PON Papua 2021
Cerita Petenis Putri Lampung Bela Sumsel, Hijrah karena Ingin Tampil di PON Papua
Di nomor tunggal perorangan, Indah harus bersua unggulan pertama yang mewakili Jawa Timur, Aldila Sutjiadi.
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mungkin belum banyak yang tahu, ada satu petenis Lampung yang berkiprah dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober 2021 lalu.
Dia adalah Indah Septia Putri.
Kok bisa?
Ya, Indah mewakili kontingen Sumatera Selatan.
Baca juga: Turnamen Tenis Danrem 043/Gatam Cup Digelar 17 Februari 2021, Berhadiah Total Rp 17 Juta
Gadis berjilbab ini turun di nomor perorangan dan beregu.
Sayangnya, Indah kurang beruntung.
Di nomor tunggal perorangan, Indah harus bersua unggulan pertama yang mewakili Jawa Timur, Aldila Sutjiadi.
Demam panggung, ditambah dengan panas yang sangat menyengat di lapangan tenis Sian Soor, Kantor Wali Kota Jayapura, membuat permainan Indah tak berkembang.
Ia tak kuasa memberikan perlawanan kepada petenis putri nomor satu Indonesia itu dan menyerah dengan skor 0-6, 0-6.
Baca juga: Tunggu Putusan KPU, Eva Dwiana Isi Waktu dengan Olahraga Lari dan Tenis Meja
Seperti diketahui, langkah Aldila tak terbendung hingga akhirnya meraih medali emas.
Di final, ia menundukkan petenis tuan rumah Priska Madelyn Nugroho dengan skor 6-4, 7-6(10-7).
Hasil yang diraih Indah di nomor ganda putri perorangan juga setali tiga uang.
Indah, yang berpasangan dengan Merliana Mona Rizki, takluk dari duet Papua Barat, Kadek Gita/Nadya Syarifah Rahmah, dengan skor 1-6, 0-6.
Petenis-petenis Jawa Timur, baik putra maupun putri, tampil superior dalam PON kali ini.
Mereka adalah tim bertabur bintang.
Beberapa di antaranya berstatus anggota tim Piala Davis dan Piala Fed Indonesia.
Selain Aldila Sutjiadi, tim tenis putri Jawa Timur juga berisi sejumlah petenis nasional seperti Beatrice Gumulya dan Jessy Rompies.
Sementara di sektor putra, ada nama-nama beken seperti Christopher Rungkat, David Agung Susanto, dan Muhammad Rifqi Fitriadi.
Tak heran jika dari tujuh medali emas yang disediakan, semuanya diboyong ke Surabaya.
Tetap Bangga
Indah memang gagal bersinar pada penampilan perdananya di PON.
Namun, gadis hitam manis ini tetap mensyukuri pencapaiannya.
Sebab, tidak sembarang petenis bisa berlaga di ajang olahraga empat tahunan itu.
Selain tuan rumah, seluruh provinsi harus mengikuti ajang prakualifikasi untuk bisa mendapatkan tiket ke PON, termasuk Lampung.
Gadis kelahiran Kotabumi, Lampung Utara ini pun merasa bangga bisa tampil di PON.
“Bangga pastinya. Soalnya gak gampang bisa lolos ke PON,” ujar Indah saat ditemui Tribunlampung.co.id di lapangan tenis indoor Pemprov Lampung, Sabtu (16/10/2021) lalu.
Putri bungsu pasangan Hasim dan Samiatun ini juga membeberkan alasan di balik keputusannya membela Sumatera Selatan pada PON Papua lalu.
Selain mendapat dukungan besar dari orangtua, Indah merasa hanya melalui cara inilah ia bisa merasakan atmosfer kompetisi di ajang sekelas PON.
“Mungkin hanya dengan ini cara Indah bisa ikut PON,” tuturnya.
Pindah ke Muba
Perjalanan panjang Indah menuju PON berawal Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Musi Banyuasin.
Saat itu, di 2018, seorang pelatih tenis di PPLP Musi Banyuasin bernama Sarwoko menghubungi Indah melalui sang ayah.
