Tribun Bandar Lampung

Suka Duka ODHA Lampung Melewati Pandemi Covid, Susah Konsultasi Dokter, Obat Dikirim via Ekspedisi

Bagaimana ODHA menjalani hari-harinya di tengah pandemi ini? Berikut kisahnya.

Dokumentasi
Odha Vi. Suka Duka ODHA Lampung Melewati Pandemi Covid, Susah Konsultasi Dokter, Obat Dikirim via Ekspedisi 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Sulis Setia Markhamah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - 1 Desember mendatang merupakan Hari AIDS se-Dunia dan menjadi momen berbeda karena pandemi Covid-19.

Orang dengan HIV AIDS (ODHA) di Lampung harus terus berjuang untuk bertahan meski dunia tengah mengalami wabah Corona.

Bagaimana ODHA menjalani hari-harinya di tengah pandemi ini? Berikut kisahnya.

Fe, salah satu ODHA di Bandar Lampung sudah cukup lama berdiam diri di rumah.

Jika warga lain sudah mulai ramai beraktivitas di rumah, berbeda dengannya.

Sebisa mungkin Fe memilih beraktivitas di rumah saja.

Bukan tanpa alasan ia melakukan itu.

Sebagai ODHA, Fe sangat rentan tertular Covid.

Jadi pilihan di rumah saja, merupakan yang terbaik.

"Kekebalan tubuhku rendah. Jadi lebih waspada dibanding orang umumnya," tutur Fe kepada Tribun, Minggu (29/11/2020).

Fe divonis HIV AIDS dua tahun lalu.

Sampai saat ini ia masih berusaha bangkit dan menerima kenyataan.

Ia awalnya tidak mengetahui jika menderita HIV AIDS.

Dua tahun lalu, saat pulang dari Jakarta, ia merasa tubuhnya drop.

Saat itu, Fe langsung berobat.

Namun setelah berobat kemana-mana ia tak kunjung sembuh.

"Terakhir cek ke dokter spesialis kulit, dokter itu langsung suruh cek darah. Dari cek darah itulah diketahui kalau aku terkena HIV," tuturnya.

Meski begitu, Fe memang sudah feeling terkena penyakit itu.

Ia mengaku dulunya suka bandel.

Setelah mengetahui sakitnya, ia berusaha bangkit dan berusaha sembuh.

Ia mendapat pendampingan dari Jaringan ODHA Berdaya (JOB) Lampung sekitar 3 bulan.

"Kurang lebih 3 bulan mendapatkan pendampingan dan pengobatan merasa tubuh sudah mulai pulih. Terus punya keinginan jadi pendamping juga karena melihat teman-teman pendamping di rumah sakit yang membantu sesama. Aku merasa hidup kami nggak lama jadi setidaknya di sisa hidup digunakan untuk hal baik membantu sesama," imbuhnya.

Saat pandemi Corona, ia mengaku hal yang sulit dilakukan adalah konsultasi dengan dokter.

Sebab, ada kekhawatiran tertular Covid.

Untungnya ada pendamping sebaya.

Sehingga keluhan-keluhan bisa disampaikan ke pendamping ini.

Nantinya sang pendamping yang menanyakan ke dokter.

Namun bukan itu saja pengalaman yang dialami ODHA, beberapa rekannya ada yang kesulitan untuk membeli obat.

Bukan karena ketersediaan obat yang terbatas, melainkan karena mereka diberhentikan kerja.

Sehingga tidak memiliki penghasilan untuk beli obat.

"Kita kan harus minum obat seumur hidup, obat ARV (antiretroviral). Obat ini untuk menekan perkembangan virus di dalam tubuh. Ketika seseorang berhenti mengonsumsi obat tersebut virus di dalam tubuh akan berkembang kembali dan menyebabkan virus lebih kebal terhadap obat tersebut. Saat ini beberapa pasien yang berpikir untuk berhenti minum obat karena gak sanggup beli," kata Fe.

Vi, ODHA lainnya punya cerita berbeda.

Ia mengaku, untuk mengakses obat antiretroviral harus melalui pendamping.

"Dari pengobatan, pengambilan obat di pandemi ini kalau biasanya bisa diakses sendiri, kini semenjak Covid untuk mengurangi resiko orang datang ke rumah sakit, jadi diambil oleh pendamping," ceritanya.

Untuk pengambilan obat di RSUDAM, ODHA mengaksesnya melalui JOB Lampung.

Ada ratusan ODHA dari kabupaten/kota di Lampung yang didampingi untuk dibantu proses pengambilan obatnya melalui JOB.

"Untuk sampai ke ODHA biasanya dikirim melalui jasa ekspedisi. Dari sisi biaya karna cuman ngambil obat nggak ketemu dokter emang jadi lebih murah," kata Vi.

Kekhawatiran yang timbul menurutnya adalah ketika obatnya sampai terputus atau di RSUAM sempat kosong.

Namun dia bersyukur itu tidak terjadi. Hanya saja proses pengambilan obat menjadi lebih cepat dimana tadinya 1 bulan sekali kini tiap dua minggu sekali harus mengambil obat. (Tribunlampung.co.id/sulis setia markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved