Berita Terkini Nasioal
Siswa SMP di Sleman Tewas Mengenaskan di Rumahnya, Ibunya Sempat Terima Pesan WA dari Korban
Nasib tragis harus dialami seorang siswa SMP di Sleman, Yogyakarta. Ia ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Nasib tragis harus dialami seorang siswa SMP di Sleman, Yogyakarta. Ia ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya.
Siswa SMP berinisial SYP (16), diduga tewas dibunuh oleh pelaku yang mengenal dirinya.
Sang bunda Maryati sempat menerima pesan WhatsApp dari anaknya, sebelum ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya.
Sanganak meminta ibunya untuk segera pulang. Tapi sesampainya di rumah, sang ibu mendapati anaknya dalam kondisi meninggal dunia bersimbah darah.
Maryati yang kaget melihat anaknya terkapar di dalam rumah langsung lari meminta tolong warga dan Ketua RT setempat, Sriyono.
"Bu Mar lari nangis, tolong, tolong seperti itu. Dia menuju ke rumah saya. Saya sedang duduk di rumah langsung saya pastikan ke rumah," kata ketua Rt 08, Rw 29 Dusun Kedulan Sriyono saat diwawancara Kamis (29/7/2021) lalu.
Baca juga: Janda Muda di Jambi Tewas Mengenaskan di Kebun Karet, Jasad Korban Ditutup Rating Pohon
Polisi temukan titik terang
Titik terang kasus penemuan jasad bocah SMP berinisial SYP (16) sedikit demi sedikit mulai terkuak. Pun dengan penyebab kematian sang bocah SMP. Dugaan jika SYP tewas karena dibunuh semakin jelas adanya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Sleman AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono.
Diwartakan sebelumnya, SYP ditemukan telah tewas di rumahnya di Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (28/7/2021).
Ditemukan tak bernyawa di rumahnya, tubuh SYP terlihat penuh luka sayatan.
Penemuan jasad SYP tersebut pertama kali terungkap usai ibu korban, Maryati yang menemukan sang putra.
Kapolres Sleman, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono mengurai penemuan jasad remaja tersebut.
Dikutip dari TribunJogja, AKBP Wachyu mengungkap detail peristiwa nahas itu.
"Ya jadi memang betul ada kejadian semalam ya (Rabu 28 Juli 2021), seseorang yang meninggal diduga akibat kekerasan menggunakan senjata tajam," kata Wachyu saat dihubungi, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: Warga Pagar Alam Ditemukan Tewas Mengenaskan di Jalan, Ternyata Korban Begal
Berdasarkan pemeriksaan sementara, korban saat ini diketahui masih berumur 16 tahun dan berstatus sebagai pelajar dijenjang SMP.
"Umur 16 tahun, masih SMP," imbuhnya.
SYP Dibunuh
Kapolres Sleman AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono mengurai fakta terbaru kasus SYP yang tewas dibunuh.
Berdasarkan hasil pemeriksaan barang bukti, disimpulkan bahwa SYP meninggal dunia karena dibunuh.
Sebagaimana diketahui, bocah malang tersebut ditemukan meninggal di rumahnya sendiri pada Rabu malam.
Polisi menduga, SYP sengaja dibunuh oleh orang terdekatnya dengan maksud dan tujuan tertentu.
"Dugaan kami ya masih ada lingkaran mereka (korban)," kata AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono saat dihubungi, Jumat (30/7/2021).
Dugaan tersebut diperkuat dengan tidak adanya barang yang hilang milik keluarga tersebut seusai SYP ditemukan tak bernyawa lagi.
"Korban kan di dalam rumah juga tidak ada barang yang hilang juga. Kemungkinan besar antara korban dan pelaku ini saling kenal," ujar AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono.
Wachyu mengatakan saat ini anggota masih terus mendalami kasus ini, termasuk akan mendalami keterangan ibu korban.
"Ya kita masih dalami semua kemungkinan-kemungkinan, informasi apapun kami masih cek. Baik pembuktian secara ilmiah dan sebagainya. Termasuk keterangan saksi-saksi yang lain masih kita cari," jelas AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono.
Sejauh ini, polisi juga belum menemukan barang bukti atas peristiwa tersebut.
Namun dengan kondisi korban yang luka parah, polisi meyakini YP adalah korban pembunuhan.
"Belum ketemu (barang bukti). (Kasus) Kalasan ini pembunuhan," pungkasnya.
Sempat Kirim WA ke Ibu Sebelum Tewas
Peristiwa nahas yang menimpa SYP tampaknya menjadi pukulan telak untuk Maryati.
Betapa tidak, Maryati lah yang pertama kali menemukan anaknya, SYP tak bernyawa di dalam rumah. Hal tersebut diungkap oleh Ketua RT setempat, Sriyono.
"Bu Mar lari nangis, tolong, tolong seperti itu. Dia menuju ke rumah saya. Saya sedang duduk di rumah langsung saya pastikan ke rumah," kata ketua Rt 08, Rw 29 Dusun Kedulan, Sriyono saat diwawancara Kamis (29/7/2021).
Ia bersama warganya langsung mendatangi rumah Maryati, saat itu salah satu warganya memastikan keselamatan SYP yang diketahui sudah terkapar di ruang tengah.
Saat dipastikan nadi dari bocah malang itu sudah tidak berdenyut lagi, Sriyono spontan menghubungi Polsek Kalasan.
"Saya melihat kondisinya gak tega. Korban tergeletak di ruang tengah. Ditemukan itu sekitar jam 20.00," jelas Sriyono.
Sebelum ditemukan tewas, korban sempat menghubungi ibunya.
Melalui WhatsApp, SYP meminta ibunya supaya segera pulang ke rumah.
"Ibunya pergi sama orang keluar. Korban whatsApp ibunya dan sempat meminta ibunya pulang," ujar KBO Satreskrim Polres Sleman Iptu Sri Pujo.
Namun nahas, begitu sang ibu sampai di rumah, ia mendapati SYP sudah dalam keadaan tak bernyawa dan bersimbah darah.
"Sampai di rumah sekitar jam 20.00. Korban sudah berlumuran darah dan ibu ini langsung minta tolong," tegas Sri Pujo.
Menurut pengakuan Sriyono, sesaat SYP ditemukan dalam keadaan meninggal, ia sendirian di rumah, karena ibunya sedang pergi bersama seseorang.
Anehnya, baik Sriyono maupun tetangga Maryati tidak mendengar adanya keributan atau kegaduhan lain terkait penyebab kematian bocah malang tersebut.
"Semua kaget, karena gak ada keributan apa-apa. Bahkan rumah sebelah juga gak mendengar apa-apa," terang dia.
Ia melanjutkan, berselang 30 menit kemudian pihak kepolisian dari Polsek Kalasan tiba di lokasi kejadian.
Mereka langsung mekakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban dan beberapa barang di sekitarnya.
Dari pengamatan Sriyono, tidak ditemukan benda berbahaya misalnya pisau atau benda tajam lainnya didekat korban.
"Enggak ada pisau. Saya hanya lihat dia sudah bersimbah darah. Lukanya di tangan kiri sama kepala. Sekarang sudah dibawa ke RS Bhayangkara dan dimakamkan hari ini," jelas Sriyono.
Artikel ini telah tayang di bogor.tribunnews.com
