Apa Itu

Apa Itu Aurora, Fenomena Cahaya Surgawi

Kemunculan aurora begitu ditunggu-tunggu banyak orang. Namun apa itu aurora, si fenomena cahaya surgawi?

Penulis: Virginia Swastika | Editor: taryono
Pixabay/Tommy Andreassen
Ilustrasi aurora. Apa Itu Aurora, Fenomena Cahaya Surgawi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Berikut penjelasan apa itu aurora, fenomena cahaya surgawi.

Satu di antara fenomena alam yang begitu indah adalah aurora.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aurora adalah gejala berupa cahaya di langit yang berbentuk berkas, pita, atau tirai, biasanya berwarna merah, hijau, dan ungu.

Dikenal sebagai fenomena alam yang indah membuat aurora sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang.

Sebab, aurora akan hadir dalam bentuk cahaya yang bergerak di langit yang gelap.

Umumnya, warna cahaya aurora didominasi dengan hijau pucat serta merah muda.

Akan tetapi, ada juga aurora yang menampilkan warna merah, kuning, hijau, biru, hingga ungu.

Kemunculannya itu pun akan terasa begitu magis, sehingga tak heran merupakan ketampakan alam yang ditunggu-tunggu sebagian besar orang.

Sebagian besar cahaya aurora diketahui berasal dari elektron yang mengenai atom dan molekul oksigen serta nitrogen di atmosfer.

Jangkauan cahaya aurora bisa terbentang sekitar 600 mil atau 965,6 km.

Variasi warna aurora terbentuk berkat tipe partikel yang bertabrakan.

Warna hijau yang mendominasi fenomena alam aurora diketahui merupakan hasil dari benturan partikel oksigen yang berada di ketinggian 96,5 km di atas permukaan bumi.

Sementara warna merah, terbentuk dari oksigen yang berada pada ketinggian 321 km di permukaan bumi.

Sedangkan untuk warna lain seperti biru atau ungu, hal tersebut diproduksi dari gas nitrogen.

Di bawah kondisi yang tepat, sebenarnya aurora bisa disaksikan kapan saja sepanjang tahun dari banyak tempat di seluruh dunia.

Hanya saja, biasanya fenomena ini muncul di dekat kutub serta beberapa wilayah seperti Alaska, Kanada, Skandivania, Siberia, dan Antartika.

Bumi bukanlah satu-satunya planet yang menyediakan kenampakan magis seperti aurora.

Sebab fenomena ini juga ada di dekat planet lain seperti Venus, Uranus, Jupiter, Saturnus, dan Neptunus.

Peneliti menemukan bahwa aurora terjadi secara berulang.

Cahaya yang paling terang biasanya akan terjadi setiap 11 tahun.

Periode puncak berikutnya dari fenomena ini diperkirakan terjadi pada Juli 2025.

Di bumi, keberadaan aurora tak bisa dijangkau oleh semua orang, termasuk Indonesia.

Sebab, Nusantara secara geografis terletak di garis lintang rendah.

Fenomena alam yang bermakna fajar dalam bahasa Latin ini pun diketahui hanya bisa diamati di kutub utara dan selatan.

Aurora di kutub utara disebut dengan Aurora borealis, sementara di selatan disebut Aurora australis.

Namun ternyata ada satu kejadian unik perihal aurora pada 1859.

Kala itu, aurora bisa diamati dari negara di posisi lintang rendah seperti Jepang dan Hawaii.

Peristiwa langka itu pun kemudian dikenal sebagai The Carrington Event.

Itulah penjelasan apa itu aurora. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Baca apa itu lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved