Limbah di Pantai Lampung
Kesaksian Warga, Limbah Diduga Aspal Sudah 2 Hari Terlihat di Pesisir Pantai Lampung
Kesaksian warga, limbah diduga aspal sudah 2 hari terlihat di pesisir pantai Lampung. Tak hanya terlihat di Lampung Selatan, tetapi juga di Tanggamus.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kesaksian warga, limbah diduga aspal sudah 2 hari terlihat di pesisir pantai Lampung. Tak hanya terlihat di Lampung Selatan, tetapi juga di Pantai Kota Agung, Tanggamus.
Diketahui, sepanjang bibir Pantai Sebalang yang berada di Tarahan, Lampung Selatan dipenuhi limbah diduga aspal.
Bahkan, dari pantauan wartawan, Jumat (10/9/2021), beberapa titik di antaranya terlihat berada hingga belasan meter dari bibir pantai.
Limbah yang berserakan ini, terlintas terlihat seperti aspal dengan teksturnya yang menyerupai minyak yang telah menggumpal.
Melekat juga bersamanya sampah-sampah yang terbawa arus laut seperti plastik, karang dan kayu-kayuan.
Hingga laporan ini diberitakan, belum dapat dipastikan asal limbah hitam itu.
Termasuk dampak yang telah dan akan diakibatkannya, baik untuk biota laut maupun kehidupan manusia di darat.
Irwan, warga setempat menyebut, saat ini sudah pekan kedua untuk limbah tersebut terhitung sampai di darat pesisir itu.
Baca juga: Limbah Diduga Aspal Penuhi Bibir Pantai Sebalang Lampung Selatan
"Kurang lebih ada mungkin ya satu sampai dua minggu, yang pasti datangnya malam hari."
"Karena saat pagi, tiba-tiba sudah ada limbah ya," kata Irwan, saat diwawancara Jumat 10 September 2021.
"Dampaknya tidak tahu ya, cuma berpengaruh ke wisatawan yang mau datang ke pantai wisata."
"Karena kan dia hitam di pinggiran pantainya," imbuhnya.
Irwan mengaku, penduduk setempat resah karena limbah itu.
Pasalnya, gumpalan hitam itu terbilang sulit untuk dibuang.
Akhirnya, beberapa warga setempat memutuskan untuk membakar barang yang diduga limbah itu
"Buangnya juga bingung ke mana. Ini sudah mendingan, kemarin-kemarin lebih banyak lagi," kata Irwan.
Camat Katibung Hendra Jaya mengatakan, masih menunggu analisis hasil laboratorium untuk memastikan jenis limbah itu.
Meski belum jelas jenis limbah itu, namun, Hendra menduga, limbah yang dimaksud berasal dari lautan dan terbawa arus hingga sampai ke bibir pantai.
"Saat ini DLH Lampung Selatan meneliti temuan itu. Kita masih menunggunya."
"Berdasarkan informasinya, hampir seluruh pantai di pesisir Teluk Lampung ditemukan hal serupa," kata dia.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, limbah itu terdapat pula di setiap garis pantai Kalianda yang menjalar hingga Sebalang.
Bahkan, limbah serupa juga ditemukan di pantai Pesawaran, Lampung Selatan hingga di Pantai Teluk Semaka Tanggamus.
Baca juga: Limbah Hitam juga Ditemukan di Pantai Kota Agung Lampung
Zat diduga limbah ditemukan di beberapa wilayah di Lampung.
Seperti kawasan pantai di wilayah Kota Agung, Tanggamus, Lampung, Jumat (10/9/2021).
Zat tersebut berwarna hitam, berminyak, dan menempel pada benda apa pun serta sulit dihilangkan.
Menurut Wanto, warga Kota Agung, zat tersebut banyak ditemukan di sepanjang pantai di Kota Agung, mulai dari Way Jelay, Muara Indah, Pelabuhan Kota Agung sampai Pantai Terbaya.
"Ini ada beberapa hari terakhir. Hampir di sepanjang pantai ada seperti ini," ujar Wanto.
Ia tidak diketahui dari mana asal zat tersebut.
Namun pastinya sudah ada di sepanjang pantai dan mudah ditemukan, baik di daratan pantai atau di air laut.
Zat tersebut bentuknya berbagai macam. Namun, umumnya berbentuk gumpalan seperti bebatuan.
Ada juga berbentuk butiran-butiran gel.
Sekilas seperti bebatuan di pantai namun saat dipegang akan menempel di tangan dan sulit dihilangkan.
Saat dibersihkan akan terus melebar.
Zat tersebut jika ukurannya kecil akan mengapung di air laut.
Namun jika sudah berada di pantai dan tidak terkena air, gumpalan tersebut akan mencair seperti oli bekas.
"Itu kalau banyak bisa mencemari lingkungan, sebab ikan bisa mati karena mabuk. Kalau sudah nempel susah dibersihkan, licin terus seperti minyak," ujar Wanto.
Ia mengaku, adanya zat tersebut biasanya di pantai biasanya setelah laut pasang atau setelah musim ombak besar.
Maka dugaannya jika tidak ada ombak maka mengapung di laut.
Pastinya zat tersebut tidak larut oleh air laut dan tidak rusak atau hancur seperti sampah yang ada di pantai.
Baca juga: Penampakan Limbah Minyak di Pesisir Pantai Lampung Selatan
Dan hal yang sangat merusak itu adalah menempel pada benda apa pun, kecuali air.
Hal itulah yang bisa merusak lingkungan, terlebih jika menempel pada ikan atau termakan ikan, pastinya berdampak pada kematian. ( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer / Tri Yulianto )