Berita Terkini Nasional
Viral Saksi Kasus Pembunuhan di Subang Curhat Soal Kecemburuan dan Pertengkaran
Anak sulung korban pembunuhan di Subang, Yoris Raja Amalullah menuliskan curhat panjang di Facebook tentang kecemburuan dan pertengkaran.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Saksi kasus pembunuhan di Subang, Yoris Raja Amalullah menuliskan curhat panjang di Facebook tentang kecemburuan dan pertengkaran.
Yoris adalah anak sulung korban pembunuhan Tuti Suharni dan kakak dari Amalia Mustika Ratu.
Seperti Yosef dan istri mudanya Mimin, Yoris sudah berulang kali diperiksa polisi terkait pembunuhan ibu dan adiknya, Tuti Suharni dan Amalia Mustika Ratu.
Dalam tulisan di Facebooknya, Yoris menyinggung soal kematian. Yoris juga mengungkap tentang kecemburuan dan pertengkaran.
"Jadi mengapa begitu banyak kebencian, begitu banyak kecemburuan, begitu banyak pertengkaran, begitu banyak persaingan, begitu banyak keegoisan dan begitu banyak kebanggaan?" tulis kakak Amalia Mustika Ratu.
Baca juga: Ada Dugaan Pelaku Pembunuhan di Subang Diperiksa Berkali-kali: Jangan-jangan Ini Orangnya
Sebelumnya, Yoris mengungkap tentang kondisi TKP pembunuhan di Subang yang menewaskan ibu dan adiknya saat hadir dalam rekonstruksi.
"Waktu kemarin saya sama kepolisian ke TKP, keadaannya berantakan banget. Kayak ada yang cekcok dulu, kayak ada yang berantem," kata Yoris.
Yoris juga termasuk saksi yang dihadirkan ketika Polisi menerjunkan anjing pelacak ke lokasi penemuan jasad Tuti dan Amalia, Desa Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat pada Senin (30/8/2021).
Sehari setelahnya, Yoris kembali diperiksa Polisi bersama ayahnya, Yosef.
Terbaru, Sabtu (4/9/2021) Yoris kembali diperiksa Polisi. Kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat mengatakan kliennya kembali dipanggil penyidik Satreskrim Polres Subang. Kali ini Yosef tak lagi bersama isri mudanya.
Baca juga: Akhirnya Terjawab, Sepatu Putih dan 3 Helm di Lokasi Pembunuhan di Subang yang Ditanyakan Polisi
Rohman Hidayat mengatakan Yosef akan dikonfrontasi dengan Yoris dan Danu, keponakan Tuti yang juga saksi dari Yayasan Bina Prestasi Indonesia.
"Ibu M tidak dipanggil. Hari ini dipanggil pak Yosef beserta anaknya Yoris dan dari Yayasan Bina Prestasi Nasional, saksi atas nama Danu. Untuk materinya belum tahu," kata Rohman Hidayat dikutip dari Tribun Jabar.
"Yang pasti pemanggilannya untuk dikonfrontir dengan keterangan saksi Yoris dan D," tambahnya.
30 Agustus 2021 lalu, Yoris menuliskan curahan hatinya lewat media sosial Facebook.
Dalam curhatannya, Yoris menyinggung soal kebencian dan persaingan.
Entah, statusnya kini berkaitan dengan pembunuhan Tuti dan Amalia Mustika Ratu atau tidak.
Berikut tulisannya:
Kamu datang telanjang,
Kamu pergi telanjang.
Kamu tiba dalam kondisi lemah,
Kamu meninggalkan duniapun dalam kondisi lemah.
Kamu datang tanpa uang dan barang, Kamu juga akan pergi tanpa uang dan barang.
Mandi pertamamu? Seseorang membasuhmu, Mandi terakhirmu? Seseorang akan memandikanmu.
Inilah kehidupan!
Jadi mengapa begitu banyak kebencian, begitu banyak kecemburuan, begitu banyak pertengkaran, begitu banyak persaingan, begitu banyak keegoisan dan begitu banyak kebanggaan?
mengapa? sementara kita harus pergi dengan tangan kosong?
Jadilah orang baik... Waktu kita terbatas di bumi, jangan sia-siakan dengan hal yang sia-sia...
Wallahua'lam
Demikian isi tulisan Yoris di akun Facebooknya.
Dikutip Tribun Lampung dari tayangan TV One, Yoris mengurai bagaimana kondisi TKP yang ia lihat.
Bersama pihak kepolisian, Yoris menyebut keadaan rumah yang dijadikan tempat pembunuhan dalam kondisi berantakan.
"Waktu kemarin saya sama kepolisian ke TKP, keadaannya berantakan banget. Kayak ada yang cekcok dulu, kayak ada yang berantem," imbuh Yoris dikutip pada Selasa (31/8/2021).
Yoris juga bercerita mengenai hubungan keluarga dengan istri muda sang ayah, Mimin.
Hubungan tersebut terkait dengan yayasan yang dikelola keluarga Yosef.
Penjelasan itu diungkap Yoris di tengah isu miring soal dugaan keterlibatan istri muda Yosef dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.
"Waktu pertama itu memang yang mengelola itu Papa sendiri (Yosef), sama istri muda, tapi itu enggak masuk dalam struktur sih kalau si istri muda itu,"
"Di 2018 Amel lulus, baru Amel sama Mama dalam pengelolaan berdua. Kalau di struktur yayasan itu Amel sebenarnya sekretaris, Mama (Tuti) bendahara," ungkap Yoris.
Muncul dugaan pelaku saat diperiksa berkali-kali
Penyelidikan kasus pembunuhan di Subang yang menewaskan ibu dan anak Tuti Suharni dan Amalia Mustika Ratu masih terus bergulir hingga memicu khalayak yang curiga dengan sosok suami sekaligus ayah korban Yosef, dan istri muda Yosef, Mimin.
Pengacara Yosef dan Mimin bahkan menyebut kondisi kliennya kini down dan tertekan karena publik di media sosial menyudutkan mereka dan mengganggap keduanya sebagai pelaku pembunuhan.
Padahal, hingga kini, polisi belum menetapkan siapa tersangka pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Selama proses penyelidikan kasus pembunuhan di Subang, Yosef dan istri mudanya memang berkali-kali diperiksa polisi. Hal itulah yang salah satunya memicu kecurigaan publik hingga menuduh tanpa alasan keduanya sebagai pelaku pembunuhan.
Mengenai hal tersebut, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri mengurai dugaan kenapa Yosef dan Mimin harus diperiksa berkali-kali.
Baca juga: Akhirnya Terjawab, Kondisi TKP Pembunuhan di Subang Sangat Rapi Nyaris Tanpa Jejak
Diakui Reza, seorang saksi kasus pembunuhan itu bisa punya keterangan yang tidak konkret dan berubah-ubah.
"Dalam khazanah psikologi forensik, proses hukum jangan mengandalkan keterangan saksi. Karena keterangan saksi itu gampang terdistorsi, belok kanan belok kiri. Dan gampang terfragmentasi, pecah belah. Seiring bertambahnya stres, seiring bertambahnya waktu," pungkas Reza Indragiri.
Karenanya saat mengetahui Yosef dan istri mudanya berkali-kali diperiksa polisi, Reza Indragiri punya satu asumsi.
Bahwa Yosef dan istri mudanya diduga punya keterangan yang simpang siur atau tidak sama antara saat ini dengan kemarin.
"Ketika seseorang dipanggil ulang, diperiksa ulang, boleh jadi karena ada kesan kesimpangsiuran keterangan dari orang yang diperiksa ini," kata Reza Indragiri.
Baca juga: Ibu dan Anak Meninggal di Subang, Polisi Lakukan Analisa Digital untuk Ungkap Siapa Pelakunya
Guna memastikan keterangan yang benar, Yosef dan istri mudanya pun akhirnya diminta klarifikasi yang tak cukup hanya sekali.
"Kita, ketika menyimak ada keterangan yang tidak sinkron, itu akan memunculkan dugaan 'jangan-jangan ini orangnya'. Nah untuk memastikan bahwa dugaan itu bisa diuji kembali, maka orang yang bersangkutan dipanggil kembali," sambungnya.
Menanggapi penjelasan sang ahli psikologi forensik, pihak kepolisian ikut bersuara.
Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago mengurai alasan mengapa ada beberapa saksi dipanggil berkali-kali dalam pemeriksaan.
Hal itu berlaku juga untuk Yosef dan istri mudanya.
"Ada keterangan yang berbelit-belit, tidak sinkron, sehingga kita terus menggali lagi. Memang wajar ketika kita dipanggil polisi, ketakutan ada. Mungkin saat itu ada yang menyampaikan secara murni, atau hanya mengada-ada. Itu butuh kesabaran kita, penyidik untuk terus menggali," ungkap Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago.
Artikel ini telah tayang di bogor.tribunnews.com