“Indah ditawarin pindah sekolah ke Muba. Indah sih mau aja. Orangtua juga setuju,” jelas Indah.
Indah pun membuka lembaran baru karir tenisnya dengan hijrah ke Muba.
SMAN 5 Sekayu menjadi tempat barunya melanjutkan pendidikan.
Selama berstatus atlet PPLP Muba, hari-hari Indah diisi dengan berlatih tenis dan sekolah.
Bersama rekan-rekannya, ia mendapatkan fasilitas makan tiga kali sehari plus uang saku per bulan.
Selepas lulus SMA pada 2020, Indah melanjutkan pendidikan di Politeknik Akamigas Palembang.
Kini ia tercatat sebagai mahasiswi semester 3 Prodi Laboratorium Minyak dan Gas.
Bertabur Prestasi
Jika berkunjung ke rumahnya di Dusun Sripandowo, Desa Candimas, Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara, kita akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan.
Puluhan trofi, medali, dan piagam penghargaan yang bersesakan di dalam rak menjadi bukti kepiawaian Indah mengayunkan raket.
Sebelum menjadi atlet Sumatera Selatan, Indah memang sudah bertabur prestasi.
Namun, gadis berjilbab yang baru saja genap berusia 19 tahun pada 24 September lalu ini meraih semuanya dengan tetesan keringat dan air mata.
Semua keberhasilan Indah berawal dari tangan dingin sang ayah, Hasim.
Indah mulai belajar memegang raket tenis sejak usia delapan tahun.
“Dari umur delapan tahun mulai belajar tenis. Habis itu langsung ikut turnamen-turnamen junior,” kata Hasim.
Namun, kata Hasim, putrinya itu memiliki bakat dan kemauan yang luar biasa.
Tak heran jika dalam waktu singkat Indah sudah bisa meraih prestasi.
Trofi pertamanya didapat Indah saat berlaga dalam turnamen tenis junior di Metro pada Maret 2011.
Bermain di tunggal putri kelompok usia 10 tahun, Indah berhasil meraih peringkat ketiga.
Setahun berselang, Indah memberanikan diri ikut turnamen berskala nasional.
Dalam turnamen Kejurnas Tenis Remaja AFR di Sumsel pada Oktober 2012, Indah menyabet peringkat ketiga KU 10 tahun.
Selanjutnya gelar demi gelar mengalir deras ke tangan Indah.
Hingga kini, Indah sudah mengoleksi puluhan trofi dari turnamen bergengsi selevel kejurnas, mulai dari Sportama, Thamrin Cup, AFR, Medco Energi, dan lainnya.
Bahkan, ia juga pernah mengikuti ajang seleksi Grand Slam Australia Terbuka di Jakarta tahun lalu.
Hasim menuturkan, selama ini ia harus merogoh kocek sendiri untuk membiayai Indah mengikuti turnamen-turnamen tersebut.
Ia pun mensyukuri Indah mampu bersaing dengan meraih gelar juara.
Seiring berjalannya waktu, Hasim mengaku sudah tidak mampu lagi membiayai karier tenis Indah.
“Itulah kenapa saya setuju saat Indah ditawari gabung ke PPLP Muba. Karena saya sudah mentok (biaya),” ujar Hasim.
Menurutnya, semua itu demi kemajuan karir Indah di tenis.
Hasim pun sangat bangga Indah bisa mewakil Sumsel di ajang PON.
“Dia bisa ikut ajang PON aja saya udah bersyukur. Kalo (tetap) di Lampung, gak bisa menjamin,” imbuhnya.
Hasim pun berharap Lampung bisa memunculkan petenis-petenis berbakat seperti Indah.
“Tidak mudah memunculkan Indah-Indah lainnya. Semua tergantung Pelti,” jelas Hasim.
Ia pun mengapresiasi Sirkuit Tenis Junior Lampung yang digelar Pelti.
Baca juga: Penampilan Mulan Jameela Main Tenis Pakai GamisTuai Pujian Netizen
“Dengan adanya Sirkuit Tenis Junior, kami berharap Pelti bisa membina petenis-petenis junior di Lampung,” lanjut dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/indah-septia-putri-1.jpg)