Apa Itu
Apa Itu Disleksia, Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Yuk, mari disimak penjelasan Apa Itu Disleksia, Gejala, Penyebab dan Pengobatannya, di bawah ini.
Penulis: Putri Salamah | Editor: Reni Ravita
Sejumlah faktor yang diduga memicu kelainan gen tersebut adalah:
- Infeksi atau paparan nikotin, alkohol, dan NAPZA pada masa kehamilan.
- Lahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.
- Riwayat disleksia atau gangguan belajar dalam keluarga juga menjadikan anak menderita disleksia.
Pengobatan Disleksia
Meskipun disleksia tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi deteksi dan penanganan sejak usia dini terbukti efektif meningkatkan kemampuan penderita dalam membaca.
Salah satu metode yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik.
Metode fonik berfokus meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memroses suara. Dalam metode fonik, penderita akan diajari sejumlah hal berikut:
- Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti ‘pasar’ dan ‘pagar’.
- Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit.
- Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut.
- Membaca kalimat dengan tepat, serta memahami makna yang dibaca.
- Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru.
Guna membantu proses penyembuhan anak, orang tua dapat melakukan sejumlah hal berikut:
- Membaca dengan suara keras di hadapan anak.
Langkah ini akan lebih efektif bila dilakukan pada anak usia 6 bulan atau lebih muda.
Apabila anak sudah cukup dewasa, ajak anak membaca cerita bersama-sama setelah diperdengarkan cerita sebelumnya.
- Beri semangat pada anak agar berani membaca.
Hilangkan ketakutan anak untuk membaca. Dengan rutin membaca, kemampuan anak dalam membaca akan meningkat.
- Bekerja sama dengan guru di sekolah.
Bicarakan kondisi anak dengan guru di sekolah anak, kemudian diskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak agar berhasil dalam pelajaran.
Rutinlah berkomunikasi dengan guru agar Anda mengetahui perkembangan anak di sekolah.
- Bicara dengan anak tentang kondisinya.
Beri pemahaman pada anak bahwa kondisi yang dialaminya dapat diperbaiki, sehingga anak menjadi semangat untuk belajar.
- Batasi menonton televisi.