Bandar Lampung
Cerita Pemilik Toko Kue dan Roti Yussy Akmal Pertama Kali Jual Pie Pisang di Lampung
Pemilik Toko Kue dan Roti Yussy Akmal, Yussy Asih Faurini merupakan satu di antara sosok pengusaha wanita sukses di Lampung.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Yussy Asih Faurini merupakan satu di antara sosok pengusaha wanita sukses di Lampung.
Kesuksesannya itu terlihat dari berkembangnya toko miliknya yang bernama Toko Kue dan Roti Yussy Akmal.
Wanita kelahiran 20 Maret 1975 itu mengatakan, sebelum membuka Toko Kue dan Roti Yussy Akmal, Yussy lebih dahulu membuat usaha rumahan tahun 1992 saat Yussi masih kelas 1 SMA.
Dalam usaha rumahannya itu Yussy menjual aneka kue-kue yang biasa ditemukan di pasar, seperti roti, dan tart.
Yussy membuat usaha rumahan itu, awalnya karena Yussy hobi memasak, dan membuat membuat kue. Bahkan hobi itu sudah mulai dimilikinya sejak Yussy masih kelas 6 SD.
Tapi kemudian usaha rumahannya itu menjadi jalan bagi Yussy untuk membantu perekonomian keluarganya. Kala itu perekonomian keluarganya cukup sulit karena usaha Ayahnya mengalami kebangkrutan, Ayahnya meninggal dunia, dan Ibunya seorang ibu rumah tangga.
Sehingga Yussy bertekad ingin bisa membantu perekonomian keluarganya dari usaha rumahannya. Meskipun usaha rumahannya ini sempat membuat Yussy tidak percaya diri.
"Sebab usaha rumahan saya membuat saya harus berkutat di dapur. Berbeda dengan teman-teman saya yang berlomba-lomba menjadi seorang pegawai," kata Yussy.
Agar usaha rumahannya kian berkembang, Yussy pun mempromosikan aneka kue, roti, dan kue tart yang dijual di usaha rumahannya, dari mulut ke mulut. Seperti dari gurunya, teman-temannya, dan sebagainya.
Agar promosi itu berhasil, Yussy berusaha agar rasa kue, roti, dan tartnya enak. Promosi itu berhasil, lama kelamaan usaha rumahannya makin dikenal banyak orang. Banyak orang yang menjadi langgannnya, termasuk para manajer hotel.
Saat itu orang-orang mengenal kue, roti, dan tartnya sebagai kue, roti, dan tart Yussy. Sebab saat itu memang Yussy belum memiliki nama untuk usaha rumahannya yang menjual kue, roti, dan tart itu.
Pada tahun 2010 Yussy membuka Toko Kue dan Roti Yussy Akmal pertama di Jalan Jenderal Sudirman. Saat Yussy membuka toko ini, Yussy tidak kesulitan mencari pelanggan, karena Yussy sudah banyak dikenal ketika Yussy memiliki usaha rumahan. Namun promosi mulut ke mulut tetap dijalankan Yussy.
Di tahun 2011, di toko ini, selain menjual kue dan roti, Yussy menjual pie pisang, karena Yussy ingin menghadirkan oleh-oleh yang enak dan berbeda dengan yang dijual di toko lainnya. Yussy lah orang pertama yang menjual pie pisang di Lampung.
Tapi di awal pie pisang dijual, 25 pcs pie pisang Yussy tidak laku. Akhirnya Yussy mengambil langkah promosi lewat media cetak dan media sosial. Selain itu Yussy juga melakukan endorse.
"Alhamdulilah setelah itu pie pisang laris terjual. Banyak orang yang suka dengan pie pisang. Bahkan kini ribuan pie pisang bisa terjual setiap harinya," kata Yussy.
Setahun kemudian, Yussy membuka cabang Toko Kue dan Roti Yussy Akmal di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, karena banyaknya permintaan pelanggan membuka cabang di sana.
Setelah itu setiap satu tahun sekali Yussy membuka cabang lagi di Lampung Walk, Teluk Betung, dan Bandara Radin Inten II, karena Yussy ingin memudahkan pelanggan yang berada di dekat tiga cabang itu membeli produknya.
Tapi tidak lama setelah pandemi covid-19, Yussy memutuskan menutup tiga cabang ini dan hanya menyisakan di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam serta di Jalan Jendral Sudirman.
"Saya tutup karena pandemi covid-19 membuat tiga cabang itu sepi pelanggan. Bandara Radin Inten II dan Lampung Walk sepi. Di Teluk Betung juga sepi karena ketika itu pariwisata belum jalan," urai Yussy.
Untuk menutupi kerugian akibat ditutupnya tiga cabang itu, Yussy menggencarkan penjualan online seperti lewat GoFood dan lewat nomor yang tertera di instagram @yussyakmal.
Yussy pun bersyukur, sejak mulai digencarkan, penjualan online sangat lancar, karena penjualan online ini semakin mempermudah pelanggannya untuk membeli produknya, tanpa harus datang langsung ke tokonya. ( Tribunlampung.co.id / Jelita Dini Kinanti )