Berita Nasional

Bisnis Pikul Peti Jenazah Pasien Covid-19, Tarifnya hingga Rp 2 Juta Sekali Angkut

Sejumlah pemuda di sekitar TPU Cikadut, Kota Bandung, rela menjadi tukang pikul peti jenazah pasien Covid-19.

Tangkap Layar Video BBC
Ilustrasi angkut peti jenazah. Sejumlah pemuda di sekitar TPU Cikadut, Kota Bandung, rela menjadi tukang pikul peti jenazah pasien Covid-19. Para pemuda di Kota Bandung itu menamai mereka dengan sebutan tim jasa pikul Covid-19. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDUNG - Sejumlah pemuda di sekitar Tempat Permakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung, rela menjadi tukang pikul peti jenazah pasien Covid-19.

Biasanya, untuk sekali angkut, para pemuda itu mendapat bayaran mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.

Para pemuda di Kota Bandung itu menamai mereka dengan sebutan tim jasa pikul Covid-19.

Mengutip TribunJabar.id, para pemuda itu bertugas menurunkan peti berisi jasad dari ambulans kemudian memikulnya hingga ke liang lahat di lokasi pemakaman khusus Covid-19 di TPU Cikadut.

Kasus Covid-19 Lampung Tembus 9.000, Dokter dan Perawat Banyak Terinfeksi Virus Corona

Pacar Amanda Manopo Ikatan Cinta Positif Covid-19, Billy Dapat Pesan dari Calon Mertua

Jarak tempat parkir ambulans ke area khusus permakaman dengan protokol Covid di TPU Cikadut memang lumayan jauh, sekitar 500-an meter.

Jalurnya tak mudah, menurun dan berkelok-kelok, licin karena masih berupa tanah merah.

Pemakaman pasien yang meninggal karena terpapar atau diduga terpapar Covid-19 di TPU khusus ini memang gratis.

Namun, pelayanan itu hanya terkait pengangkutan jasad dari rumah sakit ke TPU, penyediaan lahan, penggalian liang lahat, dan pengurukannya.

Sedangkan, untuk pengangkutan jasad dari titik parkir ambulans ke liang lahat sepenuhnya diserahkan pada keluarga jenazah.

Kondisi inilah, yang menurut Fajar Ifana (40), koordinator tim jasa pikul Covid-19 di TPU Cikadut, membuat para pemuda di sekitar TPU tergerak menjadi tukang pikul peti jenazah pasien Covid-19.

3 Nakes di Lampung Selatan Positif Covid-19, Tambah Daftar Panjang Tenaga Kesehatan Terpapar

7 dari 1.820 Peserta Uji Klinis Vaksin Sinovac Positif Covid-19: Gejalanya Ringan Saja

Peristiwa tak terlupakan pada awal pandemi menjadi awal terbentuknya kelompok-kelompok pemikul jenazah khusus Covid di TPU ini.

Saat itu, cerita Fajar, enam ambulans berisi enam jenazah terparkir di area TPU Cikadut.

Para petugas pemakaman dari UPT TPU Cikadut yang berada di bawah Distaru Pemkot Bandung sudah siaga dan liang lahat sudah disiapkan.

Namun pemakaman tak kunjung dilakukan.

Tak ada yang berani memikul peti, bukan saja karena jaraknya ke liang lahat lumayan jauh, tapi karena mereka juga khawatir ikut terpapar.

Melihat hal itu, Fajar dan rekan-rekannya pun akhirnya tergerak.

"Saat itu kami ada delapan orang. Kami sebenarnya juga takut. Tapi, demi kemanusiaan, akhirnya kami pikul peti-peti jenazah itu ke liang lahat."

"Akhirnya semuanya bisa dimakamkan. Kami pikul semua peti jenazah itu dengan pakai APD (alat perlindungan diri) seadanya," ujar Fajar ditemui di TPU Cikadut, Rabu (20/1/2021).

Petugas pemakaman TPU Cikadut, menurut Fajar, memang hanya bertugas menyiapkan lahan, menggali liang lahat, memasukkan jenazah, kemudian menguruk tanah.

Selain itu, jumlahnya terbatas.

"Petugas yang memikul peti jenazah tidak ada. Akhirnya, sejak saat itu sampai sekarang kami jadi terlibat memikul peti jenazah Covid-19," ucapnya.

Bukan perkara mudah memikul peti jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Petinya saja rata-rata 50 kilogram, bahkan ada yang hingga 100 kilogram.

"Berat (peti jenazahnya), bisa sampai 150 kilogram. Bahkan sempat kami angkut peti jenazah Covid-19 yang beratnya sampai 300 kilogram. Perlu 10 orang memikulnya," kata Fajar, yang karena pekerjaannya ini kerap dijauhi tetangga karena takut tertular Covid-19.

Fajar mengatakan, tak ada keharusan, apalagi paksaan bagi keluarga jenazah untuk memanfaatkan jasa mereka.

Namun, berdasarkan pengalamannya, tidak banyak keluarga yang berani mengangkut peti jenazah.

"Kalaupun ada, jumlahnya terbatas. Akhirnya kami bantu juga," ujarnya.

Selain itu, kata Fajar, tak banyak dari anggota keluarga yang membawa APD seperti baju hazmat. Padahal, aturannya harus pakai APD.

Fajar mengatakan ada 36 pemuda yang terlibat dalam jasa pengangkutan jenazah ini.

Fajar dan teman-temannya bukan tenaga kontrak harian lepas UPT Pemakaman YPU Cikadut.

Meski demikian, mereka juga siaga 24 jam karena pemakaman jenazah terinfeksi Covid-19 tidak mengenal waktu.

"Siang, malam, dini hari, hujan, panas, terik, kalau ada jenazah diantar ambulans, kami pikul, kami antar ke liang lahat."

"Kalau enggak gitu, siapa yang mau angkut?"

"Kami sudah sedia APD, pakai baju hazmat kalau memikul peti, sudah aturannya begitu," ucap pria yang juga kerap disapa dengan nama Afak ini.

Tak Pasang Tarif

Fajar Ifana mengatakan, mereka tak pernah mematok biaya untuk jasa pikul jenazah Covid-19 ini.

Jika ada ahli waris dari yang meninggal datang dan minta bantuan angkut peti, kata Fajar, ia akan tanya dari rumah sakit mana, alamat di mana.

"Mereka biasanya lalu tanya berapa imbalannya, kami jawab silakan saja berapa, tidak kami tarif."

"Mereka nanya lagi, biasanya dikasih berapa, kami jawab kadang ada yang kasih Rp 2 juta kadang Rp 1,5 juta."

"Bahkan kurang dari segitu juga pernah," kata Fajar.

"Sering juga kalau ada dari keluarga tidak mampu, tidak ngasih juga enggak apa-apa. Kami ikhlas."

Uang yang mereka terima, kata Fajar, tidak mereka gunakan sepenuhnya untuk keperluan pribadi.

Sebagian disimpan untuk pembelian APD.

"Kami juga menggunakannya untuk layanan swab tes anggota kami setiap dua bulan sekali, meski tidak semua."

"Lalu kami belikan APD hingga berdonasi ke warga di sekitar TPU Cikadut yang terdampak Covid-19."

"Sisanya untuk anak dan istri. Semuanya tercatat," ucapnya.

Fajar juga menolak jika apa yang mereka lakukan ini adalah pungutan liar.

Apa yang mereka lakukan, kata Fajar, adalah jawaban atas tidak adanya pihak yang bertanggung jawab dalam memikul peti jenazah dari ambulans ke liang lahat.

"Ya siapa yang mau memikul memindahkan peti jenazah Covid 19 ke liang lahat?"

"Soal biaya, kami tidak pernah mematok. Silakan saja," ujar Fajar.

Dicatat

Setiap kali terdengar sirene ambulans datang, para pemikul jenazah bergegas ke lokasi kuburan menggunakan sepeda motor dari posko mereka di pintu masuk TPU Cikadut. Jumlah mereka bisa 10 orang.

Seusai mengenakan baju hazmat, mereka bergegas menurunkan peti dari ambulans dan membawanya ke liang lahat.

Setiap peti jenazah dipikul oleh delapan orang bergantian.

Setelah melaksanakan tugas, salah seorang anggota tim pemikul mencatat dan menunjukan kwitansi jasa memikul jenazah, Rp 2 juta.

"Kami catat semuanya, Kang. Ada kwitansinya," ujar Fajar.

Sudrajat, PNS UPT TPU Cikadut, yang juga koordinator lapangan tim petugas pemakaman mengatakan, memikul jenazah dari ambulans ke liang lahat memang bukan tugas mereka.

"Kami tugasnya hanya menggali dan mengubur. Di aturannya juga hanya penggalian dan pengurugan. Tim pikul dari luar," ujar Sudrajat, Rabu (20/1/2021).

Sudrajat mengatakan, dia membawahi 10 orang tim penggali yang disiagakan di dua lokasi pemakaman Covid 19.

Kesepuluh orang itu tidak hanya bertugas di satu kuburan, melainkan di semua tempat.

Sehingga, tim yang menangani satu makam berjumlah 2-4 orang.

"Kami bukannya tidak mau memikul jenazah. Pertama, aturannya tidak mengatur soal memikul. Kedua, alasan kesehatan."

"Ketiga, petugas kami terbatas. Apalagi peti jenazah beratnya bisa 200-300 kilogram," ujar Sudrajat.

Ia mengakui, banyak opini di masyarakat yang menyebut pemakaman jenazah Covid-19 mahal.

"Sebenarnya gratis, tapi kan ada tim pikul, ada jasanya," ucap dia.

Ia mengatakan tarif pemikul jenazah ini bervariasi.

"Biasanya Rp 1 juta, tapi bisa ditawar. Kalau pemikul petinya dari keluarga juga suka ada, jadi gratis namun harus pakai baju hazmat," ucapnya.

Ia juga mengatakan, jenazah yang datang tidak mengenal waktu dan cuaca dan harus segera dimakamkan.

"Baik penggali dan pemikul sama-sama siaga. Untuk memikul saja itu tidak mudah, sekarang jarak memikul peti bisa sampai 500 meter, adakalanya jalurnya licin. Jadi kalaupun ada tarifnya, ada alasannya juga," kata Sudrajat.

Doni Monardo Positif Covid-19, Ketua Satgas Ungkap Penyebabnya

7 dari 1.820 Peserta Uji Klinis Vaksin Sinovac Positif Covid-19: Gejalanya Ringan Saja

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Bisnis Pikul Peti Jenazah Covid-19 di Cikadut, Segini Tarifnya dan Ada Bisnis Angkut Peti Jenazah Korban Covid-19 di Cikadut, Namanya Tim Jasa Pikul Covid-19

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved