Kesehatan

Halo Dokter, Simak HIV/AIDS Pada Anak

Simak artikel Halo Dokter tentang penjelasan dari dokter apa itu HIV/AIDS pada anak. Kebanyakan orang hanya tahu HIV/AIDS dialami oleh orang dewasa.

Editor: Hanif Mustafa
Tribun Lampung/Bayu Saputra
Ilustrasi. Berikut artikel Halo Dokter tentang penjelasan dari dokter apa itu HIV/AIDS pada anak. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Simak penjelasan dari dokter apa itu HIV/AIDS pada anak.

Kebanyakan orang hanya tahu HIV/AIDS dialami oleh orang dewasa.

Tapi ternyata HIV/AIDS juga bisa dialami oleh anak-anak.

dr Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A dari Rumah Sakit Hermina Lampung mengatakan, anak-anak mengalami HIV/AIDS karena tertular.

Ada penularan vertikal dan ada penularan horizontal.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Penyakit Campak

Penularan vertikal adalah penularan HIV/AIDS dari ibu ke anaknya.

Sementara itu penularan horizontal adalan penularan yang terjadi dari orang lain ke anak.

Penularan horizontal itu misalnya penularan melalui pelecehan seksual, karena menggunakan jarum suntik narkoba yang sama dengan orang yang mengalami HIV/AIDS, dan sebagainya

Gejala HIV/AIDS ada gejala dari grade 1 sampai 4.

Grade 1 adalah gejala ringan atau bahkan ada yang tanpa gejala.

Baca juga: Halo Dokter - Apa Itu Cacar Air, Gejala dan Pengobatannya

Grade 2 adalah bisa mengalami sakit telinga dan pneumonia. 

Lalu grade 3 bisa terkena TB atau tuberkulosis dan anemia, atau anak bisa mengalami kurang gizi.

Selanjutnya grade 4 anak bisa mengalami infeksi otak dan gizi buruk.

Jika anak sudah mengalami HIV/AIDS, orangtua jangan ada rasa malu untuk membawa anak berobat ke dokter, agar anak bisa mendapatkan pengobatan yang tepat dengam segera. 

Salah satunya adalah pengobatan dengan cara minum obat ARV (antiretroviral), yang merupakan obat untuk HIV/AIDS. Obat ARV adalah obat yang harus diminum seumur hidup oleh anak yang mengalami HIV/AIDS. Obat ini tidak bisa dihentikan," kata dr Roro.

HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus atau yang dikenal dengan singakatan HIV. HIV adalah virus berbahaya dan mematikan karena dapat langsung merusak sistem kekebalan tubuh. Apakah HIV dapat menyebabkan kematian?

HIV berpotensi besar jadi penyebab kematian bagi setiap penderitanya.

Hal itu dikarenakan HIV dapat menginfeksi dan merusak sel CD4.

Kondisi ini membuat kekebalan dalam tubuh manusia dapat menurun dan mangalami pelemahan.

Jadi manusia tersebut dapat dengan rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak mendapatkan penanganan sesegera mungkin dan khusus dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

AIDS adalah sebutan stadium atau tingakatan tertinggi pada penyakit HIV.

Hingga setiap pengidap AIDS  tidak mampu mempertahankan tubuhnya, dikarenakan ketiadaan daya melawan setiap infeksi dalam tubuh.

Dokter Boy Zaghlul Zaini menjelaskan, virus merupakan penyebab utama terjadinya penyakit HIV.

Penderita HIV belum tentu terjangkit AIDS. Namun seseorang terserang AIDS sudah pasti telah lebih dulu terkena HIV.

“Ya, bisa kita katakan AIDS adalah tingkatan lanjut dari penyakit HIV. Jadi seorang penderita AIDS biasanya akan menimbulkan banyak gejala seperti jamur di mulut, hepatitis, TBC, diare dan sebagainya,” papar Boy, Rabu (15/1/2020).

Wakil Ketua IDI Lampung ini mengatakan, hingga saat ini belum dapat ditemukan obat pembunuh virus HIV.

“Jadi yang ada sekarang hanya sebatas obat untuk menekan pertumbuhan dari virus tersebut, penularan penyakit ini masuk melalui darah,” jelas dia.

“HIV itu bukan untuk ditakuti, tapi untuk dimengerti. Jauhi penyakitnya, bukan orangnnya,” tandasnya.

Bagaimana cara mengobati HIV atau AIDS?

Diketahui, hingga detik ini belum ada satu pun obat medis yang diyakini mampu menghilangkan penyakit mematikan ini.

Namun pihak medis mampu memperlambat perkembangan penyakit HIV atau AIDS tersebut. Hingga penderitanya dapat memperlambat kematian.

Apa saja tipe-tipe HIV?

Virus HIV dibagi menjadi dua tipe yaitu:

1. HIV-1

2. HIV-2

Apa gejala yang ditimbulkan oleh HIV?

Gejala penyakit HIV terbagi ke dalam sejumlah tahapan.

Tahap pertama adalah tahap infeksi akut dan yang terjadi setelah beberapa terjangkit virus HIV.

Pada tahapan ini, penderita HIV biasanya tidak mengetahui atau menyadari bila mana dirinya tengah terjangkit HIV. Dikarenakan gejala itu sendiri terjadi 1-2 bulan yang diawali dengan gejala penyakit flu.

Gejala tahap infeksi serius meliputi:

1. Demam hingga menggigil

2. Muncul ruam di kulit

3. Muntah

4. Nyeri pada sendi dan otot

5. Pembengkakan kelenjar getah bening

6. Sakit kepala

7. Sakit perut

8. Sakit tenggorokan dan sariawan

Namun gejala infeksi HIV pada tahap bervariasi, sebagian penderita lainnya mengalami sejumlah gejala, seperti:

1. Berat badan turun

2. Berkeringat di malam hari

3. Demam

4. Diare

5. Mual dan muntah

6. Herpes zoster

7. Pembengkakan kelenjar getah bening

8. Sakit kepala

9. Tubuh terasa lemah

Infeksi tahap ini yang dapat dikatakan telah terlambat untuk ditangani, dikarenakan infeksi virus HIV semakin berkembang.

Gejala AIDS meliputi:

1. Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.

2. Berkeringat di malam hari.

3. Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.

4. Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang. Keluhan ini kemungkinan menandakan adanya sarkoma Kaposi.

5. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.

6. Diare kronis.

7. Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.

8. Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.

9. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.

10. Mudah marah dan depresi.

11. Ruam atau bintik di kulit.

12. Sesak napas.

13. Tubuh selalu terasa lemah.

Bagaimana HIV dan AIDS di Indonesia sendiri?

Kurang lebih ada sebanyak 40 ribu kasus infeksi HIV di Indonesia terjadi, jumlah tesebut diambil bedasarkan data Kementerian Kesehatan RI dikurun waktu 2016.

Umumnya HIV di Indonesia terjadi ditenggarai karena heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik (penasun). D

Sedangkan untuk tahun yang sama, lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian yang mencapai lebih dari 800 orang.

Data terakhir Kemenkes RI menunjukkan, pada rentang Januari hingga Maret 2017 saja sudah tercatat lebih dari 10.000 laporan infeksi HIV, dan tidak kurang dari 650 kasus AIDS di Indonesia.

Demikian penjelasan soal apa itu HIV, berikut gejala, penyebab, pengobatan dan pencegahan HIV ( Tribunlampung.co.id / Jelita Dini Kinanti )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved