Berita Internasional

Dikawal 11 Orang dengan Iringan Mobil Anti Peluru Ilmuan Nuklir Iran Tewas Pakai Teknologi Canggih

Satelit dengan AI tersebut akhirnya mengirim sinyal kembali kepada senapan mesin itu untuk menembakkan 13 peluru.

Editor: Romi Rinando
AP
Dalam gambar yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Iran dan diambil pada hari Sabtu, 28 November 2020, para penjaga dari tempat suci Imam Reza, membawa peti mati terbungkus bendera berisi jenazah Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan Iran yang terkait dengan program nuklir militer yang dibubarkan di negara itu. Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat, selama upacara pemakaman di kota timur laut Mashhad, Iran. (AP) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Garda Revolusi Iran menyebut ilmuwan nuklir terkemuka mereka, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh melalui senapan mesin yang dikendalikan satelit.

Fakhrizadeh dibunuh pada 27 November di jalan ketika sedang menuju tempat peristirahatannya pada pekan lalu.

Dia sebenarnya telah dikawal 11 orang dengan iring-iringan mobil anti-peluru.

Hal ini disampaikan Wakil Komandan Garda Revolusi Iran, Laksamana Muda Ali Fadavi, pada Minggu (6/12/2020) kepada media lokal Iran, Mehr News.

Dilansir dari AFP, Fadavi mengatakan satelit yang digunakan untuk membunuh Fakhrizadeh tersebut memiliki kecerdasan buatan alias artificial intelligence ( AI).

Dia menambahkan senapan mesin awalnya “memperbesar” wajah Fakhrizadeh lalu mengirim sinyal kepada satelit.

Dalam gambar yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Iran dan diambil pada hari Sabtu, 28 November 2020, para penjaga dari tempat suci Imam Reza, membawa peti mati terbungkus bendera berisi jenazah Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan Iran yang terkait dengan program nuklir militer yang dibubarkan di negara itu. Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat, selama upacara pemakaman di kota timur laut Mashhad, Iran. (AP)
Dalam gambar yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Iran dan diambil pada hari Sabtu, 28 November 2020, para penjaga dari tempat suci Imam Reza, membawa peti mati terbungkus bendera berisi jenazah Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan Iran yang terkait dengan program nuklir militer yang dibubarkan di negara itu. Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat, selama upacara pemakaman di kota timur laut Mashhad, Iran. (AP) (AP)

 

Baca juga: Dipicu Nuklir dan Corona Hubungan China-AS Memanas, Beijing Sebut Punya 100 Rudal Bisa Lenyapkan AS

Baca juga: Profil Irfan Alaydrus Menantu Habib Rizieq Shihab Sarjana Fisika Nuklir

Baca juga: Penampakan Ruang Kendali Nuklir Sunda Empire yang Digemborkan Rangga Sasana Akhirnya Terungkap

Satelit dengan AI tersebut akhirnya mengirim sinyal kembali kepada senapan mesin itu untuk menembakkan 13 peluru.

Senapan mesin itu sendiri dipasang pada pikap Nissan dan hanya terfokus pada wajah Fakhrizadeh sedemikian rupa.

“Sehingga istrinya (Fakhrizadeh), meskipun hanya berjarak 25 sentimeter, tidak ditembak," lapor kantor berita Mehr News mengutip perkataan Fadavi.

Fadavi menambahkan senapan mesin itu dikendalikan secara online oleh satelit dan menggunakan kamera canggih sekaligus AI untu membunuh target.

 
Dia berujar bahwa kepala tim pengawal Fakhrizadeh juta tertembak sebanyak empat peluru saat melindungi tubuh ilmuwan itu.

Fadavi juga menuturkan bahwa tidak ada satu pun teroris di tempat terjadinya pembunuhan Fakhrizadeh.

Otoritas Iran turut menyalahkan musuh bebuyutan Israel dan kelompok oposisi yang diasingkan, Mujahidin Rakyat Iran (MEK), atas pembunuhan tersebut.

Press TV, yang dikelola pemerintah Iran, sebelumnya melaporkan temuan senjata buatan Israel di tempat kejadian pembunuhan Fakhrizadeh.

Berbagai laporan dan teori mengenai kematian ilmuwan nuklir tersebut telah muncul sejak peristiwa pembunuhan itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved