Berita Terkini Nasional

Gibran Sebut Bikin Malu, Tanggapi Insiden Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diklat Menwa

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming menyebut bikin malu ketika tanggapi insiden mahasiswa UNS meninggal saat diklat Menwa.

Penulis: Putri Salamah | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUNJATENG/AGUS ISWADI
Suasana prosesi pemakaman Gilang Endi Saputra pada Senin (25/10/2021) sore. Gibran sebut bikin malu saat tanggapi insiden mahasiswa UNS meninggal ketika ikuti diklat Menwa. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming menyebut bahwa insiden mahasiswa UNS meninggal saat diklat Menwa membuatnya malu.

Diketahui, mahasiswa UNS berinisial GE meninggal saat mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa), pada Minggu (24/10/2021).

GE merupakan warga asal Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar.

Kasus tewasnya mahasiswa UNS saat mengikuti diklat calon anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) menjadi sorotan warga kota Solo.

Tak hanya warganya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming pun ikut menyoroti kasus tersebut.

Baca juga: Nasib Ibu Muda Dilarang Beri ASI kepada Bayinya Selama Seminggu, Padahal Cuma Makan Satu Sendok

Orang nomor satu di Kota Bengawan itu menyebut dirinya akan bertanggung jawab secara penuh atas kasus tersebut.

“Kejadian apapun yang terjadi di Kota Solo itu tanggung jawab saya,” kata Gibran dikutip Tribunnews.com.

Anak sulung orang nomor satu di Indonesia ini mengatakan ia terus berkoordinasi oleh aparat dan rektor kampus UNS untuk mengusut kasus tersebut.

“Sudah nanti saya koordinasikan dengan Pak Rektor, lagi diurus Pak Kapolres. Kita tunggu saja hasil penyelidikan,” ucapnya.

Ia menambahkan, saat ini, dirinya tengah menunggu hasil autopsi korban berinisial GE dari RSUD Moewardi.

Baca juga: Viral Bule Australia Nikahi Gadis Cilegon dengan Mahar Fantastis, Uang Rp 5 Miliar dan Emas 125 Gram

“Kita tunggu saja hasil autopsi seperti apa,” tambahnya.

Gibran sangat menyayangkan kejadian tersebut terjadi di ranah pendidikan Kota Solo.

Ia menyebut dugaan kasus kekerasan yang menyebabkan tewasnya mahasiswa UNS itu sangat memalukan.

“Yang jelas saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini, bikin malu,” ungkapnya.

Gibran pun mengimbau bagi pihak yang melakukan pelatihan fisik untuk tidak berlebihan.

“Jangan berlebihan, jangan sampai kejadian kayak seperti ini terulang lagi,” ucapnya.

Kondisi Tubuh GE Penuh Luka Lebam

Seorang mahasiswa UNS meninggal saat ikut diklat Menwa.

Mahasiswa berinisal GE itu meninggal ketika mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) organisasi Menwa pada Senin (25/10/2021).

GE merupakan warga Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar.

Meninggalnya GE diterima keluarga saat pukul 02.00 WIB.

Keluarga langsung diajak ke RSUD Moewardi untuk menemui GE yang sudah terbujur kaku di ruang jenazah.

Saat dibawa pulang ke rumah, keluarga mengetahui kondisi badan GE dipenuhi luka lebam.

Hal itu diungkapkan oleh paman korban, Sutarno.

“Yang terlihat bagian mata lebah, bawah mata sudah menghitam, bibir juga berdarah. Selain itu juga keluar cairan bening di kepala bagian belakang,” kata Sutarno.

Oleh karena itu, seiring kedatangan polisi ke rumah korban, keluarga akhirnya setuju untuk melakukan autopsi kepada GE.

Sebelumnya, Sutarno mengatakan, saat di rumah sakit keluarga tidak memeriksa kondisi jasad GE.

“Kondisi jenazah memang tidak diperiksa, karena tidak tega inginnya segera dibawa pulang,” ujarnya.

Hingga kini kasus itu tengah diselidiki oleh pihak kepolisian, dan masih menunggu hasil autopsi.

Ada Dugaan Kekerasan, Status Naik Penyidikan

Penyebab tewasnya salah satu mahasiswa UNS Solo berinisial GE (20) saat mengikuti kegiatan diklat Menwa mulai terkuak.

Kabar terbaru, pihak kepolisian telah menyampaikan hasil pemeriksaan dan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Kapolres Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, bahwa tim sudha melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi selama berlangsungnya diklat tersebut.

Ia menyebut polisi memeriksa mulai dari pengurus hingga dosen pembimbing.

“Total ada 18 saksi, dengan rincian 8 peserta diklat, 9 panitia dan 1 dosen,” kata Ade Safari, Selasa (26/10/2021).

Ade menyebut kini kasus tersebut statusnya naik jadi penyidikan.

