Apa Itu
Apa Itu Asimilasi, Proses Sosial Manusia dengan Latar Belakang Kehidupan dan Budaya yang Berbeda
Asimilasi secara umum diartikan upaya atau kemampuan untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Istrilah asimilasi mungkin kerap kita dengar. Bahkan istilah ini tak asing bagi Anda yang sewaktu kuliah mengambil jurusan sosial.
Asimilasi secara umum diartikan upaya atau kemampuan untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada.
Asimilasi merupakan proses sosial manusia dengan latar belakang kehidupan dan budaya yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif.
Menurut Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan dalam buku Pemberdayaan Masyarakat (2019), asimilasi adalah proses sosial yang muncul dari masyarakat dengan latar belakang kebudayaan berbeda.
Pembahasan apa itu asimilasi akan berkaitan dengan akulturasi.
Baca juga: Apa Itu Modus, Materi dalam Pelajaran Matematika Dasar
Meskipun sama-sama termasuk dalam proses sosial, namun asimilasi dan akulturasi memiliki perbedaan.
Proses terjadinya asimilasi ditandai dengan upaya mengurangi perbedaan yang ada di masyarakat maupun individunya.
Contohnya jika individu dengan latar belakang berbeda saling berkumpul dalam satu kelompok, maka kebudayaannya akan melebur atau menyatu.
Contoh asimilasi:
a. Perubahan gaya berpakaian
Adanya perubahan gaya berpakaian mengikuti tren k-pop atau negara Barat.
b. Adanya musik dangdut
Musik dangdut dihasilkan dari pengaruh musik Melayu dengan musik India.
c. Penggunaan baju koko di Indonesia
Awalnya baju koko identik dengan baju pria warga China, namun kini digunakan sebagai baju Muslim untuk pria.
d. Perayaan Halloween dan Valentine
Dua perayaan ini bukanlah kebudayaan asli Indonesia, tetapi cukup banyak masyarakat Indonesia yang ikut merayakannya.
e. Penggunaan Bahasa Inggris dalam bahasa gaul
Anak muda Indonesia tidak sedikit yang menggunakan Bahasa Inggris dalam menjalin komunikasi.
Padahal Bahasa Inggris bukanlah bahasa resmi Indonesia.
Baca juga: Apa Itu Modernisasi, Berikut Penjeasan Lengkapnya
Perbedaan asimilasi dan akulturasi
Asimilasi dan akulturasi memiliki perbedaan yang bisa dilihat dari definisinya.
Asimilasi merupakan peleburan dua kebudayaan atau lebih sehingga menghasilkan kebudayaan baru.
Sedangkan akulturasi adalah percampuran kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.
Maka bisa diartikan jika perbedaan utama antara asimilasi dan akulturasi terletak pada hilang atau tidaknya kebudayaan asli di kelompok masyarakat.
Asimilasi membentuk budaya yang sifatnya baru atau budaya aslinya perlahan mulai luntur, dengan adanya budaya baru.
Sedangkan akulturasi mencampurkan kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas budaya aslinya.
Baik asimilasi dan akulturasi tidak bisa dipandang negatif, karena semuanya memiliki dampak tersendiri bagi masyarakat.
Hal ini juga bergantung pada bagaimana masyarakat bisa menerima proses asimilasi dan akulturasi.
Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang muncul jika ada kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan asing.
Secara perlahan, budaya asing diterima oleh kelompok masyarakat tersebut, tanpa menghilangkan ciri khas budaya masyarakat itu.
Proses akulturasi di tiap lingkungan masyarakat berbeda. Karena sangat bergantung pada karakteristik masyarakatnya serta bagaimana mereka menyikapi kebudayaan asing tersebut.
Contoh akulturasi:
a. Rumah dengan gaya arsitektur China Kuno di daerah Rembang dan Lasem, Jawa Tengah.
Akulturasi ini tidak menghilangkan fungsi utama sebuah rumah sebagai tempat tinggal dan tempat berteduh.
b. Kesenian Gambang Kromong Akulturasi kesenian ini memadukan kebudayaan Indonesia dengan Tiongkok dalam pertunjukan musik.
Penggunaan alat musiknya pun berasal dari dua kebudayaan tersebut.
c. Masjid Menara Kudus
Akulturasi ini tidak menghilangkan fungsi utama masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam.
Masjid ini memadukan kebudayaan Islam dengan Hindu, yang tercermin dalam gaya arsitektur bangunannya.
d. Pertunjukan wayang yang menceritakan kisah Mahabharata
Akulturasi ini memadukan kebudayaan Jawa dengan kisah Mahabharata yang merupakan sastra kuno dari India.
3. Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran, Yogyakarta
Akulturasi ini tidak menghilangkan fungsi utama gereja sebagai tempat peribadatan umat Katolik.
Gereja ini memadukan kebudayaan Jawa dengan Eropa, yang terlihat dari gaya arsitektur bangunannya. ( Tribunlampung.co.id / Reni Ravita )