Bandar Lampung
Gubernur Lampung Arinal Bersulang Kopi dengan Bupati dan Forkopimda di ICD 2021
Gubernur Provinsi Lampung Arinal Djunaidi menghadiri ICD didampingi sang istri yang juga Ketua PKK Lampung Riana Sari.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemprov Lampung melalui Disperindag menggelar Internasional Coffee Day (ICD) 2021 di lapangan Gatam Saburai.
Puluhan stan kopi dan keripik pendamping minum kopi berjejer rapi di sekitaran panggung utama ICD, Sabtu (2/10/2021).
Gubernur Provinsi Lampung Arinal Djunaidi menghadiri ICD didampingi sang istri yang juga Ketua PKK Lampung Riana Sari.
Hadir pula Bupati Kopi Parosil Mabsus dari Lampung Barat, Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya dan juga Bupati Tanggamus Dewi Handjani.
Gubernur Arinal dengan semringah bersulang kopi dengan para bupati dan forkopimda pada ICD 2021.
Ditambah dengan ajakan dari pembawa acara ICD "angkat gelas tinggi-tinggi, Indonesia negeriku, Lampung kopiku, kopi Lampung berjaya, " ujar pembawa acara.
Pada selebrasi minum kopi tersebut gubernur spontan langsung bersulang dengan mendekatkan gelas yang dipegangnya kegelas Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Budiharto Setyawan dan pejabat lainnya.
Serta para forkopimda juga sangat antusias menegakan gelas yang berisi kopi ke mulutnya untuk meminum kopi.
Para warga yang datang juga diperbolehkan untuk meminum kopi yang tersedia distan secara gratis tersebut.
Wargapun sangat antusias meminum kopi namu tetap mengutamakan protokol kesehatan (prokes).
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan bahwa Pemprov Lampung terus berkomitmen untuk memberikan pembinaan kepada para petani kopi yang ada di Provinsi Lampung.
"Hari ini adalah hari kopi internasional sebagaimana diketahui bahwa Lampung adalah penghasil kopi di Indonesia bahkan internasional," kata Arinal.
Diharapkan juga mutu kopi Lampung ini tetap harus ditingkatkan dan pemprov bersama perbankan akan memberikan bantuan kepada BUMN.
Seperti unit prosesing dan harapannya biji kopi itu bisa langsung menjadi bubuk.
Sehingga nilai tambahnya ada di petani bukan dipengusaha ini yang harus disepakati.