Biodata Gofar Hilman, Penyiar Radio yang Trending Twitter karena Dugaan Tindak Asusila

Bahkan tidur di jalanan pun sudah menjadi keseharian Gofar Hilman sebagai anak punk saat itu.

Ketertarikan Gofar terhadap musik punk itu rupanya masih berlanjut saat dirinya duduk di bangku SMP.

Bahkan bersama beberapa teman sekolah, Gofar membentuk grup band bernama Social Distress. 

Usai lulus SMA pada 1998, Gofar Hilman memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi karena keterbatasan biaya.

Kendati demikian, penyiar radio tersebut akhirnya memilih terjun ke dunia bisnis dengan menjajal aksesori dan marchendise punk.

Di antaranya kaset, kaos, ikat pinggang, bahkan hingga jaket punk.

Gofar rutin menjajakan jualannya itu di dalam acara-acara musik punk di Jakarta dengan beralaskan terpal sampai tahun 2003.

Selain Jakarta, Gofar Hilman rupanya pernah menggelar dagangannya juga di dalam konser musik punk di luar kota.

Sebut saja, Malang dan Surabaya.

Gofar Hilman juga sempat mengamen di jalanan demi memenuhi kebutuhan hidup.

Usai berjualan serba-serbi punk, Gofar kemudian melanjutkan kariernya sebagai abdi negara pada 2008.

Sayang, pekerjaannya sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil di kantor pemerintahan itu hanya bertahan sebentar, yakni satu bulan.

Sebab, ia memutuskan untuk kembali berbisnis dengan membuka toko rekaman.

Namun, toko rekamannya itu kemudian berkembang menjadi restoran bertema punk yang diberi nama Lawless Burgerbar.

Tercatat dalam biodata Gofar Hilman, ia juga diketahui memiliki bisnis bertema punk yang bernama Lawless Jakarta, yang menjual dan memodifikasi motor klasik dan merchandiseband serta studio tatto.