Berita Nasional
Pernyataan Keras Pangdam Jaya Dudung untuk FPI, IPW Apresiasi Manuver TNI Copot Baliho Habib Rizieq
Tags Pangdam Jaya Usul FPI Dibubarkan Habib Rizieq Shihab video baliho habib rizieq dicopot TNI
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman bersuara keras atas pernyataan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang menyinggung TNI dan Polri.
Dudung gerah dengan pernyataan-pernyataan Habib Rizieq Shihab yang mengkritik kebijakan pemerintah.
Menurut Dudung sebagai orang yang dianggap habib, seharusnya bertindak dan memberi ucapan yang baik.
Hal itu disampaikan Dudung saat menjawab pertanyaan wartawan setelah apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
"Hujatan-hujatan HRS kepada TNI dan Polri, kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai atau habib, karena habib atau kiai itu selalu hatinya baik. Jadi kalau ucapan tidak baik, bukan habib namanya itu. Saya ini orang Islam juga," kata Dudung.
Berikut sejumlah manuver TNI dan penyataan keras Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kepada FPI dan Habib Rizieq Shihab.
1. Pasukan elite di Petamburan

Baca juga: Menantu Luhut Binsar Panjaitan Jabat Pangdam IX Udayana, Panglima TNI Mutasi 124 Perwira TNI
Baca juga: Tak Sadar Dipantau Polisi, 2 Pelajar Pesawaran Diringkus saat Transaksi Sabu di Tepi Jalan
Baca juga: Hindari Kerumunan di TPS, KPU Pesawaran Berlakukan Jadwal Hadir Pemilih
Hari Kamis kemarin, mendadak mobil operasi pasukan elite TNI berhenti di depan markas organisasi pimpinan Habib Rizieq, FPI di Petamburan, Jakarta, langsung viral.
Belakangan pasukan elite TNI kembali mencuat setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melibatkan para Jenderalnya muncul ke publik.
Bahkan kemarin, Panglima TNI juga sidak ke markas pasukan elite TNI mulai dari Kopassus, Marinir, dan Korpaskhas, dalam rangka meninjau kesiapan pasukan.
Kini pasukan elite TNI lainnya, turut mencuri perhatian setelah iring-iringan mobil operasinya berhenti di depan markas Front Pembela Islam ( FPI ) di Petamburan.
Aksi berhentinya mobil pasukan elite TNI di jalan tak jauh dari markas FPI itu langsung viral di medsos.
Dalam video yang beredar di media sosial, terdapat empat unit kendaraan TNI berhenti di depan jalan menuju Markas FPI.
Saat berhenti kendaraan TNI yang mendapat kawalan Polisi Militer itu tersebut masih menyalakan sirine.
Adapun di antara iring-iringan tersebut terdapat kendaraan taktis yang bertuliskan Koopssus TNI atau Komando Operasi Khusus, salah satu pasukan elite TNI.
Di belakangnya terdapat dua truk yang biasa digunakan untuk mengangkut prajurit TNI.
Netizen menilai hal tersebut sebagai upaya “menunjukkan kekuatan” setelah acara hajatan Rizieq Shihab mendapat sorotan.
Komandan Koopssus (Dankoopssus) TNI, Mayjen TNI Richard Tampubolon memastikan tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan iring-iringan kendaraan TNI di kawasan Markas FPI.

Jenderal bintang 2 ini menjelaskan kendaraan tersebut berhenti untuk menyusun rangkaian dalam perjalanan menuju markas TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.
Ia secara kebetulan, saat pengawal mengecek urutan iring-iringan, berada di dekat markas FPI.
"(Konvoi kendaraan TNI ) menuju perjalanan kembali ke markas, susunan konvoi harus hati-hati di jalan," ujar Richard Tampubolon saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (19/11/2020).
Richard menambahkan cek kendaraan tersebut juga dilakukan saat jalan dalam keadaan padat, sehingga tidak menimbulkan kemacetan bagi pengguna jalan.
"Sepertinya pas jalan macet dan sekaligus cek kendaraan serta urutan konvoi tetap tertib sesuai protap bila konvoi, ya sehingga aman bagi semua pengguna jalan," ujarnya.
Perintahkan Copot Baliho

Pencopotan baliho dan spanduk bergambar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang dilakukan oleh anggota TNI pada Jumat (20/11/2020) ternyata dilakukan atas perintah Pangdam Jaya.
Pangdam Jaya Mayjend Dudung Abdurachman mengakui, ia memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.
Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan.
"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.
2. Habib itu seharusnya mengucapkan dan bertindak yang baik
Menurut Pangdam Jaya, sebagai orang yang dianggap habib, maka seharusnya bertindak dan memberi ucapan yang baik.
"Terima kasih atas hujatan-hujatan HRS (Rizieq) terhadap TNI dan Polri."
"Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai dan habib, karena habib dan kiai selalu baik, ucapan baik dan tindakan baik," kata Dudung, dikutip dari Kompas.com.
Bila ternyata kebalikannya, Dudung menganggap orang yang tidak bertindak baik maka kurang pantas disebut habib.
"Kalau ucapan tidak baik, maka bukan habib itu. Saya ini orang Islam juga," tambahnya.
Sebagai seorang Muslim, Dudung menegaskan, Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.
Islam mengajarkan kasih sayang tak hanya kepada sesama umat manusia, tetapi kepada alam semesta.
Oleh karena itu, ia merasa prihatin jika ada orang mengaku sebagai habib, tetapi berkata kasar dan menghina.
Terlebih lagi, perkataan itu dilontarkan pada saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kutip ayat Alquran
"Saya ini orang Islam juga, seorang muslim, mengajarkan selalu Islam itu agama yang rahmatan lil alamin, agama yang mengajarkan kasih sayang. Kasih sayang untuk seluruh alam semesta bukan hanya manusia saja, untuk alam semesta. Kemudian jangan asal bicara sembarangan, jaga dari siksa api neraka. Allah sudah berfirman," ujarnya.
Pangdam kemudian membacakan ayat Alquran: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Menurut Dudung, ucapan dan tindakan itu harus baik, harus baik. "Saya sebagai orang Islam prihatin kalau ada seorang habib di peringatan Maulid Nabi bahasa dan ucapannya kotor, saya prihatin dan tidak terima sebagai orang muslim."
Bubarkan FPI
Mayjen Dudung juga mengeluarkan pernyataan keras kepada Front Pembela Islam (FPI) karena dianggap semena-mena memasang spanduk Habib Rizieq Shihab. Lantaran dianggap telah melakukan pelanggaran, kata Dudung, pemerintah bisa membubarkan ormas FPI.
"Kalau perlu, FPI bubarkan saja! Kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri," katanya.
Dudung menegaskan hal itu terkait dengan pemasangan spanduk dan baliho yang bermuatan ajakan revolusi dan provokatif dari pimpinan FPI.
Dudung memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut. Semua baliho Rizieq yang ilegal akan ditertibkan oleh pasukannya.
"Saya peringatkan, dan saya tidak segan menindak dengan keras. Jangan coba menganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat islam, tidak," katanya.
IPW Dukung TNI
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane memberi apresiasi kepada TNI yang sudah melakukan penurunan poster poster Rizieq di berbagai tempat.
Selain itu IPW mendukung manuver TNI di wilayah sipil di Petamburan atau di sekitar markas FPI pimpinan Rizieq.
"IPW menilai pencabutan poster poster itu seharusnya dilakukan Satpol PP bersama Polri.
Sebab sesuai ketentuan Perda semua pemasangan spanduk, poster dan baliho harus memiliki ijin dan tidak boleh dipasang seenaknya.
Namun Satpol PP dan Polri tidak berani mencabut baliho baliho Rizieq. Sebab itu IPW memberi apresiasi kepada Pangdam Jaya yang sudah memerintahkan anggotanya mencabuti baliho Rizieq Shihab tersebut," ujarnya kepada Tribunnews.com, Jumat (20/11/2020).
Begitu juga dengan Manuver TNI di wilayah Petamburan, kata Neta, IPW menilai hal ini harus dilakukan TNI untuk mengantisipasi situasi ketahanan negara dan keutuhan NKRI.
"Sebab Rizieq sudah beberapa kali bermanuver yang bisa mengganggu keutuhan NKRI, di antaranya jika datang ke Indonesia Rizieq mengatakan akan memimpin revolusi seperti di Iran, kemudian Rizieq memberi ancaman "memenggal kepala" dll.
Meskipun itu hanya ancaman kosong, ucapan itu bisa berpotensi memicu kekacauan dan gangguan keamanan serta mengganggu keutuhan NKRI," katanya.
Ia menambahkan, ucapan dan ancaman Rizieq Shibah itu makin riuh tatkalah poster dan baliho Rizieq terlihat dimana mana dan tanpa ijin.
Sehingga, menurutnya, terkesan Rizieq dan orang orangnya seakan tidak tersentuh hukum. Ironisnya, dalam situasi ini jajaran kepolisian hanya berdiam diri.
"Manuver Rizieq yang melakukan kerumunan massa di tengah pandemi Covid 19 dibiarkan begitu saja oleh pihak kepolisian.
Akibatnya Rizieq bebas bermanuver mulai dari saat tiba di bandara Soetta, di rumahnya di Petamburan, dan di puncak Bogor.
Bebasnya Rizieq bermanuver seakan menggambarkan tidak adanya aparatur negara yg berani menghadapi Ketum FPI itu. Negara sepertinya kalah dan tak berdaya menghadapi manuver Rizieq," kata Neta.
Menurutnya, dalam situasi ini sangat wajar jika TNI turun tangan mengambilalih pengendalian situasi dengan melakukan manuver di sekitar wilayah Petamburan dan memerintahkan anggotanya mencabuti baliho Rizieq.
"Semua ini dilakukan TNI demi keutuhan NKRI dari ancaman dan manuver Rizieq maupun FPI. Manuver TNI di sekitar Petamburan dan pencabutan baliho Rizieq ini sekaligus menunjukkan bawah negara tidak boleh kalah pada pihak-pihak yang bermanuver ingin mengacaukan atau merusak keutuhan NKRI," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Poin Pernyataan Keras Pangdam Jaya: Kutip Ayat Soal Api Neraka hingga Serukan Pembubaran FPI