Berita Bola Liga Champions
Final Liga Champions 2021, Akankah Rekor Tuchel Atas Guardiola Berlanjut
Dua klub asal Inggris Chelsea vs Manchester City akan berhadapan pada Final Liga Champions 2021 pada Minggu 30 Mei 2021.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dua klub asal Inggris Chelsea vs Manchester City akan berhadapan di Final Liga Champions 2021 pada Minggu 30 Mei 2021, Adu gengsi kedua pelatih Pep Guardiola dan Thomas Tuchel akan berlangsung.
Laga Chelsea vs Manchester City yang akan digelar di Porto diprediksi berlangsung sengit. Pasalnya Man City Vs Chelsea bukan sekedar memperebutkan gelar juara namun adu gengsi kedua pelatih antara Pep Guardiola dan Thomas Tuchel
Siapapun yang mampu menang dalam pertandingan ini akan menjadi juara Liga Champions 2021.
Chelsea vs Manchester City akan saling 'membunuh' untuk menjadi yang terbaik dalam pagelaran Liga Champions musim 2020-2021.
Duel akbar ini juga mempertaruhkan reputasi kedua pelatih masing-masing klub.
Baca juga: Final Liga Champions 2021, Thomas Tuchel Pastikan The Blues Prima
Guardiola untuk Man City dan Thomas Tucel untuk Chelsea.
Pertarungan ini tentu penuh gengsi bukan sekedar titel juara Liga Champions.

Rekor buruk menghantui Pep Guardiola jelang laga final Liga Champions 2020/2021.
Guardiola yang jadi pelatih Man City sudah dua kali menelan kekalahan dari Chelsea sejak ditangani Thomas Tuchel.
Tim tajir Manchester City lolos ke final Liga Champions setelah menyingkirkan tim tajir asal Perancis, Paris Saint Germain (PSG) di semifinal.
Baca juga: Jadwal Liga Champions 2021, Thomas Tuchel: NGolo Kante Tak Cedera
Setelah menang 2-1 pada leg pertama babak semifinal, The Citizens kembali mengalahkan PSG 2-0 pada leg kedua. Man City unggul agregat 4-1.
Ini merupakan final Liga Champions pertama Manchester City dalam sejarah klub tetangga Manchester United ini.
Sebelumnya, mereka selalu mentok di perempat final meski sudah lima musim diasuh arsitek terbaik dunia Pep Guardiola.
Adapun, prestasi terbaik Man City di Liga Champions adalah semifinal di musim 2015/2016 bersama Pelatih Manuel Pellegrini.
Sementara Chelsea secara heroik mampu melangkah ke final Liga Champions setelah menyingkirkan raksasa Spanyol Real Madrid di semifinal.
Pada leg pertama, The Blues berhasil menahan Real Madrid 1-1. Mereka kemudian menang 2-0 pada leg kedua. Tiago Silva dkk unggul agregat 3-1.
Chelsea awalnya bukan tim favorit ke final, apalagi juara di Liga Champions musim ini.
Namun sejak Thomas Tuchel menggantikan posisi Frank Lampard di kursi manajer, The Blues menjadi kekuatan menakutkan.
Tuchel yang sebelumnya dipecat dari PSG, tak pelak menjadi sosok kunci kekuatan Chelsea. Ia mampu menyulap skuad muda The Blues menjadi tim tangguh.
Dan sejak menangani Chelsea, Tuchel memiliki rekor yang sangat positif kala bertemu Man City.
Dari dua pertemuan, Tuchel selalu mampu mengalahkan tim asuhan Pep Guardiola.
Paling gres, Chelsea menang 2-1 pada lanjutan Liga Inggris musim 2020-2021.
Duel Man City vs Chelsea tersaji pada pekan ke-35 Liga Inggris di Stadion Etihad pada Sabtu 8 Mei 2021 malam WIB.
Man City selaku tuan rumah mampu unggul terlebih dahulu berkat gol Raheem Sterling pada menit ke-44.
Chelsea kemudian bangkit pada babak kedua untuk meraih kemenangan 2-1 berkat gol Hakim Ziyech (63') dan Marcos Alonso (90+2').
Sebelumnya, Tuchel juga menaklukkan Guardiola pada semifinal Piala FA 1-0 di Stadion Wembley, London, 17 April 2021.
Gol tunggal Chelsea dicetak winger Hakim Ziyech menit ke-55. Winger asal Maroko ini pula yang kemarin menjebol gawang Man City.
Dengan catatan dua kemenangan atas Man City ini, Tuchel pun percaya diri menghadapi Guardiola di final Liga Champions 2020/2021.
Akankah rekor kemenangan Tuchel atas Guardiola berlanjut di final Liga Champions?
Pelatih Pembunuh Raksasa
Selain mampu memenangi dua kali pertemuan dengan Guardiola, Chelsea bersama Tuchel juga punya catatan mentereng melawan tim-tim besar yang dilatih nama-nama besar pula.
Harus diakui, perubahan nakhoda Chelsea dari tangan Frank Lampard ke Thomas Tuchel menghasilkan perubahan positif yang sungguh luar biasa.
Pada awal Januari, saat kendali The Blues masih dipegang Frank Lampard, siapa yang berani memprediksi Chelsea bisa duduk manis dengan nyaman di empat besar klasemen Liga Primer, dan memesan tempat di dua final turnamen besar, Piala FA dan Liga Champions?
Ketika itu, posisi The Blues memang jauh dari kondusif. Mereka masih mendekam di posisi sembilan, dipenuhi perseteruan internal, dan clean sheet jadi hal yang sulit didapat.
Tapi kemudian datanglah Thomas Tuchel. Pelatih asal Jerman berusia 47 tahun ini mengambil-alih kemudi Chelsea pada 26 Januari.
Dia bergerak cepat, menambal perahu The Blues yang nyaris tenggelam, dan membawanya berlayar ke perairan yang lebih tenang.
103 hari berlalu, dan kini Chelsea benar-benar kedap air. Pertahanan mereka telah menjadi lini belakang yang paling sedikit kebobolan di Eropa.
Sebagai perbandingan, gawang Chelsea kebobolan 24 gol dari 19 laga di era Lampard. Sekarang, di era Tuchel mereka cuma kemasukan 10 gol dari 19 laga.
Paling banter hanya kebobolan satu gol, perkecualian saat bencana aneh ketika digilas West Bromwich Albion 5-2 pada 3 April 2021.
Seperti ditulis Max Cooper di 90min.com, Chelsea kini jadi tim paling terorganisir. Dan parameter paling sahih untuk membuktikan hal itu adalah kesuksesan mereka melawan tim-tim elite.
Skuad Tuchel punya pertahanan luar biasa menghadapi sesama tim kelas berat.
Satu-satunya noda pada jejak emas mereka datang dalam bentuk gol Raheem Sterling saat The Blues mengalahkan Manchester City 2-1.
Tuchel telah melawan Zinedine Zidane dan Real Madrid (dua kali), Pep Guardiola (dua kali), Jurgen Klopp, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, dan Diego Simeone (dua kali).
Luar biasanya, dia delapan kali menang tanpa kalah dari sembilan kali pertandingan tersebut.
Dalam perjalanan fantastisnya tersebut, Chelsea mengemas 14 gol, dan hanya kebobolan dua gol. ( Tribunlampung.co.id / Romi Rinando )