Apa Itu
Apa Itu Fenomena Aphelion
Pengertian apa itu fenomena aphelion berkaitan dengan jarak antara matahari dan bumi. aphelion adalah jarak terdekat bumi dan matahari.
Penulis: Reni Ravita | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pengertian apa itu fenomena aphelion berkaitan dengan jarak antara matahari dan bumi.
Bumi bergerak dengan orbit yang mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya.
Orbit bumi yang mengelilingi matahi berbentuk lonjong atau elips.
Hal itulah yang membuat kuva menjadi miring saat bumi mengelilingi matahari.
Dilansir dari NASA Science, jarak terdekat bumi dan matahari adalah 147,5 juta kilometer.
Baca juga: Apa Itu Adaptasi, Pengertian, Tujuan dan Jenisnya
Jarak ini disebut sebagai perihelion.
Untuk jarak terbesar bumi dan matahari adalah 152,6 juta kilometer.
Hal itu disebut dengan aphelion.
Jadi apa itu fenomena aphelion adalah titik dimana bumi berada paling jauh dengan matahari.
Fenomena aphelion terjadi satu kali setiap orbit bumi mengelilingi matahari.
Baca juga: Apa Itu Resume Materi, Pengertian dan Jenisnya
Artinya fenomena ini terjadi setiap setahun sekali.
Dilansir dari Space, pada tahun 2021 fenomena aphelion terjadi di Bumi bertepatan pada hari Senin, 5 Juli 2021 pada pukul 18.27 EDT (15:27 PDT/22:27 UTC).
Dengan perbedaan waktu daerah di Bumi, berarti di Indonesia fenomena aphelion terjadi pada hari Selasa, 6 Juli 2021 pukul 0.27 WIB atau 06.27 WITA, atau 07.27 WIT.
Berikut penjelasan apa itu fenomena aphelion secara lengkap, dilansir dari Kompas.com.
Fenomena aphelion bukanlah fenomena penampakan benda langit yang bisa dilihat, sehingga tidak ada perubahan yang terlihat di langit.
Bumi hanya akan berada di posisi orbit paling jauhnya dari Matahari.
Namun hal tersebut tidak berarti suhu di bumi akan menjadi lebih dingin.
Dilansir dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, secara umum tidak ada dampak signifikan di bumi, termasuk suhu dingin yang dirasakan akhir-akhir ini juga bukan karena Matahari dan Bumi berjauhan.
Suhu dingin yang dirasakan adalah efek dari musim kemarau.
Saat musim kemarau, awan dilangit lebih sedikit.
Hal tersebut membuat Bumi tidak memantulkan panas yang diserap pada siang dan malam hari saat pagi.
Sehingga udara pagi akan terasa lebih dingin dari biasanya.
Suhu dingin juga disebabkan oleh angin musim dingin daerah selatan yang bertiup ke arah Indonesia.
Faktanya Bumi mengalami kenaikan suhu sekitar 2,3° C ketika fenomena aphelion terjadi.
Hal tersebut terjadi karena saat fenomena aphelion terjadi, Matahari tepat menyinari belahan bumi utara yang berisi lebih banyak daratan daripada lautan.
Dilansir dari NASA Science, pemanasan Matahari meningkatkan suhu benua lebih dari air karena kapasitas panas tanah lebih rendah.
Inilah yang menyebabkan bumi lebih panas saat aphelion padahal intensitas sinar Matahari sedikit berkurang dibanding saat perihelion.
Kebalikannya terjadi, saat perihelion intensitas sinar matahari bertambah.
Namun bagian yang tepat menghadap Matahari kebanyakan adalah laut, sehingga panas lebih banyak disimpan oleh air laut.
Saat fenomena apehelion terjadi, bumi bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat.
Hal tersebut membuat musim panas di benua utara dua hingga tiga hari lebih lama dibanding musim panas di daerah selatan. ( Tribunlampung.co.id / Reni Ravita )