Universitas Lampung
Unila Gelar Seminar Sosialisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Lampung (Unila) Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes., memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional bertaj
Penulis: Advertorial Tribun Lampung | Editor: Advertorial Tribun Lampung
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Lampung (Unila) Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes., memberikan sambutan pada acara Seminar Nasional bertajuk “Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Daya Saing Sektor Ketenagakerjaan”, Kamis (10/12/2020).
Seminar Nasional diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila bekerja sama dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), secara daring ini dibuka secara resmi di Gedung Student Center kampus setempat.
Penyelenggara seminar menghadirkan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dr. Ir. Mohammad Rudy Salahuddin, M.E.M., sebagai pembicara utama.
Empat narasumber lainnya yakni, Staf Khusus Menko Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan, Asisten Deputi Harmonisasi Ekosistem Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian Nuryani Yunus, S.E., M.E., Wakil Rektor Bidang Umum, Kepegawaian, dan Keuangan Universitas Sriwijaya Prof. Dr. Taufiq Marwa M.Si., dan Ketua Prodi Magister Ilmu Ekonomi Unila Dr. Marselina, S.E., M.P.M.
Dr. Asep Sukohar dalam sambutannya menyampaikan, upaya pemulihan saat ini menjadi fokus baru penanganan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 10 bulan dan berdampak cukup besar bagi Indonesia.
Ekonomi secara global pada 2020 diperkirakan terpuruk dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 3 telah mencapai -3,49%, meskipun ini lebih baik dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar 5,32%. Kemudian, Indonesia juga masih dihadapkan pada kendala pada sektor riil, terutama pelayanan jasa, industri, perdagangan, dan sebagainya.
“Dalam menghadapi pelemahan terhadap ekonomi diperlukan langkah antisipasi ke depan. Pemerintah tentu tidak bisa tinggal diam atau stagnan dalam mengambil langkah, harus bisa diantisipasi dengan beberapa kebijakan,” ujar dr. Asep.
Selain melakukan pemulihan melalui jalur kebijakan, ia mengutarakan, pemerintah bisa memberi bantuan sekaligus stimulus daya beli masyarakat yang tidak bertumbuh melalui bansos serta mengembangkan aktivitas masyarakat. Pemerintah juga dapat mempercepat realisasi stimulus fiskal serta memberi bantuan kepada UMKM.
Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan masih menemui rintangan karena pertumbuhan ekonomi masih cenderung rendah dilihat dari rendahnya konsumsi rumah tangga yang menjadi tumpuan 60% bagian dari PDB, selain daya beli dan minat belanja masyarakat yang juga menurun.
Maka dari itu, permasalahan seperti munculnya pengangguran baru yang diperkirakan bertambah 6,4 juta orang dan distribusi bantuan pemerintah untuk menstimulasi UMKM baru terserap 0,06 persen, per Mei 2020 perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah.
dr. Asep berharap, seminar nasional yang diselenggarakan dapat menjadi wadah bagi akademisi, pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, dan aktor pembangunan untuk dapat berdiskusi secara sehat serta membagikan berbagai pengalaman dalam ajang kontekstual yang harapannya bisa menjadi masukan/input bagi pemerintah dan menjadi best-practice bagi universitas.
“Semoga kegiatan ini bisa terus rutin diadakan dan menjadi agenda kolaborasi antara pemerintah pusat dan universitas ke depannya,” katanya.
Agenda seminar dilanjutkan dengan keynote speech yang disampaikan Dr. Ir. Mohammad Rudy Salahuddin, M.E.M., kemudian pengantar diskusi oleh Sekretaris Eksekutif KPC PEN Raden Pardede, Ph.D.
Selanjutnya sesi pemaparan dan tanggapan narasumber dimoderatori Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal, Kemenko Perekonomian Dr. Ferry Irawan, S.E., M.S.E.
Seminar nasional turut diikuti asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal, asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian, kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Lampung, kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Lampung, para kepala dinas terkait, akademisi FEB Unila, dan perwakilan mahasiswa FEB Unila.(*)