Bandar Lampung
Cerita PNS yang Jadi Instruktur Pembuatan Tapis di Lapas Lampung
Ani Tapis, begitu sapaan akrabnya, kini aktif menjadi instruktur pembuatan tapis di sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas) di Lampung.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Daniel Tri Hardanto
Usaha sulam tapis pun terus berlanjut.
"Saat pagi, saya bekerja di kantor. Begitu selesai jam kerja, lanjut menjahit di pabrik kerajinan tapis," ujar ibu dua anak ini.
Bimbing Napi
Tak sekadar usaha sulam tapis, Ani juga mengajari orang-orang untuk bisa menyulam tapis.
Di bawah Yayasan Adian Tapis, ia sempat menjadi pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung.
Ani mulai membimbing orang-orang soal sulam tapis pada tahun 1997.
Ia mengajarkan ragam bentuk sulaman tapis melalui program dinas koperasi, perindustrian, dan perdagangan (diskoperindag).
Bahkan ke kabupaten-kabupaten, sekolah, dan lainnya.
"Sekarang masih aktif menjadi instruktur, mengajari sulam tapis ke Lapas Perempuan Way Huwi dan Lapas Rajabasa," katanya.
Di Lapas Perempuan Way Huwi, Lampung Selatan, Ani menjadi instruktur sulam tapis sejak enam tahun lalu sampai saat ini.
Sementara di Lapas Rajabasa, sejak tujuh tahun lalu hingga sekarang.
Dari bimbingan Ani, para narapidana mampu menghasilkan produk di antaranya peci sulam tapis, tempat pensil, tempat tisu motif tapis, tas tapis, dompet motif tapis, dan lainnya.
Termasuk masker motif tapis pada masa pandemi Covid-19.
Tak jarang produk para napi ini terjual saat pameran pada acara di lapas.
Tak sedikit napi yang sudah bebas masih berhubungan baik dengan Ani.