Berita Terkini Nasional

3 Pedagang di Lokasi Pembunuhan Beri Kesaksian Berbeda Soal Kematian Tuti dan Amalia

Sakur mengaku sudah beberapa kali didatangi polisi tentang kasus ibu dan anak tewas dibunuh di Subang.

Tribun Jabar/Dwiki MV
Lokasi pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (30/8/2021). Polisi mengerahkan anjing pelacak untuk mengungkap kasus tersebut. 

TRIBUNNLAMPUNG.CO.ID -- Sejumlah pedagang yang berjualan di sekitar lokasi pembunuhan di Subang diintrogasi polisi terkait kasus yang menewaskan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Salah saksi yang ditanyai polisi adalah Sakur (23), pedagang ketoprak yang berjualan dekat dengan tempat kejadian penemuan mayat Tuti dan Amalia Mustika Ratu.

Sakur mengaku sudah beberapa kali didatangi polisi tentang kasus ibu dan anak tewas dibunuh di Subang.

"Kayaknya sih polisi dari Jakarta, nanya ke saya katanya melihat hal-hal yang mencurigakan, saya jawab enggak ada," katanya.

Untuk mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, sejumlah saksi dicecar dan diperiksa polisi.

Baca juga: Warga Sekitar Pembunuhan di Subang Resah, Kerap Ditanya Polisi Tapi Pelaku Belum Tertangkap

Tak terkecuali warga sekitar yang tak ada hubungan kerabat dengan korban Tuti dan Amalia.

Diantaranya ada tukang surabi, penjual cuanki hingga pedagang ketoprak turut ditanya-tanya oleh polisi soal hari kejadian hingga soal Yosef.

Seperti hari ini, Rabu (15/9/2021), polisi diketahui kembali menggelar olah TKP di lokasi kejadian di Dusun Ciseuti, Jalan Cagak, Subang.

Karena seperti diketahui, Tuti dan Amalia ini ditemukan tewas di dalam bagasi rumahnya di Jalan Cagak, Subang, Rabu (18/8/2021).

Kini, saat polisi gelar olah TKP, di lokasi kejadian sudah ada beberapa pedagang yang penasaran.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Tak Tahan Dihantui Arwah Korbannya hingga ke Subang, Akhirnya Menyerah

Hal tersebut membuat polisi pun ikut penasaran bertanya kepada para pedagang itu.

Salah satunya Sakur (23), pedagang ketoprak yang berjualan dekat dengan tempat kejadian penemuan mayat Tuti dan Amalia Mustika Ratu.

Sakur mengaku ditanya polisi terkait hari kejadian pembunuhan ibu dan anak di Subang.

"Iya tadi juga saya ditanya-tanya lagi sama polisi ada tiga orang nyamperin ke tempat saya," ujar Sakur saat ditanya wartawan, Rabu (15/9/2021).

Menurut Sakur, polisi sudah sering menanyai dirinya setiap datang kembali ketempat penemuan mayat dari ibu dan anak tersebut.

Tukang Cuanki

Supriadi (59) salah seorang pedagang cuanki yang biasa berkeliling di lingkungan sekitaran rumah dari kedua korban yang berada di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang.

Supriadi mengatakan, sosok dari Tuti sebelum meninggal dunia merupakan langganan dari dagangan cuankinya itu tersebut.

"Kalo langganan banget sih engga cuman korban sebanyak dua kali sebelum meninggal pernah membeli cuanki saya," ujar Supriadi kepada Tribunjabar di sekitaran kediaman korban.

Menurut Supriadi, korban merupakan orang yang sangat baik kepada dirinya, bahkan, korban suka memberikan uang lebih selepas makan dari dagangan cuankinya.

"Orangnya Allhamdulilah setau saya baik banget karena dulu pernah dia tuh jajan sama kita empat mangkok ngasih uangnya 50 ribu tapi gak mau dikembaliin ngomongnya buat saya lebihnya," katanya.

Kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat menjelaskan, di malam kejadian pembunuhan istri dan anak, Yosef pamit pergi ke rumah istri muda.

Saat itu, kata Rohman, Amalia bahkan sempat memberi uang bensin pada Yosef.

Sesampainya di rumah istri muda, Yosef membuat nasi goreng, lalu pergi tidur.

Pagi harinya, menurut Rohman, Yosef memerintahkan istri mudanya untuk membeli sarapan.

"Didukung saksi tukang surabi pagi-pagi beli di sekitar rumah ibu Mimin, " kata Rohman Hidayat.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Heri Susanto, tukang surabi blak-blakan ungkap soal kronologi sebelum jasad Tuti dan Amalia ditemukan.

Sebelum Yosef pulang ke rumah Tuti, ia sempat membeli surabi dulu pagi-pagi.

Diakui Caryati, pedagang Surabi mulai membuka dagangannya setelah sholat subuh.

Meski begitu, tukang surabi itu tidak mengenali jelas sosok Yosef saat membeli dagangannya.

"Saat itu, udah banyak orang yang beli. Sebenarnya sih saya tidak terlalu memperhatikan orang-orang yang membeli surabi saya," ujar ibu Caryati, tukang surabi.

Lantas, setelah mengingat-ingat wajahnya, tukang surabi pun membenarkan kalau Yosef pernah membeli dagangannya, pada Rabu (18/8/2021) pagi.

Yosef yang membeli surabi pagi buta itu pun bertepatan dengan hari dimana jasad Tuti dan Amalia ditemukan.

"Iya (Pak Yosef) benar beli surabi. Kalau waktunya, lupa saya pokoknya pagi, gak tahu jam 6 apa jam setengah 7," imbuhnya.

"Pak Yosef beli surabi yang diceplok 2, yang dikocek 2, jadi 4," paparnya.

Ketika ditanya apakah akan makan surabi di tempat, Yosef mengaku akan membawa pulang belanjaannya tersebut.

"Saya sudah nyiapin surabi terus ditaruh di piring. Bapak mau dimakan disini? Oh gak, mau dibawa pulang aja," ungkap tukang surabi mengutip kata-kata Yosef.

Lantas, tukang surabi itu pun menyebutkan jumlah harga surabi yang dibeli Yosef pagi hari itu.

"Jadi harganya itu Rp 10 ribu," ungkap ibu Caryati.

Setelah membeli surabi tersebut, Yosef memberikan sejumlah uang kepada tukang surabi.

Uang tersebut pun pas tidak berlebih sehingga tukang surabi tidak perlu mengeluarkan uang kembalian.

Pelaku Pembunuhan sudah mengerucut

Polisi bakal kembali memanggil saksi-saksi untuk mengungkap kasus pembunuhan Ibu dan anak di Kabupaten Subang.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago mengatakan, kasus tersebut saat ini masih dalam penyelidikan. 

Beberapa saksi yang sudah dipanggil, kata dia, tak menutup kemungkinan bakal dipanggil lagi.

"Sementara masih dikembangkan dipelajari bukti-bukti yang sudah di dapat selama ini kemudian mereka evaluasi dan terus penyelidikan," ujar Erdi A Chaniago saat dihubungi, Rabu (15/9/2021).

Menurutnya, saksi-saksi mulai mengerucut.

"Mengerucut saksi-saksi yang kiranya akan mengarah kepada ditemukannya tersangka ini sedang didalami. Oleh karena itu sekarang masih dalam konteks penyelidikan," tambahnya.

Menurut Erdi, pemanggilan saksi beberapa kali seperti Yosep, semata-mata hanya untuk kepentingan penyidikan.

"Bukan berarti yang bersangkutan dipanggil terus menjadi tersangka, tidak. Tetapi ada pengembangan-pengembangan informasi, misalnya ditemukan barang bukti kemudian disingkronkan, itu yang kami dalami," katanya.(*)

Artikel ini telah tayang di bogor.tribunnews.com
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved