Berita Terkini Nasional

Macan Akar Masuk Dapur Rumah Warga di Siak, Diduga Kelaparan

Warga di Desa Merangin Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau dihebohkan dengan ditemukannya seekor macan akar di rumah penduduk.

Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Dedi Sutomo
Instagram @bbksda_riau
Diduga Kelaparan, Macan Akar Masuk ke Dapur Rumah Warga di Siak Riau 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Warga di Desa Merangin Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau dihebohkan dengan ditemukannya seekor macan akar di rumah penduduk.

Hewan dilindungi tersebut diduga kelaparan sehingga nekat satroni rumah warga.

Macan akar itu menyelinap ke dapur rumah warga diduga ingin mencari makanan karena kelaparan.

Kemungkinan, hewan yang dilindungi itu kesulitan mencari makan akibat rusaknya habitat.

Keberadaan satwa dengan nama latin Felis Bengalensis ini cukup mengejutkan pemilik rumah pada Selasa (31/8/2021) lalu.

Satwa yang juga biasa disebut kucing hutan ini cenderung menunjukkan sifat liar saat didekati warga.

Baca juga: Gajah Liar Berkeliaran di Permukiman Warga, Satu Keluarga Mengungsi

Warga yang ketakutan meminta tim penyelamat satwa Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDA Riau untuk melakukan evakuasi.

Macan akar kemudian dilepasliarkan di kawasan konservasi alam di Minas demi menjaga populasi satwa yang saat ini masuk dalam kategori terancam punah.

Dalam waktu hampir bersamaan tim penyelamat satwa BBKSDA Riau bersama organisasi pecinta satwa atau Our Nature Indonesia juga melakukan pelepasliaran macan akar di kawasan konservasi di Duri, Mandau Bengkalis.

Macan akar sebelumnya ditemukan menyelinap ke dapur sebuah rumah makan di jalan Hangtuah diduga ingin mencari makan.

Plh Kepala BBKSDA Riau, Hartono mengatakan kasus macan akar masuk rumah warga untuk mencari makan merupakan dampak dari semakin menyempitnya kawasan hutan sebagai habitat satwa liar.

"Berawal dari adanya laporan di call center BBKSDA Riau bahwa ada macan akar itu ada di Duri dan di Minas, berdasarkan laporan itu kami langsung turunkan tim untuk lakukan evakuasi dan pelepasliaran," ujar Hartono.

Baca juga: Remaja Meninggal di Riau, Korban Diterkam Harimau saat Mencari Sinyal HP

Hartono mengungkapkan, berdasarkan hasil observasi bahwa dua macan akar yang berada di rumah warga dan satu di rumah makan itu masih mempunyai sifat alam liar yang sangat bagus.

"Kenapa macan ada di dapur rumah warga dan rumah makan di sekitarnya sumber bahan pakan sudah berkurang," ujarnya.

"Macan akar termasuk hewan dilindungi undang-undang nomor 5 tahun 1990," lanjut Hartono.

Masyarakat diimbau agar tidak menangkap atau memelihara macan akar karena termasuk satwa dilindungi oleh undang-undang.

Warga diimbau meminta bantuan tim penyelamat satwa BBKSDA Riau apabila melihat satwa liar masuk pemukiman.

Mengenal Macan Akar

Untuk ukuran kucing liar, ukuran macan akar terbilang kecil. Ukurannya tidak jauh berbeda dengan kucing kampung atau kucing domestik, bahkan bisa lebih kecil.

Dibandingkan dengan musang, ukurang macan akar juga jauh lebih kecil.

Macan akar memiliki bulu yang halus dan pendek dengan warna yang khas, yakni kuning kecokelatan dengan belang hitam di bagian kepala sampai tengkuk.

Sementara badannya memiliki motif totol-totol hitam, dan pada bagian bawah perutnya berwarna putih dengan totol cokelat tua.

Macan akar juga memiliki ekor yang panjang, bahkan lebih dari setengah panjang badannya.

Masa kehamilan macan akar sekitar 70 hari, dan setiap kelahiran bisa menghasilkan anak antara dua sampai empat ekor.

Hingga usianya 10 hari, anak macan akar belum bisa membuka matanya, namun setelah bisa membuka matanya mereka langsung bisa mencari mangsanya sendiri.

Macan lebih banyak memakan serangga dan hewan-hewan kecil seperti burung, tikus, atau ular kecil.

Selain itu, sejumlah reptil seperti kadal, bunglon juga dimakannya.

Macan akar dewasa akan siap bereproduksi lagi ketika usianya sudah mencapai 13 bulan.

Meski bukan termasuk top predator seperti harimau, namun peran macan akar dalam menjaga keseimbangan ekosistem cukup penting.

Jika macan akar punah, bisa dipastikan secara ekologis ekosistemnya juga akan terganggu.

Gajah Liar Masuk Perkampungan

Sementara itu di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), gajah liar masuk ke perkampungan. Satu keluarga mengungsi akibat gajah liar yang berkeliaran di permukiman warga.

Warga mengungsi karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan karena gajah mulai merusak kebun mereka.

"Pagi tadi saya dengar suaranya di belakang rumah saya. Pas saya lihat dia di pinggir kandang kebun saya. Terus saya langsung lapor Pak RT," kata warga, Muhariah. 

Warga lainnya, Mika mengaku ketakutan dengan adanya gajah tersebut karena mulai mendekati rumahnya. 

Mika bersama anak-anaknya diajak oleh suaminya mengungsi ke rumah saudaranya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

"Malam tadi suami saya ngajak menginap ke rumah saudara kami, takut ada apa-apa. Rumah kami ini pondok kayu," kata Mika. 

Ketua RT 15 Kelurahan Muara Rupit, Yasmin mengungkapkan gajah liar itu sudah dua malam ini berkeliaran di wilayahnya. 

Gajah tersebut memang tidak mengamuk, namun merusak kebun warga seperti merobohkan pohon sawit dan pisang.

"Sawit-sawit muda itu roboh dimakannya, tanaman pisang roboh. Mudah-mudahan masalah gajah liar ini cepat teratasi," harap Yasmin. 

Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan (Sumsel) terus memantau pergerakan gajah tunggal itu. 

"Semalam kami ketemu gajahnya, tapi karena gelap jadi tidak terlalu jelas kelaminnya, besar dan tingginya juga belum diketahui, kalau jumlahnya satu ekor," kata perwakilan BKSDA Sumsel, Rusmin.

( Tribunpekanbaru.com/ Doddy Vladimir )

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Ngeri,Warga Riau Tiba-tiba Lihat Macan Akar di Dalam Rumah,Kelaparan hingga Berkeliaran di Pemukiman,

( Tribunlampung.co.id / Wahyu Iskandar )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved