Tulangbawang

Warga Mampu Pakai Elpiji 3 Kg, Penyebab Gas Subsidi Langka di Tulangbawang Barat

Tidak sedikit kalangan menengah ke atas yang ikut mencicipi gas elpiji subsidi yang sedianya diperuntukkan bagi kalangan menengah kebawah.

Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id
Ilustrasi - Warga Mampu Pakai Elpiji 3 Kg, Penyebab Gas Subsidi Langka di Tulangbawang Barat. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG BARAT - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram yang terjadi sejak beberapa pekan lalu di Tulangbawang Barat (Tubaba) disebabkan distribusi yang tidak tepat sasaran.

Tidak sedikit kalangan menengah ke atas yang ikut mencicipi gas elpiji subsidi yang sedianya diperuntukkan bagi kalangan menengah kebawah.

Kepastian itu didapat berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dinas Koperindag bersama Bagian Perekonomian Pemkab Tubaba di 22 pangkalan elpiji di wlayah setempat.

Sidak tersebut menindaklanjuti laporan masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji 3 kg selama ini.

"Kita melakukan sidak atau monitoring berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor 090/79/II.16/TUBABA/2021 kepada sejumlah Pangkalan Gas Subsidi di Tubaba," kata Kepala Bidang Perdagangan Eka Saputra, Jumat (2/4/2021).

Dari hasil monitoring tersebut, Eka memastikan, terjadinya kelangkaan gas elpiji subsidi bukanlah terjadi masalah pada pasokan gas, melainkan karena banyaknya penyaluran yang tidak tepat sasaran.

"Misalnya penyaluran kepada masyarakat yang justru lebih sedikit daripada UMKM. Karena seharusnya sesuai regulasi 60 persen prioritas masyarakat miskin dan 40 persen barulah untuk UMKM," paparnya.

"Ada juga masyarakat mampu yang justru kecolongan ikut membeli gas elpiji subsidi ini," imbuhnya.

Selain itu, dalam sidak pemkab juga menemukan pelanggaran lainnya, yakni tidak adanya legalitas usaha yang dipegang pangkalan.

Sehingga, karena tidak adanya kontrol terjadi praktik pembelian dari luar daerah Tubaba ke warung-warung di perbatasan kabupaten.

"Nah inilah yang menyebabkan gas cepat habis," ungkapnya.

Eka menilai, meskipun sudah diterapkan pemberlakuan membawa KTP jika ingin membeli, namun ketetapan itu masih kurang efektif.

Karena kondisi itu, Diskoperindag Tubaba akan bermusyawarah dengan pihak terkait untuk mencari solusi mengatasi persoalan itu.

"Solusinya, mungkin seperti membuat kartu kendali atau semacamnya," beber Eka.

Lapor dengan Bukti Video

Kepala Bagian Perekonomian, Suwardi, menyebut hingga saat ini pemkab belum menemukan pangkalan yang menjual melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp18 ribu.

"Hasil monitoring kami disimpulkan penyebab sulitnya mendapatkan elpiji karena kurang tepat sasaran, dan pembeli dari luar daerah yang membuat sulitnya masyarakat miskin mencari Elpiji 3 Kg," ungkapnya.

Suwardi mengingatkan, jika ada pangkalan yang menjual lebih dari HET Rp 18 ribu, masyarakat bisa melapor ke Bagian Perekonomian atau Koperindag.

"Laporkan kepada kami disertai dengan bukti. Misalnya rekaman suara atau video. Nanti akan ditindak tegas sesuai aturan berlaku. Konsekuensinya pemutusan hubungan usaha (PHU)," tandasnya.

( Tribunlampung.co.id / endra zulkarnain )

Baca berita Tulangbawang lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved