Berita Terkini Nasional
Berdebat dengan Pendemo, Mensos Tri Rismaharini Terlihat Marah
Video Menteri Sosial Risma Marah Dan Cekcok dengan Pendemo viral di media sosial
Penulis: Bambang Irawan | Editor: Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini marah-marah lagi.
Kali ini, aksi marah-marah sang menteri terjadi saat dia kunjungan kerja ke Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (13/10/2021).
Dia terlibat cekcok dengan mahasiswa dan aktivis yang melakukan unjuk rasa terkait penyaluran bantuan sosial (Bansos) di Lombok Timur.
Insiden tersebut bermula saat mahasiswa dan aktivis mencoba mendekati sang menteri namun ditahan petugas keamanan.
Para demonstran kemudian berteriak-teriak dan ingin menemui Risma.
Melihat itu, Mensos Risma menghampiri demonstran tersebut.
Baca juga: Gubernur Gorontalo dan Mensos Risma Akhirnya Saling Memaafkan
Dalam video yang beredar, Mensos Tri Rismaharini meminta para demonstran menyerahkan data laporan yang ingin disampaikan.
"Sekarang mana datamu kalau kamu mau memperjuangkan. Data, sekarang saya minta!" tegas Risma kepada mahasiswa dan aktivis tersebut.
Tapi data yang diminta tidak bisa mereka tunjukkan.
Para demonstran tersebut justru mempertanyakan kenapa Mensos Risma datang ke Green Orry Inn, dimana pemiliknya merupakan salah satu suplier Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Mendengar pernyataan tersebut, Mensos Risma pun marah kepada pendemo tersebut.
”Sebentar. Kamu jangan fitnah aku ya!” kata Risma, sembari menunjuk ke dua pemuda tersebut.
”Bukan (soal) fitnah tidak fitnah ini...” kata pria dalam video tersebut.
Baca juga: Mensos Risma Marahi Warganya, Gubernur Gorontalo Minta Jokowi Tegur Sang Menteri
Dengan pengawalan ketat aparat keamanan, pendemo tersebut terus ingin menyampaikan aspirasinya ke menteri.
Tapi Mensos Risma meminta mereka mendengar penjelasannya.
“Stop. Dengerin. Kamu berhak ngomong, saya juga berhak ngomong!” suara Risma meninggi.
“Ini Lombok Timur buk...” timpal pria tersebut.
“Saya tahu. Kalau enggak (ada) niat baik saya, ngapain saya ke sini, itu yang pertama,” tegas Risma.
“Yang kedua, saya tidak tahu ini suplier atau tidak, saya menteri tidak ngurusin ini,” lanjut Risma.
Dia kemudian meminta para pendemo menyampaikan data-data aduan mereka jika ingin ditindaklanjuti.
”Silahkan data tak terima, sekarang saya tunggu!” tegas Risma, kemudian meninggalkan para pendemo tersebut.
Video tersebut kemudian menyebar luas dan dibagikan berulangkali via pesan WhatsApp.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan, penyebab demonya, gara-gara pertemuan Mensos Risma dilakukan di Green Orry, yang oleh LSM pemiliknya dianggap salah satu suplier BPNT.
“Tapi bu menteri kan endak ngerti dan endak tahu tentang hal itu,” katanya.
Khalik menjelaskan, dalam unjuk rasa tersebut mahasiswa dan LSM menyampaikan sejumlah tuntutan.
Diantaranya, mereka meminta agar Kadis Sosial Lombok Timur diganti.
Minta perubahan data penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan BPNT.
Mereka juga mempertanyakan, kenapa acara kunjungan tidak jadi di kantor bupati Lombok Timur, malah berkunjung ke tempat suplier BPNT.
Terakhir, para pendemo hanya ingin berdialog dengan Kementrian Sosial RI.
Khalik menambahkan, dalam kunjungan kerja ke Lombok Timur, Mensos Risma menghadiri sejumlah agenda.
Seperti pemadanan data keluarga penerima manfaat (KPM).
Mencari tahu apa masalah dan sebab di BRI masih ada bansos PKH dan BPNT yang belum disalurkan.
Kemudian memberikan bantuan kepada KPM PKH yang graduasi, anak yatim yang orang tuanya meninggal karena Covid-19.
Serta memberikan bantuan alat bantu seperti kursi roda dan tongkat bagi kelompok disabilitas.
Tak Masalah Dimarahi
Terpisah, perwakilan demonstran yang dikonfirmasi mengaku tidak bermaksud menghadang kedatangan Mensos Risma.
Mereka hanya ingin menyampaikan aspirasi soal dugaan permasalah bantuan sosial (Bansos) di Lombok Timur.
Padahal ada TKSK yang harusnya jadi pengawas bantuan ini. Tapi malah dibiarkan, mereka takut dicopot kalau bantuannya dihentikan.
Ia ingin menteri turun tangan mengatasi sengkarut bantuan itu.
Karena jumlah penerima di Lombok Timur mencapai 192.000 orang.
Belum lagi saldo di rekening BRI yang selalu kosong, yang seharusnya mencapai Rp 10.000 per rekening.
“Bayangkan berapa yang hilang kalau dikali semua penerima manfaat,” katanya.
Rohman juga mempersoalkan pengalihan kunjungan menteri, yang seharusnya ke kantor Bupati Lombok Timur.
Baca juga: Mensos Risma Murka Dana Bansos Sembako Disunat
Karena di sana mereka sudah menunggu kedatangan menteri.
Justru dialihkan ke desa yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Kota Selong.
“Kami sesalkan, kenapa diarahkan ke tempat itu. Itu kan suplier yang menguasai telur, beras dan sembako lain-lain untuk bantuan BPNT,” tegas Rohman.
Artikel ini telah tayang di TRIBUN-VIDEO.COM dengan judul Detik-detik Mensos Risma Marah di Lombok, Cekcok dengan Mahasiswa & Tantang Pendemo Tunjukkan Data
( Tribunlampung.co.id / Bambang Irawan )