Kisah Inspiratif
Dua Pemulung Ayah dan Anak Tempuh Puluhan Kilometer Cari Botol Minuman dan Kaleng Bekas
Amri dan Rafli berangkat dari rumahnya di kawasan Ujong Batee, Aceh Besar, sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka menumpang angkot (labi-labi) menuju ke Lamp
Sesampai di Simpang BPKP, perjalanan mereka berlanjut ke Jalan Profesor Ali Hasjmy yang membentang sekitar 2 kilometer hingga ke Jembatan Pango.
Mereka berdua sering terlihat melewati Kantor Harian Serambi Indonesia di Meunasah Manyang, Kemukiman Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Dengan karung goni, ayah dan anak ini melewati jalan demi jalan dengan sepasang sandal dan baju lusuh.
Aroma dibakar matahari juga tercium khas dari badan mereka. Saat cuaca panas atau dingin, mereka tetap berada di jalanan.
Setelah berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh, menurut Amri, sekitar pukul 17.00 WIB, mereka menuju ke Jalan Teuku Nyak Arief (kawasan Jeulingke) sebagai tempat terakhir perjalanan selama sehari.
Pada salah satu halte di Lingke, ayah dan anak itu duduk menunggu angkot. Jika tidak ada angkot (labi-labi) yang lewat, mereka terpaksa naik becak.
Jika pulang dengan naik becak, Amri harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 40 ribu, angka yang cukup besar bagi mereka yang kesehariannya mencari uang dengan cara mengumpulkan botol minuman dan kaleng bekas.
Dengan mengeluarkan Rp 40 ribu untuk ongkos becak, itu berarti setengah dari penghasilan Amri dan anaknya mencari botol minuman dan kaleng bekas sudah habis untuk biaya transpor.
Dalam sehari, sebut Amri, ia mendapatkan uang dari menjual botol minuman dan kaleng bekas tersebut lebih kurang Rp 80 ribu.
Namun, sambung Amri, pendapatannya kian menurun jika cuaca sedang hujan.
Pada sore hari, satu karung penuh botol minuman dan kaleng bekas hasil pencarian mereka di jalanan dibawa pulang ke rumah. Sesampai ke rumah, barang tersebut dibersihkan terlebih dulu sebelum dijual kepada pedagang pengepul.
Biasanya mereka mencari botol minuman dengan kaleng bekas, karena mudah ditemukan. Plastik-plastik yang bisa dibawa juga mereka kutip.
Keluarga
Amri memiliki tiga anak dan seorang istri. Saat ini, istrinya sedang dirawat di RSJ Aceh karena mengalami masalah pada saraf.
Menurut Amri, istrinya setelah melahirkan anak pertama, mulai memperlihatkan gejala seperti berteriak-teriak tanpa sebab.