Mesuji

Duka Keluarga Siswi SMP Tewas Tenggelam di Kolam Tambang Pasir Mesuji

Duka mendalam dirasakan keluarga siswi SMPN 1 Tanjung Raya yang tewas tenggelam di kolam bekas tambang pasir di Desa Sriwijaya, Kecamatan Tanjung Raya

Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Daniel Tri Hardanto
grafis tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. Siswi SMPN 1 Tanjung Raya tewas tenggelam di kolam bekas tambang pasir di Desa Sriwijaya, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Rabu (7/4/2021).. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MESUJI - Duka mendalam dirasakan keluarga siswi SMPN 1 Tanjung Raya yang tewas tenggelam di kolam bekas tambang pasir di Desa Sriwijaya, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji.

Kejadian itu membuat keluarga korban sangat terpukul.

NN, gadis berusia 12 tahun yang tinggal di Desa Berasan Makmur, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, tewas setelah tercebur ke dalam kolam bekas tambang pasir, Minggu (4/4/2021).

Andrianto (27), kakak kandung korban, mengaku kaget atas peristiwa tersebut.

Dia mengaku musibah itu membuat keluarganya sangat kehilangan, terutama sang ibu.

"Jadi adik saya itu anak terakhir. Ketika mendengar kejadian itu, ibu saya langsung pingsan tidak sadarkan diri. Tetapi saat ini alhamdulillah kami menerimanya. Mungkin ini sebuah takdir. Kami ikhlas," ujar Andrianto, Kamis (8/4/2021).

Menurutnya, waktu kejadian korban tenggelam ia sedang bekerja di tempat tetangga. Sedangkan ibunya sedang berada di rumah.

"Pas ada kabar itu pukul 16.00 WIB ditelepon tetangga. Kejadian kemarin, dibawa ke rumah sakit dulu baru di bawa ke rumah," ungkapnya.

Saat ditanya mengenai firasat, Andrianto nampak kesulitan untuk menjelaskan.

Sambil menarik napas dalam-dalam, ia menceritakan firasat yang dialaminya.

"Ibu sendiri ada firasat tidak bagus sebelum kejadian adik saya itu. Ya tapi nggak enak juga saya Mas bilangnya. Yang jelas ibu itu merasakan perasaan yang nggak enak," ucapnya.

Begitu pula Andrianto yang mengaku memiliki firasat tidak enak sewaktu masih bekerja hingga akhirnya mendapatkan kabar duka.

Sebelum kejadian tersebut, kata Andrianto, korban sempat izin meninggalkan rumah untuk melihat pentas seni jaranan.

Setelah itu korban pergi ke rumah gurunya.

"Tetapi kok terus ngambil itu celana pendek. Saya juga merasa aneh waktu itu," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved