Lampung Tengah
Cerita Anak Nenek Suzanni di Lampung Tengah Mahir Bahasa Prancis
Surami (64), anak pertama Suzanni, mengatakan, ia bersama delapan adiknya tak memiliki banyak kesempatan untuk belajar bahasa Prancis dari sang ibu.
Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Kisah nenek asal Lampung Tengah mahir berbahasa Prancis menjadi viral.
Nenek tersebut bernama Suzanni (81), warga Dusun Mulyo Katon, Kampung Toto Katon, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.
Namun, kemahiran Suzanni tidak menurun ke sembilan anaknya.
Surami (64), anak pertama Suzanni, mengatakan, ia bersama delapan adiknya tak memiliki banyak kesempatan untuk belajar bahasa Prancis dari sang ibu.
Baca juga: Apa Itu Kata Imbuhan Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
"Kami semua gak ada yang bisa ngomong pakai bahasa Prancis. Karena Ibu dulu sejak kami kecil hingga dewasa berjualan ke pasar. Bahkan Ibu jualan dulu sampai ke Metro," terang Surami di kediamannya, Senin (1/11/2021).
Surami menuturkan, kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan memaksa ia dan adik-adiknya ikut mencari penghasilan.
Namun, Surami mengaku kerap menanyakan arti kata bahasa Prancis yang diucapkan sang ibu.
"Ada beberapa kosakata yang memang sering diucapkan ibu kalau sedang ngobrol dengan kawan-kawannya, seperti mercy (terima kasih)," katanya.
Surami menceritakan, pernah terjadi situasi canggung yang membuatnya kerepotan ketika kedatangan wartawan asal Prancis pada 2018 lalu.
Baca juga: Apa Itu Sinonim dalam Bahasa Indonesia?
"Pernah datang ke sini (Punggur) wartawan Prancis dua orang. Mereka memang mencari tahu kerabat orang-orang Kaledonia yang terpisah dari keluarganya yang pulang ke Indonesia," jelasnya.
Saat itu, kata dia, sang ibu sedang berjualan di pasar.
Surami mengalami kesulitan berkomunikasi dengan tamu asal Prancis itu.
Alhasil, baik Surami maupun wartawan asal Prancis itu hanya bisa terdiam.
"Jadi kami hidangkan singkong rebus. Dia bilang pakai bahasa Prancis: jouissance (nikmat). Saya jawab juga: yes, jouissance (ya, nikmat)," kenangnya sambil tertawa.
Ketika sang ibu pulang dari pasar, kata Surami, tamu tersebut baru bisa mendapat lawan bicara.