Bandar Lampung

Melongok Daerah Pedalaman Bandar Lampung, Warga Umbul Kunci Cemas Lintasi Jembatan Selebar 1 Meter

Di Kampung Umbul Kunci, Kecamatan Telukbetung Timur, misalnya, warga menggunakan jembatan kayu sebagai sarana penghubung antarkampung.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung / V Soma Ferrer
Di Kampung Umbul Kunci, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung, warga menggunakan jembatan kayu sebagai sarana penghubung antarkampung, Jumat (4/6/2021). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masih terdapat kesenjangan infrastruktur antara kawasan pusat kota dan daerah pedalaman di Kota Bandar Lampung.

Di Kampung Umbul Kunci, Kecamatan Telukbetung Timur, misalnya, warga menggunakan jembatan kayu sebagai sarana penghubung antarkampung.

Jembatan tersebut menghubungkan permukiman Patriot dan Ciraos yang terletak di seberang Sungai Keteguhan.

Mirisnya lagi, dari pantauan Tribunlampung.co.id, Jumat (4/6/2021), jembatan yang menyeberangi Sungai Keteguhan itu hanya memiliki lebar satu meter.

Tidak semua kendaraan bisa melintasi jembatan tersebut.

Di Kampung Umbul Kunci, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung, warga menggunakan jembatan kayu sebagai sarana penghubung antarkampung, Jumat (4/6/2021).
Di Kampung Umbul Kunci, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung, warga menggunakan jembatan kayu sebagai sarana penghubung antarkampung, Jumat (4/6/2021). (Tribunlampung / V Soma Ferrer)

Baca juga: Waspada, Jembatan Wisata Sumur Putri Bandar Lampung Berlubang

Pengendara roda dua dan pejalan kaki, walau bisa melintas, tetap diliputi rasa cemas.

Pasalnya, jembatan tersebut terasa bergoyang saat dilintasi.

Ditambah lagi, tidak adanya pagar pembatas semakin membuat nuansa ekstrem saat menyeberang.

Sementara itu, arus sungai di bawahnya juga tidak bisa disebut selalu tenang.

"Benar, hanya ini jembatan untuk ke Ciraos. Padahal, permukiman Ciraos ini punya puluhan KK (kepala keluarga)," kata Atit, warga setempat.

Ia menyebut, jembatan itu tidak permanen.

Dia menerangkan, jembatan utama sebelumnya hancur karena banjir.

"Yang sebelumnya hancur karena banjir bandang tahun lalu," sebiut dia.

Nono, warga lainnya, menyebut abrasi sungai akibat banjir bandang tahun lalu memberikan dampak pada permukiman warga dan kondisi jalan utama.

"Dan sampai saat ini memang masih banyak yang belum diperbaiki," kata dia.

"Jalan ya memang perbaikannya perlu bantuan pemerintah. Kalau rumah, rata-rata masyarakatnya sudah memperbaiki," kata Nono.

( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved