Bandar Lampung

Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal Dunia di Pinggir Rel Kereta Api

Warga Jalan Hanoman RT 05 LK I Sawah Brebes Tanjungkarang Timur, sempat dikagetkan dengan penemuan sesosok mayat pria paruh baya pada Rabu (16/6/2021)

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Dedi Sutomo
ISTIMEWA
Seorang pria ditemukan tergeletak dengan kondisi mengenaskan di Jalan Hanoman, RT.05, LK I, Sawah Brebes, Tanjungkarang Timur, Rabu (16/6/2021) sekira pukul 00.30 WIB. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Warga Jalan Hanoman RT 05 LK I Sawah Brebes Tanjungkarang Timur, sempat dikagetkan dengan penemuan sesosok mayat pria paruh baya pada Rabu (16/6/2021) pukul 00.30 WIB kemarin.

Jasad pria yang mengenakan baju biru dengan celana panjang hitam itu diduga tewas tertabrak kereta api jalur dua Emplasemen Stasiun Tanjungkaran KM 12+7/8.

Korban diduga bunuh diri. Saat ditemukan kondisi tubuh korban telah terpotong menjadi tiga bagian.

Korban yang diketahui bernama Suyatno (45), warga Jalan Kartini Gang Duane Palapa Tanjungkarang Pusat.

Manajer Humas PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Devisi Regional (Divre) IV Tanjungkarang, Jaka Jakarsih membenarkan adanya temuan mayat sesosok pria paruh baya.

Menurutnya, korban pertama kali ditemukan oleh Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) yang bertugas mengecek area perlintasan kereta.

Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Tewas Mengenaskan, Diduga Bunuh Diri di Rel Kereta Api

Korban ditemukan oleh petugas Posuska pada sekira pukul 00.30 WIB. Korban lalu dievakuasi dari lokasi kejadian sekira pukul 03.25 WIB oleh tim Inafis Polresta Bandar Lampung dan dibawa ke RSU Abdul Moeloek.

“Saat itu, anggota Polsuska melihat ada seseorang yang tergeletak di pinggir rel perlintasan kereta api,” kata Jaka.

Lanjutnya, dugaan awal korban meninggal lantaran bunuh diri dengan berbaring di rel perlintasan kereta.

Petugas menemukan secarik kertas yang bertuliskan nama dan alamat korban.

Jaka mengatakan, area perlintasan kereta yang menjadi lokasi kejadian merupakan wilayah steril dan seharusnya tidak boleh dimasuki oleh masyarakat umum.

Tempat tersebut terpasang pagar pembatas dan tidak memiliki akses keluar-masuk.

“Dugaan sementara bunuh diri. Tapi kami belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal tersebut,” ujar Jaka.

Sementara Kapolsek Tanjungkarang Timur Kompol Dony Arianto mengatakan, jasad korban sudah dijemput oleh pihak keluarga.

Jasad korban sempat di otopsi di RSU Abdul Moeloek.

“Tadi malam anggota kami bersama Inafis Polresta Bandar Lampung mengevakuasi jasad korban,” kata Dony.

Dia tidak menampik dugaan awal yang menyebutkan korban bunuh diri karena mengalami depresi.

Pihak keluarga, lanjut Dony, telah menerima apa yang terjadi pada korban sebagai sebuah musibah.

“Dugan sementara murni bunuh diri. Tidak ada tuntutan apapun dari keluarga korban,” tegas Dony.

Kasus Serupa Sempat Terjadi di Kota Bumi.

Kasus serupa pernah terjadi di Kotabumi, Lampung Utara pada 16 April 2021 silam.

Seorang warga ditemukan tewas tergeletak di pinggir perlintasan kereta api di Jalan HOS Cokroaminoto Kota Bumi Tengah, Kota Bumi.

Jasad berjenis kelamin lelaki itu ditemukan pada sekira pukul 09.20 WIB. Diduga tertarak kereta api Kuala Stabas dari arah Palembang-Bandar Lampung.

“Saya sedang piket di stasiun kereta api Kotabumi, dengar ada orang ketabrak kereta,” kata Polisi pembina kereta api Aiptu Mulyadi.

Identitas korban diketahui bernama David Markowi (29), warga Jalan Asri Gang Asri, Kelurahan Tanjung Aman Kotabumi Selatan.

Korban lalu dievakuasi ke RSUD Ryacudu Kotabumi. Korban lalu dibawa pulang pihak keluarga untuk di makamkan.

Korban pun diduga mengalami sakit syarat. Korban tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.

Hal itu dikatakan oleh Dedi, selaku kakak korban.

Dedi mengaku, sebelum sang adik meninggal dirinya tidak memiliki firasat jangga atas David.

“Ga ada firasat sama sekali,” kata dia saat ditemui di RSUD Ryacudu Kotabumi, Jumat, 16 April 2021 silam.

Sebelum ditemukan meninggal dunia di penggir rel kereta api. Menurut Dedi, korban pernah mencoba mengakhiri hidunya dengan masuk ke dalam sumur.

Korban diduga depresi karena sakit yang dialami tidak kunjung sembuh. Keseharian korban, juga dikenal berbaur akrab dengan lingkungan sekitar rumahnya.(Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved