Berita Terkini Nasional
Viral Saksi Kasus Pembunuhan di Subang Curhat Soal Kecemburuan dan Pertengkaran
Anak sulung korban pembunuhan di Subang, Yoris Raja Amalullah menuliskan curhat panjang di Facebook tentang kecemburuan dan pertengkaran.
Bersama pihak kepolisian, Yoris menyebut keadaan rumah yang dijadikan tempat pembunuhan dalam kondisi berantakan.
"Waktu kemarin saya sama kepolisian ke TKP, keadaannya berantakan banget. Kayak ada yang cekcok dulu, kayak ada yang berantem," imbuh Yoris dikutip pada Selasa (31/8/2021).
Yoris juga bercerita mengenai hubungan keluarga dengan istri muda sang ayah, Mimin.
Hubungan tersebut terkait dengan yayasan yang dikelola keluarga Yosef.
Penjelasan itu diungkap Yoris di tengah isu miring soal dugaan keterlibatan istri muda Yosef dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.
"Waktu pertama itu memang yang mengelola itu Papa sendiri (Yosef), sama istri muda, tapi itu enggak masuk dalam struktur sih kalau si istri muda itu,"
"Di 2018 Amel lulus, baru Amel sama Mama dalam pengelolaan berdua. Kalau di struktur yayasan itu Amel sebenarnya sekretaris, Mama (Tuti) bendahara," ungkap Yoris.
Muncul dugaan pelaku saat diperiksa berkali-kali
Penyelidikan kasus pembunuhan di Subang yang menewaskan ibu dan anak Tuti Suharni dan Amalia Mustika Ratu masih terus bergulir hingga memicu khalayak yang curiga dengan sosok suami sekaligus ayah korban Yosef, dan istri muda Yosef, Mimin.
Pengacara Yosef dan Mimin bahkan menyebut kondisi kliennya kini down dan tertekan karena publik di media sosial menyudutkan mereka dan mengganggap keduanya sebagai pelaku pembunuhan.
Padahal, hingga kini, polisi belum menetapkan siapa tersangka pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Selama proses penyelidikan kasus pembunuhan di Subang, Yosef dan istri mudanya memang berkali-kali diperiksa polisi. Hal itulah yang salah satunya memicu kecurigaan publik hingga menuduh tanpa alasan keduanya sebagai pelaku pembunuhan.
Mengenai hal tersebut, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri mengurai dugaan kenapa Yosef dan Mimin harus diperiksa berkali-kali.
Baca juga: Akhirnya Terjawab, Kondisi TKP Pembunuhan di Subang Sangat Rapi Nyaris Tanpa Jejak
Diakui Reza, seorang saksi kasus pembunuhan itu bisa punya keterangan yang tidak konkret dan berubah-ubah.
"Dalam khazanah psikologi forensik, proses hukum jangan mengandalkan keterangan saksi. Karena keterangan saksi itu gampang terdistorsi, belok kanan belok kiri. Dan gampang terfragmentasi, pecah belah. Seiring bertambahnya stres, seiring bertambahnya waktu," pungkas Reza Indragiri.