Apa Itu

Apa Itu Hujan, Manfaat, dan Bagaimana Proses Terjadinya Hujan

Simak penjelasan tentang apa itu hujan, manfaat, dan bagaimana proses terjadinya hujan.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Riyo Pratama
Kompas.com/oceanicpropertiesllc.com
Ilustrasi. Hujan 

apa itu hujan

bagaimana proses terjadinya hujan

proses terjadinya hujan

manfaat hujan

apa itu

hujan

Tribunlampung.co.id

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Indonesia memiliki dua musim, musim kemarau dan hujan.

Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal apa itu hujan, tapi bagaimana dengan manfaat hujan dan bagaimana proses terjadinya hujan? Berikut penjelasannya!

Pengertian Hujan

Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi.

Baca juga: Apa Itu Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

Baca juga: Apa Itu Siklus Air

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hujan memiliki dua arti.

Pertama, titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan dan kedua, adalah bentuk kiasan berupa yang datang dan sebagainya banyak-banyak.

Sementara itu, dilansir dari laman resmi National Geographic, hujan berarti presipitasi cair atau air yang jatuh dari langit.

Presipitasi cair sendiri bermakna proses pengendapan, baik dari dalam larutan maupun dari udara permukaan ke permukaan bumi.

Sedangkan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan merupakan suatu bentuk presipitasi atau endapan dari cairan atau zat padat yang berasal dari kondensasi yang jatuh dari awan menuju permukaan bumi.

Secara umum, hujan juga merupakan sumber air tawar bagi banyak sungai, danau, atau akuifer (lapisan kulit bumi berpori yang dapat menahan air dan terletak di antara dua lapisan yang kedap air) yang tidak dapat diakses dengan mudah.

Baca juga: Apa Itu Konduktor dan Isolator

Baca juga: Apa Itu Bulan, Asal Usul, dan Manfaat Bulan bagi Bumi

Proses Terjadinya Hujan

Ada serangkaian tahapan dalam proses terjadinya hujan, yang sudah Tribunlampung rangkum dari berbagai sumber:

1. Penguapan (Evaporasi)

Evaporasi adalah proses penguapan air laut, sungai, danau, begitu juga dengan tumbuhan, yang mengeluarkan uap air ke udara.

Uap air tersebut, berasal dari permukaan bumi yang naik, dan berkumpul di udara yang menguap akibat panasnya sinar matahari.

Perubahan yang terjadi adalah zat cair pada air berubah menjadi gas berupa uap air yang memungkinkan untuk naik ke atmosfer bumi.

Semakin tinggi suhu panas matahari, maka semakin banyak pula air yang berubah menjadi uap dan naik ke permukaan atmosfer bumi.

2. Pengembunan (Kondensasi)

Setelah uap naik ke permukaan atmosfer pada ketinggian tertentu, uap tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pengembunan.

Kondensasi sendiri berarti perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.

Perubahan ini terjadi karena suhu sekitar awan lebih rendah dari panas matahari, sehingga membentuk titik embun air.

Suhu udara yang semakin tinggi membuat titik-titik embun semakin banyak dan memadat lalu membentuk awan.

Semakin banyak uap yang naik dan memadat, semakin tebal dan hitam pula awan yang terbentuk.

Kondensasi ini pun bisa berupa partikel debu, garam, asap, atau polusi.

Kondensasi yang berwarna cerah, seperti debu merah atau ganggang hijau bisa menyebabkan hujan berwarna.

Namun karena kondensasi itu ukurannya sangat kecil, warnanya pun jarang terlihat.

3. Presipitasi

Presipitasi adalah tahapan terakhir dari proses terjadinya hujan.

Dalam proses ini, awan akan mencair akibat dari adanya pengaruh suhu udara yang tinggi.

Pada tahap inilah hujan terjadi dan membasahi bumi.

Awan-awan yang telah terbentuk pada tahap sebelumnya akan dibawa angin, sehingga terjadinya perpindahan tempat secara horizontal.

Proses perpindahan awan tersebut disebut dengan adveksi.

Adveksi ini memungkinkan awan menyebar dan menyatu dengan awan lainnya sehingga ukurannya pun bisa menjadi semakin besar.

Butiran es yang ada pada awan kemudian akan ditarik oleh gaya gravitasi bumi lalu menyebabkan turunnya hujan, seperti di daratan, lautan, sungai, danau maupun tanah.

Hujan yang turun ke dalam tanah, nantinya akan meresap menjadi air tanah yang kemudian akan keluar melalui sumur.

Namun, ternyata tidak semua tetesan hujan akan jatuh menyentuh tanah.

Ada juga yang akan kembali ke awan karena air menembus lapisan atmosfer yang lebih hangat dan berujung menguap.

Umumnya, tetesan hujan yang turun ke tanah memiliki memiliki diameter 0,5 milimeter (0,02 inci), bahkan bisa lebih besar. Sedangkan untuk gerimis ukurannya kurang dari 0,5 milimeter.

Dalam ukuran tersebut, tetesan air tersebut akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik, sedangkan kecepatan aliran udara yang jauh lebih tinggi menyebabkan tetesan air tidak jatuh ke permukaan bumi.

Kecepatan turunnya hujan pun tergantung dari wilayahnya. Daerah gurun yang kering akan jauh lebih lambat dibandingkan dengan hutan hujan tropis.

Sedangkan di daerah sub tropis, apabila udara di sekitar awan suhunya terlalu rendah, yakni berkisar minus 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju.

Siklus pada proses terjadinya hujan ini terus berulang.

Manfaat Hujan Bagi Kehidupan Manusia

Dilansir dari Grid.id, berikut ini merupakan manfaat hujan bagi kehidupan sehari-hari manusia, antara lain:

1. Membantu Pertanian

Tanaman padi, sayuran dan buah dapat tumbuh dengan baik karena apa?

Tanaman-tanaman tersebut bisa hidup dan dipanen dengan baik karena adanya air hujan yang mengaliri dan membasahinya.

Air hujan sangat diperlukan tanaman untuk dapat melakukan proses pertumbuhan atau fotosintesis.

Jika terjadi kekeringan yang panjang, hasil panen bisa saja tidak baik.

2. Kebutuhan Hidup Manusia

Air hujan yang turun akan masuk dan meresap ke dalam tanah, lalu berubah menjadi air tanah.

Nah, air tanah tersebut biasanya dimanfaatkan manusia untuk memasak, mencuci, dan kebutuhan hidup lainnya.

3. Sumber Energi Pembangkit Listrik

Danau buatan, yang menampung air hujan dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi sumber energi listrik dibantu dengan peralatan teknologi yang canggih.

Air yang digunakan sebagai energi pembangkit listrik itu disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

4. Air Minum

Air hujan tidak dapat diminum secara langsung.

Untuk dapat diminum, air hujan perlu melewati tahap pemurnian.

Air hujan ditampung di dalam galon atau penampungan lainnya.

Kemudian air hujan diteliti untuk melihat zat-zat berbahaya apa saja yang terdapat di dalamnya. 

Nah, proses pemurnian tadi berguna untuk menghilangkan semua zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam air hujan.

Setelah melewati proses tersebut, air hujan bisa diminum tanpa harus dimasak.

5. Kelangsungan Hidup Hutan

Di hutan biasanya hidup pohon-pohon dan hewan liar.

Keduanya membutuhkan air yang cukup agar bisa hidup dan air tersebut didapat dari hujan.

Seperti yang kita tahu, bahwa peran pohon sangat penting bagi kehidupan kita. Pohon yang menyediakan udara bersih untuk kita hirup.

Baca juga: Apa Itu Bimbingan Konseling

Selain itu, pohon juga bisa membantu menyerap air hujan dan mencegah banjir. Oleh sebab itu, air hujan sangatlah penting untuk membuat hutan tetap lestari. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved