Berita Nasional
Irjen Wahyu Hadiningrat Calon Kuat Kabareskrim Menurut IPW
"Tapi bocoran yang diperoleh IPW yang akan menjadi Kabareskrim sepertinya Irjen Wahyu Hadiningrat," kata Neta.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal ( Bareskrim) masih kosong setelah ditinggalkan Listyo Sigit Prabowo yang jadi Kapolri.
Siapa calonnya?
Ada empat perwira tinggi berpangkat bintang dua yang jadi calon kuat menduduki jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim).
Hal ini disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Neta mengurai 4 nama tersebut.
Ada Wakabareskrim Irjen Wahyu Hadiningrat dan Kapolda Aceh Irjen Wahyu Widada.
Lalu, Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
"Tapi bocoran yang diperoleh IPW yang akan menjadi Kabareskrim sepertinya Irjen Wahyu Hadiningrat," kata Neta saat dihubungi, Senin (8/2/2021).
Wahyu Hadiningrat pernah menjabat sebagai Kapolres Jakarta Selatan hingga Wadir Tipidsiber Mabes Polri.
"Wahyu sendiri track record-nya cukup mumpuni," ujar Neta.
Sedangkan, sebelum menjabat Kapolda Aceh, Irjen Wahyu Widada pernah menjabat sebagai Kapolda Gorontalo dan Wakapolda Riau.
Dia merupakan peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian tahun 1991, seangkatan dengan Listyo Sigit.
Adapun, Irjen Ahmad Dofiri sebelum menjabat Kapolda Jabar merupakan Asisten Logistik Kapolri dan Kapolda DIY. Dia juga pernah meraih Adhi Makayasa Akpol angkatan 1989.
Selanjutnya, Irjen Nico Afinta sebeluumnya pernah menjabat Kapolda Kalimantan Selatan dan Staf Ahli Sospol Kapolri.
Saat menjadi Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, dia juga pernah memimpin tim untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Bersamaan dengan itu, Polri juga akan melakukan rotasi sejumlah perwira tinggi di sejumlah posisi.
Neta mengatakan, dalam mutasi ini, Listyo Sigit harus mampu menunjukkan komposisi perpaduan senior dan junior agar Polri bisa makin solid dan bekerja "presisi".
"Target dari mutasi ini harus berorientasi pada penjagaan maksimal terhadap ancaman dan gangguan kamtibmas. Bagaimana pun dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19 tak bisa dianggap remeh," tutur Neta.
Ia pun mengingatkan ada utang kasus-kasus besar yang diwariskan kepemipinan Jenderal Idham Azis.
Di antaranya kasus tewasnya enam laskar FPI dan pembunuhan dan pembakaran rumah ibadah di Sigi yang dilakukan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
"Mutasi pertama ini akan menunjukkan bagaimana sikap dan arah kepemimpinan Kapolri Listyo Sigit Prabowo," kata dia.
sumber: Kompas.com