Berita Terkini Nasional

Kesaksian Wali Kelas Soal Siswa SD Meninggal Dipukul Guru Penjaskes, Murid Cerdas

Siswa yang meninggal tersebut merupakan murid Kelas V SD Inpres One, Desa Poli, Kecamatan Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Kristoforus Bota/PosKupang.com/Polres TTS
DIPUKUL GURU - (Kanan) Sat Reskrim Polres TTS bersama Tim dokter dari RS Bhayangkara Titus Uly Kupang hendak melakukan autopsi jenazah siswa yang meninggal akibat dianiaya oleh guru di Desa Poli, Kecamatan Santian, TTS. (Kiri) Keluarga Rafi To menunjukkan fotonya di Desa Poli, Kecamatan Santian, TTS Rabu (15/10/2025).Kesaksian Wali Kelas soal siswa SD meninggal setelah dipukul guru penjas. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NTT - Wali kelas mengungkap kesaksiannya terkait siswa SD yang meninggal dunia diduga setelah dipukul guru penjaskes di sekolah.

Siswa yang meninggal tersebut merupakan murid Kelas V SD Inpres One, Desa Poli, Kecamatan Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT bernama Rafi To.

Wali kelas korban, Yulens Nokas mengungkap banyak hal mengenai Rafi selama menjadi siswa SD Inpres One.

Bahkan Yulens menyatakan bahwa Rafi sebagai siswa SD yang cukup cerdas, pendiam dan juga ramah.

Namun, Yulens baru tahu kabar Rafi mendapat pemukulan dari seorang guru di sekolah setelah beredar berita duka.

Saat ditemui POS-KUPANG.COM di kediamannya di Desa Poli, Rabu (15/10/2025), Yulens mengaku tidak mengetahui sama sekali kejadian pemukulan itu hingga kabar duka tersebar di lingkungan sekolah.

“Terkait kejadian ada guru yang memukul murid saya pakai batu, saya baru tahu setelah Rafi meninggal. Baru setelah itu saya dengar kalau dia meninggal karena dipukul di kepala oleh guru itu,” ungkap Yulens.

Yulens menambahkan, dirinya tidak sempat melayat ke rumah duka karena sedang berada di Kota Soe untuk mengurus berkas Pendidikan Profesi Guru (PPG).

“Saya hanya dengar kabar bahwa anak murid saya meninggal. Saya tidak sempat melayat karena masih urus berkas PPG di Soe,” jelasnya.

Ia mengenang almarhum Rafi sebagai anak yang ramah, pendiam, dan cerdas. Menurut Yulens, selama ini Rafi tidak pernah berbuat nakal dan tidak memiliki riwayat sakit.

“Rafi itu anaknya baik, ramah, dan pendiam. Dia cukup cerdas. Selama ini dia tidak pernah nakal, tidak pernah sakit, dan kalau ada ketidakhadiran pun biasanya hanya karena alpa, bukan karena sakit,” ujarnya.

Sementara itu, guru SD Inpres One lainnya, Femri Liu Nome (36), yang ditemui terpisah di kediamannya, juga mengaku tidak mengetahui peristiwa pemukulan tersebut. Pada saat kejadian, ia sedang mengikuti ujian PPG di Kota Soe.

“Saya sama sekali tidak tahu waktu kejadian itu, karena saat itu saya sedang ikut ujian PPG di Soe,” ungkap Femri.

Femri mengatakan, dirinya baru mengetahui kabar meninggalnya Rafi setelah kepala sekolah mengumpulkan seluruh guru untuk melayat ke rumah duka.

“Setelah Rafi meninggal, barulah kami dikumpulkan oleh kepala sekolah untuk pergi melayat,” katanya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved