Amir Ditemukan Tewas di Dalam Drum, Polisi Jebloskan Ibu Kandung dan Ayah Tiri ke Penjara

Mayat Amir ditemukan dalam drum air setinggi 60.9 sentimeter di rumah ibu kandung dan ayah tirinya.

harian metro
Amir, bocah 6 tahun tewas dianiaya ibu kandung dan ayah tirinya 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bocah 6 tahun tewas dibunuh ibu kandung dan ayah tirinya. Polisi menemukan luka lebam di tubuh korban bernama Amir.

Kini ayah tiri dan ibu kandung Amir sudah ditahan polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Zubaidi Amir Qusyairi Abd Malek atau akrab dipanggil Amir meninggal dunia setelah mendapat penganiayaan dari ibu kandung dan ayah tirinya.

Peristiwa memilukan anak dibunuh ibu kandung dan ayah tiri terjadi di rumah mereka di Taman Krubong Jaya, Melaka, Melaka, Malaysia.

Ditinggal ketika Tidur di Ayunan, Bocah 2 Tahun Tewas saat Rumahnya Kebakaran

2 Wanita Kakak Adik Ditemukan Tewas dan Sekarat di Dalam Rumah Mewah

Mayat Amir ditemukan dalam drum air setinggi 60.9 sentimeter di rumah ibu kandung dan ayah tirinya, di Taman Krubong Jaya, Melaka, Melaka, Malaysia.

Padahal baru tiga bulan Amir diasuh ibu kandung dan ayah tirinya, sejak Oktober 2020.

Sebelumnya, Amir tinggal bersama orangtua angkatnya, di Rawang, Selangor, Malaysia, sejak usia dua bulan.

Kedatangan ibu kandung dan ayah tiri menjemput Amir mengejutkan Norlida, lebih cepat dari  perjanjian sebelumnya.

Semula Amir dijemput keluarganya setelah berumur 10 tahun.

Namun karena yang menjemput adalah ibu kandung Amir, maka Norlida tidak bisa menolak.

Mayat Amir ditemukan dalam drum air setinggi 60.9 sentimeter di rumah ibu kandung dan ayah tirinya, di Taman Krubong Jaya, Melaka, Melaka, Malaysia.

Ketua Jabatan Siasatan Jenayah Ibu Pejabat Polis Kontinjen (IPK) Melaka ACP Mohd Sukri Kaman mengatakan korban ditemukan tenggelam dalam drum air di rumahnya sekitar pukul 4 petang, Jumat (29//1/2021).

Namun dalam pemeriksaan awal ditemukan luka lebam di tubuh Amir hingga polisi memutuskan menahan ibu dan ayah tiri.

''Kira-kira pukul 4 petang semalam, Bilik Gerakan Ibu Pejabat Polis Daerah (IPD) Melaka Tengah menerima panggilan daripada seorang lelaki melaporkan anaknya mati lemas di dalam drum air di rumahnya di Taman Krubong Jaya.

“Pemeriksaan di tempat kejadian mendapati korban seorang kanak-kanak lelaki berumur tujuh tahun dan pemeriksaan fisik menemukan kesan lebam dan kecederaan di beberapa anggota badan korban,” katanya seperti dilansir harian metro.

Selanjutnya mayat Amir dibawa ke Jabatan Forensik Hospital Melaka untuk memastikan penyebab kematian korban.

Jiran di lokasi kejadian mengaku kerap melihat korban sendirian dan kerap termenung.

Jiran yang berusia 47 tahun itu berkata, anaknya juga pernah mengambil gambar korban di balik jeriji besi di hadapan rumahnya.

"Apabila anak saya melambai ke arahnya dan ajak bermain, Amir tidak membalas dan segera masuk ke dalam rumah.

"Dengan ibu bapanya juga kami jarang ngomong," katanya.

Seorang lagi jiran berusia 43 tahun mengaku sempat bertanya petugas kesehatan yang mengevakuasi mayat Amir.

Petugas kesehatan mengatakan korban kemungkinan sudah lama meninggal dunia.

"Saya bergegas keluar rumah setelah melihat ada ambulans dan diberitahu ayah tiri korban anaknya meninggal dunia dalam drum. Pada masa sama, saya juga melihat ibu korban duduk di atas sofa sambil menangis.

Dia sering mendengar suara tangisan anak di rumah korban namun tidak mengambil serius karena menganggapnya biasa bagi keluarga yang mempunyai anak-anak.

Norlida tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan penyesalan atas kematian Adik, sapaa akrab Amir saat dirawat keluarga angkatnya.

Menurut Norlida, kali terakhir bertemu anak angkatnya pada November lalu di Rawang, Selangor, sebulan setelah diserahkan kepada keluarganya di Krubong.

"Saya menyesal… sepatutnya saya pertahankan Adik tetapi karena paham keadaan ibunya yang mungkin menanggung rindu, jadi saya rela dan biarkan dia kembali ke pangkuan mereka.

"Tetapi saya tidak menyangka anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang hilang sekelip mata dalam keadaan sebegitu," katanya.

Norlida mengatakan selama lebih enam tahun menjaga Adik, ibu kandung Amir hanya beberapa kali datang bertemu, seperti saat mau masuk sekolah sehingga dibutuhkan dokumentasi dari ibu kandung.

Norlida tidak menyangka yang ibu kandung Adik menutup komunikasi dengannya setelah Amir diserahkan Oktober 2020.

"Ada sekali kami berpeluang bertemu dengannya secara sembunyi-sembunyi di kedai makan di Rawang ketika Adik dibawa bapa tirinya berjumpa kami dan Adik pernah cakap dia rindu Ummi (sebutan Amir untuk Norlida)," katanya.

Norlida mengatakan Adik merupakan anak peramah, periang dan mudah bergaul meski baru kenal.

Tuhfah Nazihah, 25, anak Norlida, mengungkap kesedihan ibunya saat melepas Adik yang dijemput ibu dan ayah tirinya Oktober 2020. 

Dia mengunggah video perpisahan Adik dengan keluarganya di akun Facebook-nya.

Dalam video ini ibunya, Norlida dan adik-adiknya menangis sambil memeluk Amir ketika perpisahan itu.

Mereka dilihat menyampaikan pesanan terakhir kepada Amir sambil mencium pipinya.

Tuhfah Nazihah mengatakan video itu direkam adiknya, Tuhfah Nazira, 22.

"Pada malam itu, ibu kandung adik (Amir) datang ke rumah emak saya di Rawang ditemani suaminya untuk menjemput Amir.

"Mereka datang mendadak dan itu yang membuatkan kami sekeluarga tidak siap karena sesuai persetujuan sebelum ini, Adik dijemput saat 10 tahun.

"Namun, kami tidak dapat berbuat-apa karena menghormati permintaan ibu kandung Adik dan melepaskannya  walaupun dengan berat hati.

"Lagipun, niat asal kami hanya membantu menjaganya dan tidak pernah terlintas memisahkannya dengan keluarga kandung," katanya ketika dihubungi Harian Metro.

Tuhfah Nazihah mengatakan Amir diasuh ibunya sejak berusia dua bulan.

"Tidak lama setelah selesai masa berpantang, ibu kandung Adik yang juga rekan saya meminta bantuan untuk menjaga bayinya.

"Kebetulan, emak memang sukakan bayi jadi dia tidak keberatan untuk menjaga Adik.

"Emak sudah terangkan pada Adik mengenai statusnya dan dia paham dan sedikitpun tidak membuatkannya merasa tersisih.

"Cuma, kami sangka dapat menjaganya lebih lama, sekurang-kurangnya sehingga dapat mengajarnya mengaji dan sholat dengan betul tetapi hasrat itu tidak kesampaian," katanya.

Di sebalik perpisahan itu , Tuhfah Nazihah yakin Amir akan dijaga dengan baik oleh keluarga kandungnya.

"Adik kenal ibunya karena kami sekeluarga pernah mempertemukan mereka beberapa kali sebelum ini terutama ketika Idulfitri.

"Cuma, mungkin adik perlu membiasakan diri tinggal di rumah baharu ," katanya.(harian metro)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kesedihan Orangtua Angkat Melihat Bocah yang Diasuh sejak Umur 2 Bulan Tewas di Tangan Ibu Kandung, 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved