Berita Nasional

'Perang' Empat Geng Mengincar Jabatan Kapolri, Gonjang-ganjing Jelang Pergantian Kapolri

"Ada geng Solo, ada geng Pejaten, ada geng Makassar, ada geng Independen," kata Neta kepada saya yang akan tayang di Program AIMAN di KompasTV, Senin

Editor: Romi Rinando
 Dok. Divisi Humas Polri
Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis memimpin upacara sertijab di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/11/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Kapolri Jenderal Idham Aziz, akan segera memasuki masa pensiun pada Januari 2021 nanti. Meski bisa diperpanjang, tapi peluang untuk pergantian terbuka lebar.

Beberapa bulan terakhir aroma pemanasan memperebutkan posisi Kapolri sudah terjadi.

Transparansi alias keterbukaan di level tinggi hingga jenderal terjerat hukuman jadi pemandangan.

Keterbukaan pertama adalah pernyataan Kapolri sendiri. Jenderal Idham Aziz mengatakan, meski tetap kompak tapi ada api dalam sekam di tingkat petinggi Polri.

 
Pernyataan ini disampaikan Jenderal Idham pada peringatan HUT Bhayangkara ke-74 tanggal 1 Juli 2020 lalu. Idham menyampaikan ini terkait topik pergantian pucuk pimpinan tertinggi, Kapolri.

Ilustrasi Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis (tengah) di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).
Ilustrasi Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis (tengah) di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020). (Dok Divisi Humas Polri)

Baca juga: IPW Sebut Ada 3 Geng Berebut Jabatan Kapolri

Baca juga: Tiga Kapolda di Pulau Jawa Ini Punya Peluang Jadi Calon Kapolri 

Baca juga: Daftar Nama-nama Kapolda dan 2 Kapolres yang Dimutasi Kapolri Idham Azis

Awalnya, Idham menguraikan penilaian publik terhadap Polri yang hasilnya apresiatif. Apresiasi positif publik terhadap Polri cukup menantang untuk terus dipertahankan. Ada 82 persen publik yang memiliki persepsi polisi berkinerja baik.

Namun sesekali, Idham menyisipkan gurauan soal bursa Kapolri dalam pidatonya.

"Semakin ke depan nanti itu semakin tajam itu. Ini baru Juli. Agustus nanti (bulan) ber, ber, ber itu sudah semakin tajam. Kalau kayak lagunya Bimbo, tajam tak bertepi," canda Idham di depan para pejabat kepolisian.

"Tapi saya kira ini bukan di Polri," kata dia lagi.

"Polisi di Indonesia itu saya lihat kompak-kompak sih, tapi kayak api dalam sekam," kata Idham.

Apa yang disampaikan Idham terbukti. Pada bulan ber, ber, ini berbagai kejadian terjadi.

 
Ada kasus yang menjerat pejabat Bareskrim Polri. Kepala Biro Koordinator Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Karo Korwas PPNS) Brigjen Pol Prasetijo Utomo tersandung kasus dugaan suap hingga pembuatan surat jalan palsu untuk Djoko Tjandra.

Ada juga kasus Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte yang didakwa soal suap penerimaan uang untuk penghapusan Red Notice Djoko Tjandra.

Keduanya kini tengah menjalani persidangan.

Kasus di atas awalnya mengemuka lewat screen shot alias tangkapan layar pembicaraan antara Djoko Tjandra dan pengacara Anita Kolopaking yang tersebar. Misterinya, siapa yang bisa melakukan itu dan kenapa pula menyebarkannya?

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved