tidak ada yang namanya izin atau cuti TC. Jadi saya tetap bekerja seperti biasa, pekerjaan saya tidak boleh terganggu, latihan saya lakukan di luar jam kerja memang kondisi pulang kerja kita lelah tapi tetap harus latihan, " kata pria berusia 42 tahun ini.
"Kalau dulu kan kita memang latihan-latihan, kalau sekarang kan tidak kerja pulang kerja jam 5, istirahat sejam kemudian latihan lagi besok paginya kembali bekerja lagi," sambung Mulya.
Setelah mendapatkan medali emas ini Mulya karena PORKEMI berada dibawah naungan IKF (Internasional Kempo Federation) yang berpusat di Paris, Perancis. Mereka IKF akan mengadakan kejuaran dunia pada Juni tahun 2021 di Lisbon, Portugal.
"Mohon doanya juga kepada semuanya agar saya ikut terpilih untuk mengikuti kejuruan dunia tersebut, dan dapat medali emas mewakili Indonesia," kata Mulya.
Mulya mengatakan sudah menekuni cabang olahraga Kempo sejak pada zaman SMA, menurutnya olahraga ini merupakan olahraga jenis beladiri yang sangat lengkap.
"Jadi kuncian ada, bantingan ada, tinjuan ada, pukulan ada, tendangan ada dan dia memang asik dan orangnya juga tidak ketara beladiri, rata-rata seperti itu kalau orang Kempo. Tapi saya pernah juga mencoba MMA karena di PORKEMI boleh ikut olahraga lain, perlahan-lahan tapi tidak rutin jadi saya ikut MMA," tukasnya.
Adapun prestasi-prestasi yang berhasil ia raih selama mengikuti kejuaraan Kempo sebagai berikut. Prestasi yang pernah diraih pada PERKEMI ( Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia).
Prestasi Internasional
1. Medali Emas Taikai atau kejuaran dunia Kempo Embu berpasangan dengan Kyu Kenshi Putra di Paris, Perancis pada tahun 2001.
2. Medali Emas Taikai atau kejuaraan dunia Kempo Embu berpasangan dengan II dan Putra di Bali tahun 2009.
3. Medali emas Sea Games Kempo Embu Beregu Yudansha atau sabuk hitam di Jakarta tahun 2011.
Prestasi Nasional
1. Medali perak PON XV Kempo Embu perpasangan sabuk coklat putra tahun 2000 di Jawa Timur
2. Atlet Putra Terbaik Lampung Versi SIWO tahun 2001
3. Medali Perak PON XVI Kempo Embu berpasangan 2004 di Palembang
4. Medali perunggu PON XVII berpasangan 2008 di Kalimantan Timur
5. Medali perunggu PON XVII Kempo Embu Beregu 2008 di Kalimantan Timur.
6. Medali Emas Indonesian Open Kempo Embu berpasangan di Bali tahun 2008.
Prestasi di PORKEMI
1. Wasit Kejurnas Kempo Bandung 2019
2. Medali Emas pada Norma Baru Kejuaraan Olahraga Kempo Nasional (NBKOKN) tahun 2020.
Sementara Supriyanti tim manager sekaligus pelatih Mulya mengatakan sebetulnya untuk diusia sebagai olahragawan usia yang produktif namun usia 35 Tahun ke atas itu memang sudah hampir masuk veteran jatuhnya.
Namun kalau dapat berprestasi sampai sekarang artinya tahapan pembinaan dan latihan bukan berarti tidak menemui kendala, tetapi ada.
"Faktor usia yang pertama, yang kedua fisik sudah tidak lagi muda artinya itupun harus disiasati seperti jam latihan yang tidak boleh over tapi continue. Artinya kalau kita waktu latihannya 3 bulan dimundurkan jadi empat bulan, karena disatu sisi bekerja dan perlu istirahat, walaupun dulu memang punya prestasi yang gemilang," ujar Supriyanti.
"Tapi tidak bisa dipungkiri ketika akan menggelar TC untuk kejuruan kemarin memang harus dilihat juga kondisi fisiknya, dan berlatih lagi nol dan sempet fakum cukup lama dam menjadi tantangan tersendiri bukan berarti tidak mungkin. Kita harus mencari solusi juga untuk dia di usianya namun kita juga tetap optimis, tentu disertai dengan usaha seperti itu," sambung Supriyanti.
Harapannya ke depan untuk Mulya yang sudah berusia adalah regenerasi, karena untuk usia saat ini sudah tidak mungkin pada usia produktif lagi.
Artinya regenerasi, mampu menularkan kemampuannya untuk orang-orang baru yang berminat dan melakukan pembinaan. (Tribunlampung.co.id/Muhammad Hardiansyah Kusuma).
