Kesehatan

Halo Dokter, Apakah Panu Bisa Menular?

Berikut ini penjelasan penyakit panu yang kerap disebut bisa menular. Padahal panu tidak semudah itu menular, kecuali kalau memiliki faktor genetik.

Editor: Hanif Mustafa
Kompas.com
Ilustrasi panu. Berikut ini penjelasan Halo Dokter terkait penyakit panu yang kerap disebut bisa menular. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Simak berikut ini penjelasan penyakit panu yang kerap disebut bisa menular.

Panu tergolong penyakit kulit yang kerap dialami setiap orang.

Normalnya di tubuh kita ada jamur malassezia.

Jika ada faktor genetik, serta tubuhnya berkeringat dan lembap, jamur tersebut bisa menginfeksi kulit.

dr Desidera Husadani SpDV dari Klinik Skin Rachel mengatakan, jika jamur tersebut menginfeksi akan menimbulkan penyakit kulit bernama panu.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Pleuritis dan Metode Pengobatannya

Panu bisa muncul di kulit tubuh mana pun yang tertutup.

Jarang sekali panu muncul di bagian tubuh yang terbuka.

“Jadi kalau ada yang bilang panu muncul di wajah, itu salah. Kalau ada bercak putih, merah, atau kecokelatan pada wajah, itu bukan panu,” jelas Desidera Husadani, Kamis (28/10/2021).

Dia menjelaskan, ciri-ciri panu adalah bercak berwarna putih, merah, atau kecokelatan.

“Bercak  tersebut bersisik halus dan bisa terasa gatal. Apalagi jika tubuh sedang berkeringat, gatal tersebut bisa semakin terasa," bebernya.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Faringitis dan Cara Pemulihannya

Banyak yang mengira panu adalah penyakit menular.

Dikarenakan takut tertular, banyak yang tidak mau berenang dan kontak fisik dengan orang yang memiliki panu.

Padahal panu tidak semudah itu menular, kecuali kalau kita memiliki faktor genetik panu.

Kalau sudah mengalami panu sebaiknya segera datang ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pengobatan yang diberikan dokter adalah obat minum dan obat oles antijamur.

Bisa juga mandi dengan sabun antijamur yang dijual di pasaran. 

"Setelah mendapatkan pengobatan, panu akan sembuh dengan cepat. Tapi bercak putih, merah, atau kecokelatan baru hilang dalam waktu tiga bulan," ucap Desidera.

Hati-hati jika sudah sembuh dari panu.

Tidak menutup kemungkinan panu akan kembali lagi.

Untuk mencegahnya, mandi dengan sabun antijamur sebulan dua kali. 

Selain itu, segera mandi jika tubuh berkeringat.

“Jangan ditunda-tunda. Kalau ada yang mengatakan langsung mandi saat keringatan akan menyebabkan panu. Itu hoaks. Justru kalau tidak segera mandi akan sebabkan panu,” ungkap Desidera Husadani.

Penyebab Panu

Dilansir dari Healthline, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab Panu, di antaranya:

1. Cuaca panas dan lembab.

2. Keringat yang berlebihan.

3. Kulit berminyak.

4. Lemahnya sistem kekebalan tubuh.

5. Perubahan hormonal.

Penyakit kulit ini dapat menyerang siapapun, tanpa pandang bulu.

Artinya, semua latar belakang etnis, muda, ataupun tua bisa terserang Panu.

Namun umumnya, Panu lebih sering menyerang remaja dan dewasa awal.

Gejala Panu

Umumnya, Panu ditandai dengan bercak putih pada kulit.

Selain itu, gejala Panu juga bisa ditandai dengan kulit yang menjadi lebih kering, gatal, dan bersisik.

Pada orang yang berkulit gelap, Panu akan menyebabkan warna kulitnya menghilang atau yang disebut dengan hipopigmentasi.

Selain itu, perubahan kulit yang menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi) juga bisa terjadi.

Dikutip dari Kompas.com, terdapat tambahan gejala Panu seperti:

1. Warnanya lebih terang (umum) atau lebih gelap dari kulit normal.

2. Muncul dalam warna merah muda, merah, atau cokelat.

3. Cenderung menghilang dalam cuaca yang sejuk dan kurang lembab.

Perawatan Panu

Dalam perawatan Panu ringan, umumnya dokter akan memberikan krim atau obat anti jamur.

Obat-obatan itu juga dijual secara bebas di apotek.

Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa obat bebas yang umum digunakan dalam perawatan Panu, di antaranya:

1. Krim atau lotion Clotrimazole (Lotrimin AF).

2. Krim Miconazole (Micaderm).

3. Selenium sulfide (Selsun Blue) 1 persen lotion.

4. Krim atau gel Terbinafine (Lamisil AT).

5. Sabun seng pyrithione.

Namun perlu diperhatikan, cuci dan keringkan area yang terkena paru saat menggunakan obatan bebas tersebut.

Kemudian, berikan olesan tipis sekali atau dua kali sehari selama kurang lebih dua minggu.

Bila menggunakan sampo, bilas setelah 5-10 menit.

Selain itu, bisa juga menggunakan obat Panu dosis tinggi hasil resep dokter.

Penggunaannya baru bisa dilakukan setelah kulit yang terserang Panu tak memberikan respons baik terhadap obat antijamur yang dijual bebas.

Dalam hal ini, ada beberapa obat dosis tinggi yang dioleskan, tetapi ada juga yang ditelan.

Contoh obat antijamur resep dokter, di antaranya:

1. Ketoconazole (Ketoconazole, Nizoral, lainnya) krim,

2. Gel atau sampo Krim, gel, atau sampo Ciclopirox (Loprox, Penlac).

3. Flukonazol (Diflucan) tablet atau larutan oral.

4. Tablet, kapsul atau larutan oral Itraconazole (Onmel, Sporanox).

5. Selenium sulfide (Selsun) losion atau sampo 2,5 persen.

Bila obat tersebut berhasil, biasanya akan menyebabkan kulit tidak merata selama beberapa waktu, bahkan hingga berbulan-bulan.

Infeksinya juga bisa muncul kembali dalam cuaca panas dan lembab, sehingga perlu mengonsumsi obat sesekali dalam sebulan demi pencegahan.

Selain menggunakan obat, cara mengobati Panu juga bisa dilakukan dengan mengatur kebiasaan sehari-hari, misalnya:

1. Menghindari menggunakan produk kecantikan yang membuat kulit berminyak.

2. Kurangi paparan sinar matahari agar tidak memperburuk infeksi jamur penyebab Panu.

3. Gunakan sampo anti-jamur sebelum keluar rumah.

4. Gunakan tabir surya setiap hari.

5. Menghindari pakaian ketat.

Penggunaan minyak esensial juga dipercaya dapat membantu pengobatan Panu.

Melansir dari Healthline, beberapa minyak esensial dari tanaman seperti citronella, geranium, serai, peppermint efektif dalam melawan jamur.

Minyak pohon teh (tea tree oil) juga termasuk minyak esensial lain yang telah memiliki kemampuan antijamur.

Sedangkan minyak kayu manis, oregano, cengkeh, dan mint adalah beberapa minyak esensial yang memiliki sifat antimirkoba yang kuat.

Pencegahan terserang Panu

Untuk mencegah terkena Panu, berikut ini langkah yang dapat dilakukan:

1. Menghindari panas berlebihan.

2. Menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Bisul dan Cara Mengobatinya

3. Menghindari keringat berlebih agar tubuh tidak mudah terinfeksi jamur penyebab Panu. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika / Jelita Dini Kinanti )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved