Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Dermatitis dan Seperti Apa Gejalanya
Dermatitis menjadi penyakit kulit yang kerap dialami banyak mansyarakat. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat terserang dermatitis.
a. Terpaan polusi berbahan kimia, seperti di pabrik, restoran, hingga taman.
3. Faktor risiko dermatitis dishidrotik meliputi:
a. Keringat berlebihan.
b. Terlalu lama terkena air atau iritasi.
c. Tinggal di iklim yang hangat.
Perawatan dermatitis
Dalam mengobati dermatitis, perawatannya harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan gejala serta penyebab dermatitis.
Dilansir dari Healthline, biasanya dokter akan menyarankan beberapa beberapa hal di bawah ini:
1. Konsumsi obat untuk mengurangi alergi dan gatal, seperti antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl).
2. Melakukan fototerapi.
3. Menggunakan krim topikal dengan steroid, seperti hidrokortison untuk meringankan rasa gatal dan peradangan.
4. Menggunakan krim atau lotion untuk mengatasi kulit kering.
Sementara pemberian antibiotik biasanya hanya diberikan jika infeksi telah berkembang pesat.
Namun ada juga cara mengobati dermatitis yang dapat dilakukan di rumah.
Hal itu dengan mengoleskan kain dingin dan basah ke kulit untuk meringankan rasa gatal dan tidak nyaman akibat dermatitis.
Dermatitis juga bisa kambuh saat mengalami stres. Adapun beberapa terapi alternatif yang bisa membantu mengurangi stres, antara lain:
a. Akupuntur.
b. Pijat.
c. Yoga.
Sementara untuk mencegah dermatitis yang memburuk disarankan untuk menghindari menggaruk area yang terkena penyakit kulit tersebut.
Selain itu, menggunakan sabun berbahan lembut dan air hangat untuk mencegah kulit kering.
Baca juga: Halo Dokter Apa Itu Panu, Berikut Penjelasannya
Pencegahan dermatitis juga dapat dilakukan melalui penggunaan pelembab berbahan dasar minyak untuk kulit yang sangat kering. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )