Orangtua Tak Lulus SD, Anak Jadi Dokter, Unggahannya Viral Ditonton 9 Ribu Orang di Instagram
Berasal dari keluarga petani dan pendidikan orangtua tak lulus SD, tak lantas memupuskan langkah Ahmad Hati Nurwanto jadi dokter.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Sulis Setia M
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Berasal dari keluarga petani dan pendidikan orangtua yang tak lulus SD, tak lantas memupuskan langkah Ahmad Hati Nurwanto jadi dokter.
Bahkan, anak petani asal Simpang Serdang, Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat ini mampu membuktikan dirinya bisa berprestasi dan kini telah diterima CPNS formasi dokter ahli pertama angkatan 2019 di Kementerian Hukum dan HAM RI yang diumumkan 30 Oktober 2020.
Ahmad berada di urutan ke 6 dari 47 dokter umum yang dibutuhkan.
Postingan kisah perjuangannya sebagai anak petani yang jadi dokter dan diterima PNS viral di akun instagram @diary_kemenkumham dimana sudah ditonton hampir 9 ribu tayangan dalam waktu lima hari.
Dalam tayangan video berbentuk cuplikan foto-foto berdurasi 58 detik itu terlihat perjuangan ayahnya tengah memanen cabai merah di kebun, berdagang di pasar di mana ia juga turut menemani saat mengisi waktu libur kuliah.
Baca juga: Foto-foto KPU Lakukan Simulasi Pencoblosan dan Hitung Suara Pilkada Bandar Lampung 2020
Baca juga: Beralih Jadi Dokter, Artis Sarah Shahab Berjuang Hadapi Virus Corona
Hingga terselip tulisan dalam video jika ia lulus menjadi sarjana kedokteran dalam waktu hanya 3,5 tahun dan menjalani profesi dokter selama dua tahun.
Buah hati pasangan Sujarwanto dan Siti Khotijah ini mengaku jika video pendek berisi foto-foto yang dibuatnya tak lain sebagai ucapan terima kasih untuk kedua orangtuanya.
"Biar orang lain tahu tidak ada yang tidak mungkin, dan bisa di jadikan motivasi orang lain. Awalnya ada di Instagram pribadi dan di tag ke ig @diary_kemenkumham sebelum direpost mereka," ungkap pria kelahiran Lampung Barat 30 Juni 1991 ini saat diwawancara Tribun Lampung melalui sambungan telepon, Sabtu (21/11/2020).
"Orangtua saya tidak ada yang lulus SD, untung bisa membaca dan menulis dan alhamdulillah anaknya bisa menjadi CPNS kedokteran," imbuhnya.
Pengalaman mengikuti tes CPNS itu juga merupakan yang pertama dan dirinya bersyukur bisa langsung diterima. Pencapaian ini diakuinya tak terlepas dari doa dan dukungan orangtua.
"Semua yang saya capai tak lepas dari jerih payah orangtua. Mudah-mudahan pencapaian ini bisa membuat mereka bangga," papar ayah dari Abdullah Gibran Ar Rafir Ahmad dan Abdillah Virendra Ahmad itu.
Bercerita terkait proses perkuliahannya sendiri, menurutnya bukanlah hal mudah untuk kedua orangtuanya.
Di mana harus memenuhi biaya pendidikan dokternya di tahun 2009 saat itu per semester mencapai Rp 6 juta dan selalu naik 5 persen tiap semesternya. Belum biaya fasilitas pendukung belajar lainnya.
Lalu ketika mengambil profesi dokter biaya semesterannya bahkan mencapai Rp 9 juta sampai Rp 11 juta yang ditempuhnya selama 4 semester.