Tanggamus
Petugas Kebersihan Tewas Dibunuh, Keluarga Ungkap 3 Anak Suaidi Sempat Sakit Semua
Keluarga mengungkap, beberapa hari sebelum Suaidi dibunuh, tiga anak korban mengalami sakit bersamaan.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang petugas kebersihan RSUD A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung tewas dibunuh di ruang laundry rumah sakit.
Kabar meninggalnya Suaidi Maulana (49) membawa duka mendalam bagi keluarga korban di Kabupaten Tanggamus.
Keluarga mengungkap, beberapa hari sebelum Suaidi dibunuh, tiga anak korban mengalami sakit bersamaan.
Suaidi memiliki tiga putri, usia tertua duduk di kelas III SD, lalu putri kedua usia empat tahun dan putri ketiga usia tiga bulan.
Baca juga: Keluarga Korban Pembunuhan Ungkap Kondisi Suaidi: Dia Itu Lemah, Mana Berani Punya Musuh
Baca juga: Bungkusan Plastik di RSUD Bandar Lampung, Saat Disogok Kayu Keluar Tangan Jenazah
"Tiga hari sebelum kabar meninggal, anak Suaidi sakit semuanya," kata Wahid Dahlan, kakak tertua dari Suaidi.
Keluarga besar Suaidi Maulana (49), korban pembunuhan di RSUD A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung berharap kasusnya cepat terungkap.

Suadi adalah petugas kebersihan di RSUD A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung yang ditemukan meninggal dibunuh pada Senin 22 Maret 2021.
Suaidi Maulana diduga dibunuh dengan kondisi tubuh mengalami luka tusuk dan dimasukkan dalam plastik pembungkus kain di ruang laundry RSUD A Dadi Tjokrodipo.
"Kami berharap kasus yang terjadi pada almarhum cepat terungkap. Lalu diketahui siapa pelakunya, dan kenapa sampai terjadi seperti itu," ujar Wahid Dahlan, kakak tertua dari Suaidi.
Baca juga: Bungkusan Plastik di RSUD Bandar Lampung, Saat Disogok Kayu Keluar Tangan Jenazah
Baca juga: Polisi Sudah Kantongi Pelaku Pembunuhan Petugas Kebersihan RSUD Dadi Tjokrodipo
Ia mengaku, adiknya dimakamkan di kampungnya di belakang rumah di Pekon Sukajadi, Kecamatan Pugung, Tanggamus.
Sebab istri dan ketiga anak Suaidi tinggal di Tanggamus. Sedangkan almarhum selama ini tinggal di mess RSUD A Dadi Tjokrodipo. Dan biasa pulang ke Tanggamus dua pekan sekali.
Wahid mengaku, selama ini Suaidi tidak memiliki musuh, sebab orangnya pendiam saja. Perilakunya pun tergolong lembut untuk kategori pria, dan bertubuh kecil.
"Kalau musuh kami yakin tidak ada, sebab dia itu lemah seperti perempuan, mana berani kalau ada musuh," ujar Wahid.
Ia pun menambahkan, selama ini Suaidi pun tidak pernah ada masalah dalam kehidupannya. Sebab keluarga yakin tidak mungkin orang seperti almarhum suka cari masalah.
"Kehidupan di sini tidak punya masalah, kami yakin di tempat kerjanya juga seperti itu. Tidak pernah juga dengar ada masalah dengan almarhum," kata Wahid.
Ia mengaku, keluarga besar tidak miliki firasat apapun terhadap Suaidi yang sudah ditemukan meninggal dunia.
Hanya saja tiga hari sebelum kejadian ketiga putrinya semuanya sakit.
Sampai akhirnya tiba kabar mengejutkan yakni Suaidi ditemukan meninggal dunia dalam kondisi luka-luka dan dibungkus plastik di tempat kerjanya.
Wahid mengaku, Suaidi pulang sekitar dua pekan sebelum kejadian.
Dan almarhum sudah bekerja di RSUD A Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung sejak 2013 sebagai petugas kebersihan.
Almarhum memiliki tiga putri, usia tertua tengah duduk di kelas III SD, lalu putri kedua usia empat tahun dan putri ketiga usia tiga bulan.
Sedangkan dalam silsilah keluarga, Suaidi termasuk anak ketujuh, dan anak pertama adalah Wahid Dahlan.
Saat ini di rumah tempat tinggal Suaidi dan keluarga digelar doa bersama selama tujuh hari untuk mendoakan almarhum. (Tribunlampung.co.id /Tri)