Hal itu dari hasil penyelidikan di kampus UNS dan kawasan Jembatan Jurung, Bengawan Solo.

“Karena adanya dugaan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia,” ucapnya.

Adapun sejak kasus muncul, penyelidikan dilakukan oleh Satreskrim Polresta Solo, Direskrimum Polda Jateng dan Dokter kesehatan Polda Jateng.

"Jadi peroses penyelidikan dari tim gabungan, ada hasil berita acara klarifikasi beberapa saksi termasuk saksi yang bersama korban saat dinyatakan meninggal dunia," aku dia.

Olah TKP di Beberapa Lokasi

Selain memeriksa sejumlah saksi, polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dibeberapa lokasi.

“Kita mendatangi beberapa lokasi yang menjadi lokasi dilklat,” kata Kasatreskrim Polresta Surakarta AKP Djohon Andika, Senin (25/10/2021).

Lokasi diklat tersebut di antaranya Sekretariat Menwa, Belakang Audiotorum, Gedung Olahraga dan Fakultas Teknik.

“Balik lagi ke sini (Sekretariat Menwa), tapi juga ada yang mengikuti ke kawasan Jurung Bengawan Solo,” tambahnya.

Djohan menyebut saat ini pihaknya belum mengamankan terhadap para saksi yang merupakan anggota Menwa.

“Bukan pengamanan, tapi kami masih minta keterangan-keterangan terkait kegiatan sepanjang dua hari kegiatan Diklat,” katanya.

Selain itu, Djohan memastikan saat ini jenazah GE telah diautopsi di RSUD Dr Moewardi Solo.

"Penyebab masih dalam penyelidikan, termasuk korban sedang dilakukan autopsi, menunggu hasil," ujarnya.

Korban GE Disebut Kesurupan

Penyebab pasti meninggalnya mahasiswa UNS, GE (20) saat mengikuti Diklat calon anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) masih menjadi teka-teki.

Namun kini, keluarganya asal Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar terus mengikuti perkembangan penyelidikan.

Paman korban, Sutarno mengungkapkan kejadian tersebut diawali ketika GE mengikuti kegiatan panjat tebing dalam rangkaian diklat Menwa.

Versi pengurus Menwa UNS kata dia, sempat menyampaikan kronologi kepada keluarga.

"Saat di rumah sakit diceritakan, awalnya ketika GE turun dari tebing menggunakan tali, kemudian lemas," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (25/10/2021).

Lanjut Sutarno, ketika sampai di bawah, GE disebut mengalami kesurupan.

"Di lokasi sempat di ruqyah, habis itu ceritanya seperti apa tidak tahu, tahu-tahu sudah di rumah sakit," terangnya.

Masih belum diketahui secara pasti, penyebab kematian korban, apakah murni karena kecelakaan atau kekerasan alias perpeloncoan saat diklat calon anggota itu.

Sutarno menduga korban meninggal lebih dari dua jam setelah dikabari pada pukul 02.00 WIB.

"Kalau melihat lukanya seperti itu, nggak satu atau dua jam, kemungkinan sudah lama, karena cairan yang keluar dari kepalanya sudah bau," kata dia.

Berdasarkan informasi terbaru dari pihak keluarga, diduga korban sudah meninggal pada hari Minggu (24/10/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kemungkinan, saat masih di lokasi kejadian, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

"Korban baru dibawa ke rumah sakit, sebelum akhirnya kabar duka tersebut terdengar oleh keluarga," aku dia.

Seluruh Kegiatan Organisasi Kampus Dihentikan

Imbas dari kematian GE usai Diklat Menwa berimbas pada seluruh kegiatan organisasi kampus yang dihentikan sementara.

Hal itu disampaikan Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof Ahmad Yunus saat mendatangi rumah duka GE, Senin (25/10/2021).

"Semua kegiatan mahasiswa sementara kita hentikan, tidak hanya Menwa, namun semuanya, namun tidak sampai dibekukan," ujar dia, dikutip dari TribunSolo.com.

Yunus mengatakan pihak kampus menyerahkan seluruh proses penyidikan kepada kepolisian.

Ia berharap penyebab kematian GE akan terungkap jelas.

"Kita sedang menunggu hasil autopsi dan penyelidikan dari kepolisian, semoga bisa terungkap penyebab meninggalnya GE," terangnya.

Sementara itu, ketika menyampaikan belasungkawa pada keluarga, Yunus mengatakan sosok GE adalah mahasiswa yang cerdas dan berprestasi.

Dikatakannya, GE memiliki akhlak baik serta aktif dalam berbagai program sekolah vokasi.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa UNS Solo Tewas Saat Ikut Diklat Menwa Menurut Panitia

"GE merupakan mahasiswa yang pintar, cerdas, rajin dan berprestasi," kata dia. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved