Berita Nasional

Polisi Sebut Sopir Lalai, Kasus Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang

Polisi menyebut ada faktor kelalaian dalam kecelakaan bus Sri Padma Kencana di Tanjakan Cae.

Editor: taryono
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Kondisi evakuasi bus pariwisata terjun ke jurang di Sumedang. Insiden kecelakaan maut bus pariwisata terjun ke jurang di Sumedang bermula dari usul penumpang untuk mencari jalur alternatif. Peristiwa nahas tersebut terjadi di kawasan Tanjakan Cae, Sukajati, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Rabu malam (10/3/2021). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kepolisian menyampaikan perkembangan terbaru kasus kecelakaan maut di Tanjakan Cae.

Lokasinya di Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Polisi menyebut ada faktor kelalaian dalam kecelakaan bus Sri Padma Kencana.

Terungkap fakta, sopir tidak melakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan yang dikemudikannya.

Seperti diketahui, kecelakaan bus yang mengangkut 63 rombongan peziarah dari SMP Islam Terpadu (IT) Al Muawwanah, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang itu menyebabkan 30 orang meninggal dunia.

Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto mengatakan, sopir bus berinisial Y yang turut meninggal dunia dalam kejadian tersebut tidak menghiraukan keluhan penumpang bahwa sempat tercium bau, seperti karet terbakar.

"Pengemudi juga tidak melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kendaraan yang dikemudikannya," ujarnya saat ditemui di Mapolres Sumedang, Jalan Prabu Gajah Agung, Rabu (30/3/2021).

Sementara untuk mekanik merangkap kernet bernisial D yang juga meninggal dunia dalam kecelakaan itu, kata Eko, melakukan penggantian kanvas rem roda belakang sebelah kanan.

Namun, kata Eko, berdasarkan hasil pemeriksaan agen tunggal pemilik merk (ATPM) terdapat kesalahan dalam memasang shock brake chamber atau ruang dari pengereman.

"Dalam sistem rem angin, ketika pedal rem diinjak, itu udara yang bertekanan akan mengalir ke chamber ini dan akan mengubahnya menjadi energi mekanis," kata Eko.

Atas hal tersebut, ucap Eko, akibat kesalahan pemasangan dari shock brake chamber ini, menyebabkan kanvas rem pada bus tersebut tidak berfungsi.

"Kernet juga tidak menghiraukan keluhan penumpang yang mencium bau seperti karet terbakar serta tidak melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kendaraan," ucapnya.

Ia mengatakan, akibat kelalaian itu, saat bus melintas dari Malangbong menuju Wado dan tepat di jalan yang kondisinya menurun serta menikung ke kanan, bus diduga hilang kendali hingga miring ke arah kiri.

Kemudian badan bus menabrak Guard Rail hingga akhirnya bus terhempas ke dalam jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter yang posisinya berada di sebelah kiri dari arah Malangbong.

"Akibat kejadian tersebut, 30 orang meninggal dunia termasuk sopir dan kernet, sedangkan 35 penumpang lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan di RSUD Sumedang," kata Eko.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved