Berita Terkini Nasional

Rahasia Nenek Fasih Berbahasa Prancis di Lampung Tengah, 'Sehari-hari Pakai Bahasa Prancis'

Kisah seorang nenek fasih berbahasa Prancis yang tinggal di Lampung Tengah sontak menarik perhatian masyarakat. 

Editor: Kiki Novilia
tribun lampung / syamsir alam
Nenek Suzzani saat ditemui di kediamannya di Dusun Mulyo Katon, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Rahasia Nenek Fasih Berbahasa Prancis di Lampung Tengah, 'Sehari-hari Pakai Bahasa Prancis'. 

"Kami sebagai Nyauli (bahasa Prancis untuk sebutan warga keturunan) saat itu ada beberapa kepala keluarga diberangkatkan ke Lampung pada tahun 1953, dan sebagian lagi ditempatkan di Pagar Alam (Sumatera Selatan)," terangnya.

Sebagai Nyauli bahkan Suzzani masih mengurus paspor di imigrasi untuk berpindah kewarganegaraan hingga awal tahun 1990an, dan saat ini ia telah menjadi warga negara Indonesia sepenuhnya.

Setelah menetap di Punggur, Suzzani hanya menggunakan bahasa Prancis kepada kepada ketiga saudaranya, sang ayah dan juga beberapa Nyauli lainnya yang diberangkatkan dari Kaledonia ke Lampung.

"Sehari-hari sampai beberapa tahun di Indonesia kami hanya menggunakan bahasa Prancis. Kami hanya berinteraksi dengan Nyauli lainnya, dan sangat sedikit sekali menguasai kosa kata Bahasa Indonesia," terangnya.

Setelah hampir 10 tahun di Indonesia, barulah Suzzani mulai terbiasa dengan Bahasa Indonesia, dan mulai berinteraksi dengan teman-temannya yang asli pribumi dengan bahasa Indonesia dan Jawa.

"Saya belajar bahasa Indonesia  dan bahasa Jawa dengan orang-orang tua, karena saya takut kalau dengan teman yang seusia dikerjain (mengunakan bahasa kasar). Bahkan saya belajar bahasa Indonesia dan Jawa itu satu persatu saya hafalin dan berani diucapin," ingatnya.

Suzanni mengatakan, bahwa saat ini dirinya masih sering berkomunikasi dengan teman sewaktu di Kaledonia yang juga ditempatkan di Punggur namun berbeda kampung dengannya. Namun, kebanyakan dari mereka, kata Suzzani, sudah meninggal dunia dan sudah sulit diajak berkomunikasi.

Berpuluh-puluh tahun terpisah dengan dua saudaranya yang lain yang masih tinggal di Kaledonia, nenek Suyan mempunyai kesempatan kembali lagi ke tanah kelahirannya itu pada 2018 lalu dan ia bersilaturahmi dengan keluarga besarnya di sana.

Di Noumea, Suzzani mengaku masih banyak mengenal nama tempat dan jalan meski saat ini sudah banyak berubah dengan berdirinya bangunan gedung di negara itu.

Baca juga: Pinangan Ditolak, Pria Bunuh Ayah Kekasih Sendiri

Saat ini, nenek yang ramah dan murah senyum ini banyak menghabiskan masa tuanya di sebuah rumah sederhana di Dusun Mulyo Katon, Kampung Totokaton, Kecamatan Punggur bersama 9 anak, 17 cucu beserta puluhan cicitnya.( Tribunlampung.co.id / Syamsir Alam )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved