PON Papua 2021
Kisah Pesenam Lampung Sabet Emas di PON Papua 2021, Sempat Goyah dan Ingin Jatuh
Kisah perjuangan pesenam Meiyusi Ade Putra yang menjadi orang ketiga yang menorehkan medali emas untuk Provinsi Lampung. Ia hampir terjatuh depan juri
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pesenam Meiyusi Ade Putra menjadi orang ketiga yang menorehkan medali emas untuk Provinsi Lampung.
Perjalanan selama 2 tahun latihan akhirnya membuahkan hasil yang maksimal mengharumkan nama Lampung dikancah nasional.
Ade sapaan akrab atlet yang langganan mendapatkan medali emas pada ajang kejuaraan senam ini mengungkapkan rasa sukur yang mendalam atas capaian ini.
"Kupersembahkan medali emas ini untuk warga Lampung dan juga keluargaku yang telah mendukung selama ini," kata Pesenam Meiyusi Ade Putra saat dihubungi Tribun Lampung, Selasa (5/10/2021).
Dirinya mendapatkan medali emas pada nomor palang sejajar (parallel bars) yang digelar di Gedung Papua Bangkit Kompleks Lukas Enembe Stadium, Jayapura Papua kemarin.
Baca juga: Paspampres Disebut Lumpuhkan Belasan Drone Saat Pembukaan PON XX Papua 2021
Dipartai final dirinya harus meladeni setiap gerakan-gerakan atlet dari kontingen Provinsi Riau dan tuan rumah Papua.
Pada partai puncak sejak play on pertandingan yang berlangsung sejak 15.30 wib sampai dengan 18.00 wib sangatlah menguras tenaga dan pikiran.
Dari 10 gerakan yang diperagakan dihadapan penonton dan dewan juri, pada gerakan keempat dirinya sempat goyang dan ingin jatuh.
"Jadi pas gerakan keempat itu saya sempat goyang dan ingin jatuh tapi saya bisa fokus lagi. Kalau senam itu yang penting jangan sampai jatuh," kata Ade putra pertama dari pasangan Yunus Sutomo (alm) dan Sri Susilawati.
Baca juga: Viral Video Atlet Gantole PON XX Papua Jatuh di Atap Warga
Karena bisa mengontrol gerakan hingga akhirnya bisa mendulang nilai yang fantastis 13,400 dan melibas kontingen lainnya.
"Meskipuan saya sempat cidera tapi pelatih yang juga sahabat saya Arif Ansari yang selalu memberikan motivasi bagi saya," kata Ade
Maka gerakan yang dilakukan setiap gerakan itu harus dilakukan itu dengan keyakinan dan jaga juang yang tinggi.
Sempat mengalami cidera dan minimal jangan sampai jatuh, kalau jatuh ada pengurangan nilai.
Karena senam itu yang dilihat tingkat kesulitan dan keindahan saat menggerakan tangannya.
Sempat down karena pada nomor kuda pelana dirinya gagal didapatkan medali dan sebagai pelipur lara akhirnya medali emas didapat dari nomor palang sejajar.
Melengkapi capaian yang membanggakan itu yang penting harus bisa menjaga psikis agar tetap tenang dan fokus.
Dijelaskan Ade bahwa dirinya berterima para pelatih, pengprov, Pemprov Lampung hingga KONI Lampung yang telah mendukung keberhasilan ini.
Jika dirinya masih dibutuhkan oleh KONI Lampung pasca PON Papua ini, dirinya siap bersedia menjadi pahlawan olahraga untuk Provinsi Lampung.
Pelatih senam artistik gimnastik Lampung Arif Ansari mengatakan bahwa hasil pertandingan ini sangatlah memuaskan bisa mendapatkan medali emas pada PON XX Papua.
"Jadi tadi kalau instruksinya agar atlet kita Meiyusi Ade Putra bisa meraih emas itu agar tidak ada pengurangan skor, " kata Arif
Tadi totalnya ada 8 atlet kontingen yang berlaga pada cabor senam pada nomor palang sejajar dengan skor akhir 13,400.
Dari 8 atlet tersebut yakni dari Riau ada 2 atlet, Jawa Timur, Sumbar, Sumsel, Lampung dan Papua sebagai tuan rumah menurunkan 2 atletnya.
Jadi tren meraih medali emas ini terus berlanjut dari 4 kali PON yang lalu dan capaian ini sangatlah yang luar biasa.
"Bangga yang pasti kami sebagai pelatih dan memang Ade ini atlet yang paling senior," kata Arif
Atlet juga saat tanding tidak ada beban dan sangatlah enjoy dalam, dan juga tentunya didukung secara langsung diveneu oleh Ketua KONI Lampung M Yusuf Sulfarano Barusan.
Ketua Persani (Persatua Senam Indonesia) Lampung dr Reihana mengatakan bahwa raihan medali emas ini sudah dilakukan persiapan secara matang.
Selain berlatih di dalam negeri dan diluar negeri (eksebisi) juga telah dilakukan dan akhirnya atlet senam Lampung mendapatkan medali emas.
Para atlet sudah melakukan persiapan yang matang, dan atlet tidak boleh over confident.
"Jangan menjadi beban dalam bertanding dan itu yang saya tekankan. Para atlet diminta terus profesional dan mengeluarkan ilmu yang didapat dari luar negeri, " kata Reihana. ( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )