Tribun Lampung Selatan
Bandara Radin Inten II Lampung Selatan Belum Terapkan Wajib Rapid Test Antigen
Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, belum menerapkan kebijakan rapid test antigen bagi penumpang.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Noval Andriansyah
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Bayu Saputra
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, Lampung, belum menerapkan kebijakan rapid test antigen bagi penumpang.
Kebijakan tersebut telah diterapkan Pemprov DKI Jakarta mulai 18 Desember 2020.
Tetapi hari ini belum diberlakukan di Branti, dan masih sama sepertu kebijakan yang lama.
Baca juga: Rizky Billar Ungkap Statusnya dengan Lesti Kejora, Penyanyi Rossa Ucapkan Selamat
Baca juga: Incar Christian Eriksen dari Inter Milan, Manchester United Dipaksa Siapkan Uang Setengah Triliun
Hal tersebut disampaikan salah satunya warga yang memanfaatkan modal tranportasi udara Mutmainah (20) warga Jakarta.
Saat ditemui Tribun Lampung, Jumat (18/12/2020) di sekitar Branti saat menunggu keberangkatan mengatakan kalau dirinya ingin pulang ke Jakarta tidak memiliki rapid antigen.
"Saya semalam bingung, katanya mulai hari ini 18 Desember menyertakan hasil non reaktif rapid antigen dan saya tak punya dan tahu, " kata Mutmainah mahasiswi Itera.
Belum tahu ada persyaratan tersebut dan pastinya memberatkan bagi penumpang harus pakai rapid antigen tersebut.
Biayanya tidak murah rapid antigen tersebut, sebaiknya rapid tes yang biasa saja tidak apa-apa.
Biaya rapid antigen ini jika ditanggung sendiri oleh masyarakat sangat memberatkan, dan harusnya diberikan sosialisasi dahulu baru diterapkan.
Baca juga: Artis TA Ditangkap Polisi Kasus Prostitusi Artis di Bandung
Baca juga: Nikita Willy Diajak Masuk Kamar Raffi Ahmad: Emang Boleh?
Jangan tiba-tiba langsung diterapkan tanpa ada sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta juga harus bijak memberikan informasi kepada masyarakat.
Iman Poniem Supriyadi (42) warga Jakarta mengaku tidak masalah adanya rapid antigen gen yang harus disertakan setiap terbang ke Jakarta.
Sejak 14 Desember dirinya telah menggunakan rapid antigen dari kantor Jakarta untuk pergi ke Lampung.
Pada hari ini dirinya sengaja pulang ke Jakarta setelah beberapa hari di Lampung, karena masa berlaku rapid antigen tersebut sampai dengan hari ini.
Karena demi kenyamanan untuk semua pihak tidak masalah diharuskan pakai rapid antigen tersebut.
"Kalau harga harus mahal demi keselamatan saya tidak masalah, yang penting saya terbang bisa nyaman dan tidak was-was harus memikirkan corona, " kata Iman
Kalau bisa harus dites dengan PCR karena memang pemeriksaan sweb itu sangat akurat kualitas hasilnya.
Jadi dirinya memang bepergian setiap saat harua dites rapid antigen yang akurasinya cukup tinggi.
GM Angkasa Pura II Cabang Bandara Raden Inten II Lampung M Hendra Irawan mengatakan pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari pimpinan.
Tetapi selagi belum ada surat edaran (SE) atau peraturan menteri yang secara khusus masih dengan aturan yang lama.
Artinya harus ada peraturan yang menggantikan peraturan sebelumnya, pihaknya masih berpacu pada SE 13 tahun 2020.
Kemudian SE nomor 9 gugus tugas bahwa persyaratan orang yang berpergian memiliki hasil rapid tes yang lama yang berlaku 14 hari.
"Kita masih mengacu SE itu dan sampai saat ini penumpang yang menggunakan hasil rapid antigen belum ada. Jika rapid antigen yang dipersyaratkan oleh DKI Jakarta itu diwajibkan maka akan ada kebijakan lanjutan, " kata Hendra
Secara cepat dirinya akan berkoordinasi kepada penyedia layanan rapid atau sweb farmaleb yang ada di Branti.
Secepatnya akan dikordinasikan untuk bisa memfasilitasi rapid antigen di Branti.
Kalau ada ketegasan harus pakai antigen maka diharapkan SE yang levelnya harus yang membidangi Menkes.
Surat edaran dari Menkes itu untuk mengganti kebijakan yang lama atau mendetailkan lagi.
Syarat masyarakat terbang ke Jakarta harus menyertakan hasil rapid non reaktif antigen harusnya dilakukan hari ini tapi belum ada arahannya.
Pantauan di Branti masih saja normal tidak ada lonjakan atau penumpang penumpang yang menggunakan modal tranportasi darat tersebut.
Masyarakat juga masih menyertakan hasil rapid yang lama belum ada secara khusus pakai surat antigen.
Baca juga: Pengakuan Pria yang Digigit Buaya Saat Berenang di Pantai hingga Terseret 20 Meter
Baca juga: Pria di Balikpapan Nekat Arungi Lautan hanya Pakai Galon Kosong Menuju Pulau Jawa
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)